Satu Islam Untuk Semua

Monday, 29 April 2024

Larangan Mempersulit Urusan Orang Lain dalam Islam


islamindonesia.id – Dalam ajaran Islam, Allah Swt telah menegaskan larangan untuk mempersulit urusan orang lain. Hal ini merupakan bagian dari etika dan moral yang tinggi yang diajarkan dalam Islam. Larangan ini mencerminkan pentingnya sikap empati, tolong-menolong, dan menjaga hubungan baik dengan sesama.

Pentingnya Menghormati dan Membantu Sesama

Allah Swt dalam Al-Qur’an menekankan pentingnya untuk saling membantu dan menghormati satu sama lain. Mempersulit urusan orang lain bertentangan dengan nilai-nilai kesopanan dan kebaikan yang diajarkan dalam Islam. Sikap seperti ini dapat menimbulkan konflik, ketidaknyamanan, dan keburukan di masyarakat.

Ada banyak contoh perilaku yang dapat dikategorikan sebagai tindakan mempersulit urusan orang lain dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu contoh yang umum adalah menunda-nunda atau tidak memberikan bantuan ketika seseorang membutuhkannya dengan alasan yang tidak jelas atau tidak beralasan. Misalnya, seseorang yang memiliki kemampuan untuk membantu tetapi memilih untuk tidak melakukannya karena egoisme atau kepentingan pribadi.

Selain itu, mempersulit urusan orang lain juga bisa terjadi dalam bentuk pemberian informasi yang tidak jelas atau membingungkan, membuat proses yang seharusnya mudah menjadi rumit dan sulit dipahami. Contoh lainnya adalah menyebarkan gosip atau fitnah yang dapat merugikan reputasi seseorang dan mempersulit kehidupannya.

Larangan dalam Al-Qur’an dan Hadis

Allah Swt telah menegaskan larangan untuk mempersulit urusan orang lain dalam beberapa ayat Al-Qur’an. Salah satunya adalah dalam Surah Al-Baqarah ayat 279: ”Jika kamu tidak melaksanakannya, ketahuilah akan terjadi perang (dahsyat) dari Allah dan Rasul-Nya. Akan tetapi, jika kamu bertobat, kamu berhak atas pokok hartamu. Kamu tidak berbuat zalim (merugikan) dan tidak dizalimi (dirugikan).

Tafsir ayat: Jika kamu tidak melaksanakannya, yakni apa yang diperintahkan ini, sehingga kamu memungut sisa riba yang belum kamu pungut, maka yakinlah akan terjadi perang yang dahsyat dari Allah dan Rasul-Nya antara lain berupa bencana dan kerusakan di dunia, dan siksa pedih di akhirat. Akan tetapi jika kamu bertobat, yakni tidak lagi melakukan transaksi riba dan melaksanakan tuntunan Ilahi, tidak memungut sisa riba yang belum dipungut, maka perang tidak akan berlanjut, bahkan kamu berhak atas pokok hartamu dari mereka. Dengan demikian, kamu tidak berbuat zalim atau merugikan dengan membebani mereka pembayaran utang melebihi apa yang mereka terima dan tidak dizalimi atau dirugikan karena mereka membayar penuh sebesar utang yang mereka terima.

Ayat ini menunjukkan bahwa Allah Swt memandang serius perilaku yang merugikan atau mempersulit kehidupan orang lain, termasuk dalam masalah keuangan seperti riba.

Selain itu, terdapat banyak hadis yang mengingatkan tentang pentingnya menjaga kebaikan dan membantu orang lain. Rasulullah saw bersabda: “Barang siapa yang mempersulit urusan seorang Mukmin di dunia, maka Allah akan mempersulit urusannya di akhirat.” (HR. Muslim)

Hadis ini menegaskan bahwa Allah Swt akan membalas sikap mempersulit urusan orang lain dengan kesulitan di akhirat kelak.

Hikmah dan Manfaat Menjaga Sikap Baik dan Saling Membantu

Menghindari sikap dan tindakan mempersulit urusan orang lain memiliki banyak manfaat dan hikmah. Sikap baik dan tolong-menolong akan menciptakan lingkungan yang harmonis dan penuh kasih sayang di antara sesama manusia. Selain itu, tindakan baik akan mendatangkan balasan yang baik pula dari Allah Swt, sesuai dengan janji-Nya dalam Al-Qur’an.

Dengan menjaga sikap saling membantu dan menghormati satu sama lain, kita tidak hanya mempererat tali persaudaraan dalam masyarakat, tetapi juga mendapatkan keberkahan dan kebahagiaan dalam kehidupan dunia ini dan di akhirat kelak.

Terus Berbuat Baik untuk Mempermudah Urusan Orang Lain 

Sebagai bagian dari ajaran Islam, mari kita berkomitmen untuk selalu menjaga sikap baik dan membantu sesama, serta menjauhi perilaku yang mempersulit urusan orang lain.

Selama kita mampu, kita dapat membantu menyediakan bantuan kepada mereka yang membutuhkan, seperti anak yatim, kaum dhuafa, dan orang-orang yang terkena musibah, sehingga dapat menjadi bekal bagi mereka untuk memperbaiki kehidupan dan meraih masa depan yang lebih baik.

Larangan untuk mempersulit urusan orang lain dalam ajaran Islam menunjukkan pentingnya sikap saling menghormati, tolong-menolong, dan menjaga hubungan baik dengan sesama. Dengan mengikuti ajaran ini, kita dapat menciptakan masyarakat yang lebih harmonis dan penuh kasih sayang.

EH/Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *