Satu Islam Untuk Semua

Monday, 02 January 2017

Soal “Bantuan Nyasar” IHR, Dubes RI di Suriah: KBRI Tak Pernah Fasilitasi Bantuannya


islamindonesia.id – Soal “Bantuan Nyasar” IHR, Dubes RI di Suriah: KBRI Tak Pernah Fasilitasi Bantuannya

 

Duta Besar Republik Indonesia untuk Suriah, Djoko Harjanto mengatakan, KBRI memfasilitasi penyerahan bantuan kemanusiaan dari Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Suriah dan PPI Dunia ke Bulan Sabit Merah Suriah/Syrian Arab Red Crescent (SARC) di Kantor Pusat SARC di Damaskus. Bantuan itu diterima langsung oleh President of The Syrian Arab Red Crescent (SARC), Dr. Abdul Rahman Attar pada April 2016.

“Bantuan yang disampaikan senilai 3.565.000 (tiga juta lima ratus enam puluh lima Lira Suriah) atau sekitar USD7.000 dan enam kardus berisi pakaian dan kebutuhan anak-anak,” kata sang dubes seperti dikutip dalam wawancaranya di metrotvnews.com, (31/12)

[Baca: WAWANCARA – Dubes RI di Damaskus: Pasca Dikuasai Pemerintah Suriah, Aleppo Relatif Aman]

Bantuan ini diberikan sebagai ungkapan solidaritas dan perhatian terhadap rakyat Suriah yang berada di penampungan di bawah pengawasan SARC.Dalam konteks PBB, Pemerintah Indonesia juga telah menyampaikan bantuan resmi senilai USD500,000 melalui organisasi UN-OCHA kepada Pemerintah Suriah.

Disamping itu, KBRI juga tengah memfasilitasi bantuan dua unit ambulan dari Dompet Dhuafa dan MERC yang tengah dalam proses akhir. Lalu bagaimana mengenai bantuan Indonesia yang sampai ke tangan pemberontak?

“Selain sumbangan dari organisasi/lembaga yang kami sebut di atas, KBRI tidak pernah memfasilitasi bantuan kemanusiaan sehingga tidak mengetahui tujuan dan peruntukannya,” jawab Djoko.

[Baca juga: Diduga Terkait Jaysh Al-Islam dan GNPF-MUI, IHR Rilis Pernyataan Sikap]

Seperti diketahui, video yang merekam adanya bantuan logistik berlogo “Indonesian Humanitarian Relief” (IHR) di Aleppo jadi sorotan masyarakat. Pasalnya, logistik IHR itu ditemukan di markas pemberontak bersenjata “Jays Al Islam”.

Padahal, warga sipil Aleppo mengaku kelaparan ketika kota itu masih diduduki para pemberontak  dan teroris. “Mereka tidak membolehkan kami untuk makan walau hanya sepotong roti,” kata Amer seperti dalam rekaman video yang diunggah euronews (14/12).

Menaggapi temuan ini, Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri, Kombes Pol Martinus Sitompul mengatakan pihaknya akan lakukan koordinasi ke pihak kedutaan besar Indonesia di Suriah. Hal ini dilakukan sebagai pendalaman lebih lanjut soal konten video “bantuan nyaras” yang telah tersebar luas di masyarakat itu.

“Informasi yang muncul harus diverifikasi apakah itu merupakan pengiriman dari Indonesia, kita akan bertanya ke kedutaan besar (Indonesia) di sana,” kata Kombes Pol Martinus Sitompul di kantornya, Jakarta Selatan, seperti dikutip viva.co.id,  27/12.

Secara terpisah, Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) di Suriah juga mengingatkan mereka yang ingin turut membantu warga Suriah agar menyalurkan bantuannya pada lembaga resmi.

“Menghimbau masyarakat yang ingin memberikan bantuan untuk warga Suriah agar disalurkan melalui lembaga resmi yang dikordinasikan dengan perwakilan RI setempat,” katanya dalam pernyataan resmi PPI,  27 Desember 2016.[]

[Baca juga: Soal Bachtiar Nasir dan Jaringan Teroris, Polri akan Koordinasi dengan Dubes RI di Suriah]

 

YS/ islam indonesia

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *