Satu Islam Untuk Semua

Sunday, 20 January 2019

Tanya Jawab Tasawuf Bersama Haidar Bagir (Bagian 4)


islamindonesia.id – Tanya Jawab Tasawuf Bersama Haidar Bagir (Bagian 4)

 

Pada artikel Tanya Jawab Tasawuf Bersama Haidar Bagir bagian ke-4 ini redaksi akan menampilkan tanya-jawab tentang Akhlak dan Amal, dan Politik.

Adapun pada artikel seri-seri sebelumnya, redaksi menambahkan pertanyaan dan jawaban susulan sesuai dengan kategorinya. Bagi para pembaca yang telah membaca seri-seri sebelumnya, dapat melihatnya kembali.

Baca Juga:

 

Akhlak dan Amal

T: prof, bagaimana supaya kita termotivasi utk melakukan sesuatu yg bermanfaat, karena kadang suka males2an..

J: Ingat ancaman Allah pd org yg kufur, kufur atas kemampuan yg Allah berikan, dan kufur kpd waktu. Juga ingat besarnya imbalan yg Allah berikan kpd org yg berihsan (beramal dg se-sempurna2nya)…

T: Prof knp sampai saat ini saya msh susah sekali mengendalikan hawa nafsu(amarah) gimana caranya agar dihina tdk gentar disakiti tdk sedih dan tetap berbuat baik meski dijahati

J: Taklukkan egoisme (keakuan) dan kesombongan diri. Jadilah faqir di hadapan Allah. “Kefakiran adlh kebanggaanku,” kata Nabi saw

T: Apakah islam percaya dgn adanya karma ? Mohon pencerahannya..???

J: Islam percaya semua kebaikan & kejahatan ada balasannya. Bisa di dunia – stdknya dlm bentuk kebahagiaan bagi yg baik & kesedihan bagi yg buruk. Ada tajassum al-a’mal (transformasi amal menjadi makhluk baik & buruk, tergantung baik-buruk amal) di Barzakh & surga-neraka di akhirat

T: Dan bila ada balasan di dunia apakah itu yang di sebut karma ? Beda bahasa tapi sama pengertianya Abah ? Maaf saya manggil abah supaya lebih dekat aja seperti budaya kami di banjarmasin kalau ada yang memberi wejangan Ilmu Agama disebut dengan Abah. Contohnya Abah guru Sekumpul

J: Ya, memiliki kemiripan…

T: Prof, saya pernah dikasih pencerahan oleh seseorang yg bertasawuf. Mengenai masalah nafsu.. Dia bilang “nafsu itu bisa diajak beribadah, bukanya beribadah karena nafsu” Bagaimana pandangan prof tentang itu ?

J: Ya, nafsu yg telah mencapai tingkat muthmainnah setelah ditaklukkan…

T: Tanya Pak Prof, seorang suami yang memberi makan keluarga nya dengan uang hasil korupsi apakah anak istri nya juga akan kebagian dosa dari perbuatan sang suami?

J: Tidak, in sya’ Allah. Tak seseorang menanggung dosa org lain…

T: Baik pak prof. Tapi satu pertanyaan lagi pak prof, apakah berarti perbuatan korupsi sang suami itu  dosanya tidak melekat pada uang yang ia korupsi? Terimakasih sebelumnya atas pencerahan nya

J: Tidak, in sya’ Allah. Dosanya melekat pd pelaku. Tapi, jika kita tahu, baik jika diingatkan & didukung utk menghindari korupsi

T: Habib, akhir2 ini saya melihat banyak habaib, ulama, kyai, yg dicaci maki, dihina. Namun beliau2 ini trs membuat statmen yg ujungnya para netizen mencaci dan menghina beliau2. Dalam hati saya bilang, apa ini yg dinamakan sufi mulamatiyah, seorang sufi yg suka bila dicaci/dihina.

J: Seorang yg belajar/menjalani hidup kesufian hrs siap direndahkan org. Justru itu dianggap pelajaran utk rendah hati. Spt Ibrahim ibn Adham, dia gembira ketika kepalanya ditendang & tubuhnya diseret keluar oleh penjaga masjid…

T: salam habib. bila seseorng sudah sangat berusaha menjauhi larangan agama dan menjalankan kewajiwaban dan menjalani ibadah dengan maksimal, (beserta nafilah2) apa masih butuh dengan amalan2 khusus yg dianjurkan kelompok2 sufi?

J: Tidak ada kata sempurna mutlak utk beribadah. Kalau pun kuantitas cukup, kualitas bisa terus ditingkatan. Amalan2 kaum sufi membantu kita utk meningkatkan kualutas amal ibadah kita…

T: Apa bedanya qolbun dg fuad?

J: Qalb itu masih bisa ber-bolak-balik (yanqalib). Sdg fuad adh stabil sbg daya ruhaniah…

T: Ya Habib, Sedikit bicara, sedikit makan, dan sedikit tidur… bagian dari suluk? Apakah tidak berbahaya untuk kesehatan jika selalu kurang tidur?

J: Sedikit di situ maksudnya tak lebih dari seperlunya. Yakni dlm konteks kecenderungan org utk makan banyak, tidur banyak, dan berbual banyak

T: Assalamualaikum, Bib. Mau tanya di dalam buku Tazkiyatun Nafz dikatan dalam beribadah kira nya ada “Harap dan Cemas” Berharap agar ibadah di terima Allah dan merasa cemas jika Allah tdk menerima ibadah tsb.. ketika rasa cemas tsb apakah itu bukan prilaku su’udzon terhadap Allah..?

J: Tidak diterima Allah itu bukan karena Allah tidak mau menerima. Tapi karena ibadah kita yg tidak memenuhi syarat lahir & batinnya itu tidak sampai kpdNya…

T: Assalamualaikum pak, mau minta saran tpi maaf oot. Pacar saya murtad jadi agnostic setelah baca buku2 ttg sejarah manusia, Islam, dan sains seperti “Sapiens”, “Homo deus”, “Guns, Germs and Steel”, “Kebenaran yang hilang”, “Muhammad – Karen Armstrong”. Saya harus gimana ya pak?

J: Saya baca semua itu & merasa tambah beriman (apalagi Muhammad-nya KA-Karen Armstrong-red)? Saya khawatir dasar bacaaan2nya sblmnya tak luas. Pdhl itu yg perlu diambil itu deskripsi orisinalnya ttg sejarah manusia. Bukan soal Tuhan itu ada/nggak? Bantu dg baca buku ahli2 beriman yg tak kalah saintifik

T: Bib, bertasawuf ketika sedang kaya bagaimana caranya?

J: Jadikan kekayaan abg milik (dlm kendali) kita. Jangan biarkan kekayaan memiliki (menguasai) kitq. Manfaatkan kwlwbihan yg kita miliki utk membantu org susah…

T: Prof dakwah nabi saw 13 tahun di makkah konon untuk menanamkan Aqidah. Bagaimanakah kaitannya dgn tasawuf dan tarekat?

J: Justru, yg saya tahu, selama di Makkah itu utk menanamkan kemanusiaan dan akhlak. Yg di-address adlh manusia scr keseluruhan, bukan hanya org2 beriman spt ketika di Madinah. Sangat sejalan dg tasaquf. Wallaah a’lam

 

Politik

T: Ada konsep tasawwuf tentang politik gk bib?

J: Tasawuf umumnya menghindari politik praktis. Perannya dlm politik adlh sbg sumber bimbingan moral & spiritual. Tapi tak jarang sufi bangkit membela kaum tertindas sbg bagian dari tanggung jawab spiritual & moral mrk

T: Kiri kira, terkait perpolitikan d Indonesia dan hub dengan tanggung jawab spiritual dan moral, apakah beliau beliau skrng ikut andil, atau ikut terlibat dlm politik saat ini bib?

J: Di setiap saat dan zaman selalu ada awliya’, baik tampak atau pun tersembunyi (mastur). Dg satu & lain cara mrk terlibat membimbing umat & mengelola urusan…

T: Bagaimana pendapat guru jika semua umat Islam di Indonesia “bertasawuf”. Apakah pemerintahan negara ini diserahkan kepada yg tidak bertasawuf?

J: Seharusnya setiap org, berada/bekerja di mana pun, memiliki orientasi spiritual yg menjadikan pikirannya lurus, jiwanya sehat, dan ruhnya memimpin keberadaannya di bumi. Inilah tasawuf

Selesai.

 

PH/IslamIndonesia/Photo: caknun.com

 

2 responses to “Tanya Jawab Tasawuf Bersama Haidar Bagir (Bagian 4)”

  1. Akbar says:

    1. Apakah makna dari Rasulullah nabi yg terakhir?
    2. Benarkah amal ibadah itu dapat di ketauhi diterima dan ditolaknya?
    3. Apa makna dari kalmat ini, “jika engkau memberi bukan berarti engkau telah memberi, tetapi itulah bukti bahwa engkau telah diberi.
    mohon penjelasannya. Trima kasih.

  2. Akbar says:

    Saya ingin bertanya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *