Satu Islam Untuk Semua

Tuesday, 03 January 2017

Lembaga Dakwah NU Berbagi 5 Kiat Hadapi Sebaran Berita Bohong dan Ujaran Kebencian


islamindonesia.id – Lembaga Dakwah NU Berbagi 5 Kiat Hadapi Sebaran Berita Bohong dan Ujaran Kebencian

 

Ketua Lembaga Dakwah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Maman Imanulhaq mengimbau masyarakat tidak diam melawan radikalisme di media sosial. Melalui pesan yang disebarkan, Maman menyebarkan strategi untuk menampik berita bohong atau hoax yang dengan mudah menyebar di media sosial.

Ada beberapa langkah yang menurut Maman patut dipatuhi untuk menghindari penyebaran berita hoax. Menurut Maman, kiriman berita hoax dan hasutan kebencian terhadap suatu suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA) sering dianggap kebenaran karena dilakukan secara masif. Sehingga, Maman menilai akan lebih baik masyarakat bisa memilah berita yang berbau fitnah tersebut.

“Langkah ini diinisiasi oleh Sekjen (sekretaris jenderal) PBNU. Dan akhirnya kumpul teman-teman yang punya kapasitas dan komitmen untuk melawan kelompok radikal. Karena medsos yang mereka gunakan betul-betul telah menghinakan akal sehat dan membahayakan nilai kebangsaan dan nilai kemanusiaan,” kata Maman  Ahad malam, 1 Januari 2016.

[Baca juga: Sebagian “Berita Aleppo” Provokatif, Pelajar Indonesia di Suriah Rilis 15 Pernyataan Resmi]

Adapun langkah pertama, Maman mendorong masyarakat untuk menyebarluaskan berita positif maupun tulisan kritis terkait isu terkini. Menurut Maman, orang baik yang diam akan dikalahkan oleh radikalisme di media sosial.

Kemudian, yang kedua Maman menyarankan agar masyarakat memutus hubungan di media sosial dengan orang yang gemar menyebar kebencian. “Jangan ragu untuk ‘block’ jika Anda tidak suka berdebat,” Maman dalam potongan pesan berantai yang ia sebar lewat aplikasi Whatsapp beberapa waktu lalu.

[Baca juga: Soal Penarikan Uang dari Bank Secara Massal, Kapolri: Itu Hoax]

Ketiga, Maman menyadari, penyebar berita hoax memiliki pandangan bahwa jika kebohongan dilakukan dengan masif, lama-kelamaan akan dianggap sebagai fakta. Untuk itu, Maman mengimbau masyarakat untuk ikut membantu dalam menyebarkan klarifikasi atas berita hoax tersebut.

Keempat, Maman menganjurkan agar masyarakat turut menyebarkan tulisan yang bernilai positif dan benar lewat pesan berantai. Sehingga, kabar tersebut tidak hanya dapat dibaca di media sosial. Selain itu, Maman menilai grup bincang-bincang juga perlu dibuat oleh teman-teman yang punya pemikiran yang sama. Grup tersebut bisa digunakan untuk berdiskusi dan mengecek isu yang tengah viral.

Terakhir, Maman agar masyarakat tidak hanya diam jika mendapati berita fitnah lewat media sosial. Tak tanggung-tanggung Maman menyarankan untuk melaporkan akun provokatif secara massal kepada aparat berwenang. “Mari kita jadikan tahun 2017 sebagai tahun perlawanan orang-orang baik yang tadinya diam. Karena media sosial adalah medan pertempuran dan diam sudah bukan pilihan,” tulis Maman.[]

[Baca juga: ANALISIS – Apa yang Terjadi di Aleppo: Pembebasan atau Pembantaian?]

 

YS/ islam indonesia/ sumber: tempo.co

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *