Satu Islam Untuk Semua

Monday, 14 January 2019

Tanya Jawab Tasawuf Bersama Haidar Bagir (Bagian 2)


islamindonesia.id – Tanya Jawab Tasawuf Bersama Haidar Bagir (Bagian 2)

 

Pada artikel Tanya Jawab Tasawuf Bersama Haidar Bagir bagian ke-2 ini redaksi akan menampilkan tanya-jawab tentang Memilih Guru, Tokoh-tokoh Sufi, dan Mimpi. Selamat menyimak.

 

Baca Juga:

 

Memilih Guru

T: Salaamualaykum pak. Saya pernah membaca bahwa untuk memahami tasawuf itu mesti ada guru atau mursyid dan tanpanya maka mursyidnya adalah setan. Apakah itu artinya seseorang tidak bisa belajar memahami tasawuf secara mandiri? Terimakasih sebelumnya.

J: Sdh pasti lbh baik dg mursyid. Tapi kalau blm punya mursyid, jaga saja keikhlasan, perbanyak dan tingkatkan ibadah, akhlak dan amal shaleh, lalu belajar dari para ulama yg ahli, setia pd syariah, dan berakhlak mulia. Selebihnya selalu mohon petunjuk & inayahNya..

T: Maaf bib, bagaimana cara memilih guru yg tepat untuk belajar tasawuf? Kan katanya belajar tanpa guru sesat, kalau dg buku bagaimana? ?

J: Cari guru yg lembut, penuh cinta dan kebaikan hati kpd sesama…

T: Bib, “mursyid yg memenuhi syarat” itu yg seperti apa? Terima kasih

J: Setia kpd syariah, berakhlak mulia: lembut serta penuh cinta & kebaikan hati…

T: Assalamualaikum Habib, apakah seorang biasa seperti saya dlm artian masih tahapan syareat bisa langsung bermursyid ke guru toriqoh ? Apakah ada tahapan2 nya. Terimakasih

J: Bisa, karena tasawuf dan syariat slg mendukung. Bertasawuf/berthariqah meliputi tahap2. Biasa disebut sbg maqamat: dari yg plg dasar sampai yg plg lanjut. Mulai dg kesadaran akan banyaknya kekurangan diri

T: Assalam’mualaikum Frof Haidar. Apakah arti whusul itu? Dan apakah benar seorang murid yang sudah whusul langsung dibimbing pembicaraannya dan langkah-langkahnya oleh guru Mursyidnya? Mohon penjelasannya Frof ???. Maaf Frof, guru Mursidnya itu sudah meninggal

J: Wushul artinya sampai. Yakni sampai dlm brbg maqam kedekatan dgNya dlm perjalanan tasawuf (suluk). Bimbingan pasca-wafatnya mursyid mmg dimungkinkan. Bukankah para mursyid ini syuhada’ yg masih tetap hidup di sisiNya? Spt Khidhr as, beliau pun diyakini ttp membimbing manusia…

T: kalau pingin belajar lebih jauh, cuma lokasi yg deket ga ada mursyid, kira2 solusinya gimana bieb..? dulu waktu di jakarta sy beberapa kali riungan di tempat nya kiyai abdul hamid husen, di samali ps.minggu, skrng di kampung.

J: Sebanyak mungkin bergaul (shuhbah) dg org2 saleh. Bisa juga baca buku2 spt Hikam (Kitab karya Ibn ‘Atha’ illah as-Sakandari-red), Manazil as-Sairin (Kitab karya Khwaja Abdullah Ansari-red), atau Ihya’ (Kitab karya Imam Al-Ghazali-red), atau manfaatkan internet utk mendengar tawsyiyah para ‘ulama’ amilin yg penuh cinta & kebaikan hati

T: Saya ingin ikut kajian Al-Hikam dan mengikuti Mursyid. Tapi di saya kesulitan menemukan pondok/kajian rutin di daerah saya. Adakah saran Habib untuk saya? Cukupkah dgn baca kitab terjemahnya?

J: Tidak cukup, shrsnya. Tapi jika hrs baca terjemahan, cari yg ada syarahnya dari ulama ahli dan pastikan terjemahan bagus…

T: Ada rekomendasi, Habib?

J: Syarah Ibn Abbad bagus…

T: Belajar agama itu sebaiknya nyimak kitab yg disampaikan seorang guru. Brhubung sy tdk bs bhs arab, sdh tua & waktu lbh byk di kantor, bgmn memilih jalur tasawuf? ?

J: Perbaiki ibadah wajib, tambah dg Sunah, baca wirid2 mu’tabar, jaga akhlak mulia, dan perbanyak amal shaleh…

T: Saya mau tanya Pak. Apakah mengajari orang lain mengaji harus menunggu fasih bacaannya secara keseluruhan? Apabila seseorang masih ada kekeliruan dalam mengajari apa itu termasuk dosa jariyah?

J: In sya’ Allah jika niatnya baik, berpahala. Sambil terus memperbaiki kefasihan kita. In sya’ Allah tidak sulit

 

Tokoh-tokoh Sufi

T: Tokoh sufi paling berpengaruh di dunia dan yg paling Panjenengan kagumi siapa habib?

J: Ibn ‘Arabi?

T: Maaf bib, apakah ada perbedaan antara ibn ‘arabi dengan ibn al-‘arabi?

J: Kadang ibn ‘arabi disebut ibnul’ arabi. Tapi ada juga faqih/qadhi yg betnama ibnul ‘arabi…

T: Mau tanya, Bib…Saya baca Ihya Ulumuddin… (Kitab karya Imam Ghazali-red) lalu ada section yg menyatakan sbb: (kira²) “Ada yg memutuskan untuk tidak menikah dikarenakan karena takut apabila dia menikah akan mengurangi kekhusyukan beribadah kepada Allah SWT.” Pandangan Habib bagaimana thd hal ini? Nuhun ??

J: Tnp mengurangi takzim kpd ulama hebat ini, bbrp ulama mempersoalkan bbrp (sedikit) pandangan Imam Ghazali. Bisa jadi slh satunya ttg perkawinan ini. Tapi kalau pun pandangan ini bisa diterima, saya kira ini lbh khusus bersifat peringatan. Scr umum pernikahan dianjurkan Nabi saw

T: Mohon maaf mau bertanya ini penjelasan nya bagaimana. Imam Syafi’i rahimahullah : “Seandainya seorang menjadi sufi (bertasawwuf) di pagi hari, niscaya sebelum datang waktu Zhuhur, engkau tidak dapati dirinya, kecuali menjadi orang bodoh”. (al-Manâqib lil Baihaqi 2/207)

J: Imam Syafii & para imam fiqih lain adalah sklgs sufi. Kutipan itu perlu dipahami scr utuh. Sila baca ini: Inilah Pendapat Imam Syafi’i yang Benar Tentang Tasawuf dan Sufi

T: Pak @Haidar_Bagir mengapa al-Hallaj dan Suhrawardi “dieksekusi”? Apakah “tasawwuf”nya bertentangan dengan ajaran Islam pada umumnya?

J: Tidak, bahkan Imam Ghazali membela Al-Hallaj. Ajaran mrk terlalu rumit sehingga salah dipahami awam dan ulama “lahir”

T: Habib.. Apakah para sufi terkenal seperti rumi, rabiah adawiyah dan sufi2 terkenal lainnya jg melalui suatu tahapan utk mencapai maqomnya? Jika iya, tahapan itu dimulai dr mana? Syariat, hakikat, tariqat itu apakah suatu tahapan utk mencapainya?

J: Jalannya macam2. Kata Abu Sa’id Abil khayr, ada tak terbatas jalan menujuNya. Yg pasti hrs dipunyai adlh berihsan (beribadah dg cinta) kpd Allah dan berihsan (beramal se-baik2nya) kpd makhlukNya

T: Bib, sejauh mana pentingnya menggali nilai2 tasawuf dari sufi lokal Indonesia saat ini?

J: Tasawuf di Indonesia juga sangat kaya. Mrk juga merupakan penerus sufi2 besar sebelumnya, spt Imam Ghazali, Ibn ‘Atha’ illah as-Sakandari, bahkan Ibn ‘Arabi

T: Tokoh tasawuf jawa dan karyanya yg bisa di baca bib?

J: Sunan Gunung Jati, Ranggawarsita, Ki Ageng Suryomentaram, dll

T: Hallo, Pak Haidar. Saya sedang menyusun skripsi tasawuf, apakah ada komunitas/ponpes di Bandung yang secara khusus mempelajari serta mendalami musik spiritualitas sebagai sufi healing? Terimakasih pak

J: Maaf, saya blm tahu. Nanti saya coba tanya2kan…

 

Mimpi

T: Assalammualaikum prof, 3 bulan ini sy mengikuti kajian tasawuf oleh seseorang mursyid, lalu mursyid tsb selalu mengajarkan untuk selalu merawat iman dan saling memaafkan. Mursyid tsb mengaku bhwasanya ajaran ini sanadnya hingga nabi khidir as, tetapi saya tdk percaya. Hingga pada suatu malam, sy bermimpi dlm tidur saya bertemu seseorang yg mengaku nabi khidir as, dan memperintahkan saya untuk mengikuti ajaran sang mursyid tsb. Yg sy tanyakan, apa bener mimpi sy itu bertemu dgn nabi khidir atau iblis yg menjelma nabi khidir?

J: Dalam ajaran Islam, ilham melalui mimpi dimungkinkan. Benar-tidaknya mimpi tergantung bersih-kotornya hati kita dari egoisme dan keburukan…

T: Saya bbrp kali merasa didatangi bbrp ulama dlm keadaan jaga. Pdhl beliau tak mengenal saya dan bbrp ulama itu sdh wafat sdg yg msh hidup berada jauh di yaman. Apakah ini cuma halusinasi?

J: Ketemu seseorg yg sdh meninggal, baik dlm keadaan mimpi atau jaga, dimungkinkan. Kebenaran-kesalahannya tergantung kebersihan-ketakbersihan hati kita…

Bersambung ke bagian 3….

 

PH/IslamIndonesia/Photo: suara.com/Pebriansyah Ariefana

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *