Satu Islam Untuk Semua

Thursday, 02 May 2024

Akhir Hidup Raja yang Congkak dan Tak Tahu Diri


islamindonesia.id – Menurut Imam Ghazali, manusia digolongkan dalam dua kelompok.

Pertama, mereka yang selalu memikirkan keindahan dan kenikmatan dunia. Golongan ini berangan-angan untuk dapat hidup selamanya.

Kedua, mereka yang berpikiran sehat dan paham bahwa kehidupan dunia ada batasnya. Golongan ini selalu mengarahkan pandangannya ke negeri akhirat. Mereka memikirkan dan bertanya, kemana ia akan kembali dan bagaimana mereka dapat berpulang ke hadapan Allah dengan membawa bekal keimanan yang sempurna. Mereka juga memikirkan bekal apa yang dapat dibawa dari dunia untuk menjadi pendampingnya kelak di alam kubur.

Khusus bagi golongan pertama, mungkin ada baiknya bila mereka merenungkan kisah berikut ini.

Alkisah, ada seorang raja yang agung dan mempunyai kekuasaan yang besar. Konon ia hendak berkeliling ke seluruh daerah kekuasaannya. Ia bersama para budak dengan pakaian kebesarannya yang mewah menaiki kuda pilihan yang bisa berlari cepat.

Sang raja begitu bangga dan besar kepala dengan kedudukan dan kekuasaannya. Ia pun terpengaruh bisikan iblis yang meniupkan angin kesombongan dan kecongkakan. Maka berkatalah sang raja dalam hati, “Siapakah di dunia ini yang sebesar diriku?” Inilah bentuk ketakaburan sang raja, hingga dia merasa tidak ada orang lain sebesar dirinya.

Dalam perjalanannya sang raja dihentikan oleh seorang lelaki berpakaian lusuh dan compang-camping. Lelaki itu mengucapkan salam, namun sang raja tidak menjawabnya.

Lalu lelaki itu pun secepat kilat memegang kendali kuda sang raja.

Raja berkata, “Lepaskan kedua tanganmu! Kamu tidak tahu kendali kuda siapa yang kamu pegang ini?”

“Aku ada keperluan denganmu!” tegas lelaki itu.

“Tunggu, aku turun dulu,” sahut sang raja.

Lelaki itu pun berkata, “Aku memerlukanmu sekarang juga. Bukan setelah turun dari kuda.”

“Apa perlumu?” tanya sang raja.

Jawabnya, “Ini rahasia. Tidak dapat aku ceritakan kecuali aku bisikkan lewat telingamu.”

Kemudian sang raja memasang telinga baik-baik untuk dapat mendengarkan keperluan lelaki itu.

Lelaki itu berkata, “Aku adalah Malaikat Maut pencabut nyawa. Aku datang untuk mencabut nyawamu.”

“Tunggu!” pinta sang raja, “Sampai aku kembali ke istanaku dan menitipkan anak-anak dan istriku.”

“Tidak. Kau tidak akan dapat kembali ke istanamu dan tidak akan dapat melihat keluargamu untuk selama-lamanya. Karena usiamu sudah berakhir sampai di sini.”

Malaikat itu pun mencabut nyawa sang raja yang sedang menunggang kuda, maka seketika matilah raja yang congkak itu.

Kisah ini menunjukkan bahwa sang raja sombong dan tak tahu diri karena merasa dirinya punya kekuasaan yang besar. Namun ingat, bahwa kekuasaan semacam ini seringkali membuat seseorang tergelincir dan jatuh. Kekuasaan yang besar membuat sang raja merasa bisa melakukan apa saja, termasuk mengatur nasib manusia selain dirinya sesuai kemauannya.

Padahal dalam Al-Qur’an surah al-Baqarah ayat 255 sudah ditegaskan: “Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus-menerus mengurus (makhluk-Nya).”

Hanya Dia sajalah yang mengurus kehidupan dunia dan akhirat, mengurus dunia dengan rezeki dan pemberian, mengurus akhirat dengan pahala dan pembalasan.

Jika seorang hamba mengetahui dirinya telah diurus secara total oleh-Nya, niscaya dia akan mempersembahkan kepatuhan dan kepasrahan total juga kepada-Nya. Bukan ikut campur dalam pengurusan yang menjadi domain Sang Pencipta. Dia melepaskan ego dirinya di hadapan Allah Swt, seraya berserah diri dan ridha atas keputusan yang telah ditetapkan untuknya.

Ingatlah pernyataan sang raja meski dalam hatinya, “Siapakah di dunia ini yang sebesar diriku?”

Pernyataan ini menunjukkan kesombongan yang luar biasa, seakan dia yang paling besar di dunia ini. Dan lihatlah bagaimana akhir dari kehidupannya; dicabut nyawanya oleh malaikat maut saat dia masih berada di atas punggung kuda, sebelum ia sempat kembali ke istana megahnya dan menitipkan anak-istrinya sesuai kemauannya.

EH/Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *