Satu Islam Untuk Semua

Sunday, 13 January 2019

Tanya Jawab Tasawuf Bersama Haidar Bagir (Bagian 1)


islamindonesia.id – Tanya Jawab Tasawuf Bersama Haidar Bagir (Bagian 1)

 

Haidar Bagir di dalam akun Twitter-nya pada Jumat (11/1) membuka sesi tanya jawab tentang Tasawuf. Pertanyaan-pertanyaan yang masuk dari publik beragam, sehingga redaksi berusaha memilahnya berdasarkan kategori-kategori.

Pengkategorian tersebut tidak sepenuhnya tepat karena seringkali suatu pertanyaan saling beririsan dengan pengkategorian lainnya. Namun demikian itu tetap kami lakukan agar pembaca lebih mudah menyimaknya.

Pengkategorian yang dimaksud adalah: Tasawuf (secara umum), Thariqah, Memilih Guru (Mursyid), Tuhan dan Penciptaan, Tokoh-tokoh Sufi, Dzikir, Akhlak dan Amal, Politik, dan Mimpi.

Karena pembahasannya cukup panjang dan luas, maka redaksi akan membagi artikel Tanya Jawab Tasawuf Bersama Haidar Bagir ke dalam beberapa seri. Bagian pertama akan menampilkan tentang Tasawuf dan Thariqah.

Catatan lainnya, beberapa pertanyaan dan jawaban kami edit secara minor (karena terdapat salah ketik/typo) dan ada beberapa penambahan keterangan yang diperlukan. Selamat menyimak.

 

Tasawuf

Tanya (T): Tasawuf itu apa Bib? Barangkali bs dikaji dr awal dst… Pengenalan dulu bib

Jawab (B): Ada ceramah saya, sdg terus ditambah di playlist youtube pesantren tasawuf virtual nur al-wala (silakan klik link ini -red)

T: seberapakah penting/utama ilmu/amalan tasawwuf dlm kehidupan ini ?

J: Bersyariat perlu bertasawuf agar menjalankannya tak berhenti pd yg lahir, melainkan sampai ke batin

T: Prof, dalil qath’i kewajiban belajar tasawuf apa ya?

J: Tasawuf adlh pembersihan hati. Al-Quran menyatakan “berbahagialah org yg membersihkan hatinya” (Kemungkinan Surat Al-A’la Ayat 14 atau Surat Asy-Syams Ayat 9-red). Juga di antara tugas Rasul saw, spt difirmankanNya, adalah membersihkan (hati)mu…

T: Prof, katanya tasawuf bisa bikin sesat ya?

J: Semua bisa bikin sesat kalau kita pahami scr keliru. Maka kita hrs belajar dg benar, dari sumber yg sah, lbh bagus jika dibimbing dg ulama yg ahli…

T: Perbedaan cinta dan nafsu dalam pandangan sufi atau tasawuf gmna pak ????

J: Cinta itu ditandai dg kesiapan berkorban utk org lain, nafsu dg menuntut bagi ego sendiri

T: Prof, tasawwuf seringkali mnjdikan batas suci antara islam dan agama2 lain menjadi kabur. Bgmana menurut pandangan prof? Jazaakalloh kheir ?

J: Tidak juga. Mmg tabiat tasawuf itu inklusif, tapi para sufi tetap meyakini kesempurnaan agamanya…

T: Pak, bagaimana tasawuf memandang “klaim kebenaran” pada agama-agama?

J: Kata Ibn Arabi, Islam itu spt sinar matahari, agama lain spt cahaya bintang. Kedua2nya sinar. Tapi, ketika sinar matahari, cahaya bintang terserap di dalamnya. Semua agama dari Allah, tapi Islam adlh agama yg plg sempurna…

T: Prof, dalam perspektif tasawwuf, apakah hanya Dien Al Islam lah satu satunya jalan keselamatan? Atau semua agama “sama”? Sama sama jalan kebenaran?

J: Dlm keyakinan keislaman saya, yg diperkuat oleh pemahaman saya ttg tasawuf, org2 baik dan ikhlas dari penganut agama lain punya peluang yg sama utk selamat. (Sila baca pembahasannya di buku saya, Islam Tuhan, Islam Manusia)

T: Bib buku-buku/tulisan tentang tasawuf kok susah dipahami ya? Apa karena pengalaman spiritual si sufi yg diungkapkan dg bahasa yg melangit? Sementara org awam tdk pernah mencapai pengalaman spiritualnya. Jadi khawatirnya mengalami misinterpretasi. Nuwun Bib. 🙂

J: Tidak semua buku tasawuf sulit. Ada Ihya’nya Imam Ghazali, buku2 Hb. Abdullah Haddad, dll…

T: Pak Bib, saya seorang PNS..bisakah tasawuf diimplementasikan dlm kehidupan ini? Buku apa yg bisa sy baca sebagai pemula dan seorang PNS ini?…nuwun

J: Ihya’ Ulumiddin… (Kitab karya Imam Ghazali-red)

T: Dulu buku2 bapak terkait filsafat dan akal pak, kenapa sekarang banting stir ke ranah tasawuf pak?

J: Tidak juga, dari awal saya menulis ttg tasawuf. Sesekali ttg filsafat. Keduanya memang bidang saya… ?

T: Apa perbedaan filsafat dan tasawuf,prof ? @Haidar_Bagir

J: Filsafat menerapkan prosedur memahami scr logis, tasawuf dg dzawq (pengecapan spiritual). Daya filsafat adlh akal rasional (yg lurus), daya tasawuf adlh hati (bersih). Keduanya slg mendukung.

T: Bukannya filsafat dan tasawuf bertolak belakang pak? Jarang sekali ada orang yang menguasai kedua bidang ini sekaligus pak, biasanya pasti salah satunya, apa benar begitu pak?

J: Tasawuf tak bertolak belakang dg filsafat. Keduanya slg mendukung. Yg satu mengandalkan dzawq (pengecapan spiritual) yg lain rasio. Bahkan irfan adlh tasawuf filisofis…

T: sudah pesen bukunya dihari pertama pre order semoga beberapa pertanyaan saya ada jawabannya dibuku bapak (Dari Allah menuju Allah-red), ada 1 yg sangat saya pengen tanyakan kepada yg belajar tasawuf malah menjauh dr kehidupan sosial masyarakat?

J: Itu salah. Tasawuf didirikan atas cinta. Sufi akan berorientasi memberikan kontribusi pd kehidupan…

T: Ada ilmu tasawuf buat mengajarkan kepada wanita, karena sepengetahuan saya lebih sulit bagi mereka para wanita untuk lebih bahagia dengan apa yang mereka miliki sekarang bib, apakah mereka (wanita) akan tetap selalu merasa kurang dan ingin lebih dari yang lain? Terima kasih

J: Tasawuf adlh utk pria dan wanita. Bahkan shrsnya wanita yg baik lbh berbakat jadi sufi, ketimbang laki2. Karena tabiat wanita scr fitri lbh dekat kpd prinsip kasih-sayang/cinta dlm tasawuf…

T: Maaf ustadz apa pandangan ustadz sama paham yg menilai negatif sufisme?

J: Saya justru berharap banyak pd tasawuf dlm menjadikan kemanusiaan kita – yg sdg dlm krisis skrg – lbh baik…

T: Mhn izin bertanya pak,apakah diantara sahabat utama rasulullaah ada yang mempraktekkan tasawuf?

J: Tasawuf itu pembersihan hati demi melahirkan kecintaan pd Allah, ibadah yg ihsan, dan akhlak mulia kpd sesama. Rasul dan para sahabat-besarnya adlh teladan para sufi dlm hal ini…

T: Prof…saya masih blm bisa memahami antara syari’at dan tasawuf….orang tasawuf bilang sdh tidak membicarakan sah atau tdk suatu ibadah, sedangkan orang syari’at bilang syari’at harus ditegakkan. Bagaimana penjelasannya?

J: Tidak, keduanya tak boleh bertentangan. Sama spt syariat, ibadah hrs memenuhi syarat2 sah & wajibnya. Tapi tasawuf ajarkan agar ibadah tak berhenti di lahir saja, melainkan juga menyelenggarakan aspek2 batinnya: keterlibatan hati (khusyuk), akhlak mulia, kebaikan hati, dll

T: Saya mendengar dua istilah tentang tasawuf di Indonesia.neo-sufisme dan urban sufisme. Bagaimana kita membedakan antara keduanya. Mohon pencerahan syaikh.

J: Neosufisme kebetulan banyak (mulai) berkembang di perkotaan

T: kenapa tidak jadi sufi pak? apa ada hal dari sufisme yang bapak kurang berkenan?

J: Mau sekali jadi sufi?, cuma masih terlalu jauh. Dari sana karena terlalu banyaknya kekurangan….

 

Thariqah

T: Habib, sejauh apa hubungan Thariqah dan Tasawuf? Sepanjang mata membaca & telinga mendengar Saadah Sufiyah mayoritas adalah pengamal tarekat dan bahkan pendirinya. Dan apakah dibenarkan ber-suluk/mengamalkan wirid tertentu yg diterima melalui media mimpi?

J: Thariqah scr istilah srg diidentikkan dg tasawuf. Tapi kata itu srg diartikan sbg sufi order (organisasi kesufian). Setahu saya, bertasawuf tak hrs bertarikat. Tapi bertarikat bermanfaat utk slg mendukung dlm melazimkan riyadhah/mujahadah. Aplg jika dpt mursyid yg memenuhi syarat

T: Salam bib. Hendak bertanya. Apakah cara mereguk tasawuf hanya bisa dilalui melalui tarekat? Tabik. ?

J: Tidak, setahu saya. Memiliki mursyid atau pembimbing lbh penting…

T: Bib apakah boleh kita mempelajari ilmu tarekat ,tapi syareat blm sempurna dan rapih?

J: Boleh, ber-sama2 saja. Syariah adlh modal berthariqah. Tapi berthariqah juga bisa memperbaiki syariah

T: Nopo maksude niki Bib ? “Orang yang bertasawuf tapi tidak bertarekat, itu nol. Orang bertoriqoh, tapi tak bertasawuf, juga nol”

J: Berthariqah/bertasawuf hanya bisa diselenggarakan melalui bersyariah, sdg bersyariah tanpa bertasawuf hanya akan menyentuh lahir. Ibadah yg berhenti pd yg lahir (formalitas), tanpa kekhusyukan hati, takkan berdampak. Karena, pd puncaknya, ibadah itu persoalan hati/batin

T: Apakah pak ustadz haidar berthariqat dan bermursyid?

J: Saya besar dlm tradisi Thariqah ‘Alawiyah. Blm punya mursyid khusus, tapi tak berhenti belajar dari banyak org baik dan berilmu, di samping latar belakang studi  S-2 dan S-3 saya adlh filsafat Islam dan tasawuf…

T: Malam pak? Apa ciri Thoriqoh Alawiyah???

J: 1. Mengerjakan amal yang bersih dari hal-hal yang tercela

2. Pentingnya mencari & beramal dg ilmu

3. Akhlak, dan

4. Banyak melakukan dzikir & membaca wirid

T: Makasih pak Habib. Apakah ada mursyidnya?? Jika ada, dimana tempatnya (Thariqah ‘Alawiyah-red)?

J: Setiap org in sya’ Allah akan menemukan mursyid yg cocok dg dirinya selama kita ikhlas dlm menjalani tasawuf/suluk. Kalau tidak pun, dg satu dan lain cara Allah akan tetap membimbing kita

T: Prof. Bagaimana cara memilih tarekat

J: Pertama, hrs mengandalkan pd penyelenggaraan syariah sesetia & sebaik mungkin. Kedua, berorientasi kpd penanaman akhlak mulia dan dorongan beramal shaleh. Ketiga, mursyidnya penuh kelembutan, cinta & kebaikan hati

T: Salam sungkem bib, mau tanya, tasawwuf ada yg sebagai ilmu dan ada yang dipraktekkan dalam kehidupan nyata, apa benar demikian? Kemudian jika sudah dibai’at oleh guru toriqah tertentu, apakah wajib mengamalkan wiridannya ? Dan apakah boleh pindah ke thoriqoh lain. Terimakasih?

J: Ya, ada tasawuf sbg irfan (ilmu), ada suluk sbg praktik. Berbay’at kpd mursyid kan bkn bgn ibadah wajib, tapi utk mendapt manfaat darinya. Ya, tak apa tak dibaca, tapi tentu manfaat bermursyid kpdnya menjadi hilang. Demikian juga, pindah thariqat scr umum tak masalah…

T: saya pernah dibai’at thoriqoh Alawiyah oleh Hb.Abdulloh bilfaqih-malang namun 4 bln kemudian beliau wafat, mohon Prof. terangkan ttg Th.Alawiyah,..Trim’s

J: Silakan ke channel youtube Pesantren Virtual Tasawuf Nur al-Wala. Ada seri ttg ini oleh Ustadz Husin Nabil (silakan klik link ini -red)

T: Punten Pa Ustadz.. kalau Rumi apakah ada tarekatnya..?

J: Thariqah penerus Rumi: Mawlawiyah

T: Al Mukarrom Habib…Seseorang yg bukan dari kalangan Alawiyyin bolehkah melakukan amalannya thareqat para Alawiyyin misal istiqomah baca wirdul latief..

J: Boleh, thariqah ‘Alawiyah adlh utk semua…

 

Demikian Tanya Jawab Tasawuf Bersama Haidar Bagir Bagian 1, nantikan kelanjutannya pada Bagian 2.

 

PH/IslamIndonesia/Photo: Sadra-news

2 responses to “Tanya Jawab Tasawuf Bersama Haidar Bagir (Bagian 1)”

  1. Tolep Coy Malmsteen says:

    Apa ini?
    Terekat kok ribet jelasinnya?
    Tarekat itu dr bahasa Arab Toriq
    Jadi tarekat artinya toriqoh
    Yaitu JALAN.

    Paham?
    Jadi, bertasawuf blm tentu bertarekat «—— pernyataan macam apa itu?
    Belajar agama pun kita sedang bertarekat namanya.
    Pergi ke sekolah bertarekat namanya.

    Habib ini menganggap Arti Tarekat itu adalah Sekolahnya.
    Padahal jalan yg ditempuh itulah disebut tarekat

  2. Wahyudi says:

    Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Mhon maaf saya mau bertanya.. apakah tasawuf bertentangan sama syariat.. mohon di jawab dengan detail. Pertanyakan saya.. trimakasih

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *