Satu Islam Untuk Semua

Thursday, 29 December 2016

Sebagian “Berita Aleppo” Provokatif, Pelajar Indonesia di Suriah Rilis 15 Pernyataan Resmi


islamindonesia.id – Sebagian “Berita Aleppo” Provokatif, Pelajar Indonesia di Suriah Rilis 15 Pernyataan Resmi

 

Salah satu informasi yang menyedot perhatian masyarakat Indonesia di penghujung tahun 2016 ialah soal Aleppo. Sebagian media menginformasikan terjadinya pembantaian warga sipil oleh pemerintah Suriah. Bahkan di Channel 2 TV Israel, menyebut sedang terjadi ‘holocaust’.

>> ANALISIS – Apa yang Terjadi di Aleppo: Pembebasan atau Pembantaian?

Foto-foto “korban” yang tidak disertai dengan sumber yang jelas pun menyebar di media sosial. Seiring dengan itu, sejumlah lembaga non-pemerintah juga aktif mengumpulkan donasi atas nama korban pembantaian Aleppo.

Sayangnya, salah satu logistik bantuan masyarakat Indonesia yang disalurkan IHR ditemukan di markas teroris, Jays Al Islam. Masyarakat pun kembali bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi di Suriah?  Benarkah pemerintah setempat membantai warganya? Benarkah terjadi konflik agama dan mazhab hingga terjadi perang sipil?

Menanggapi hal tersebut, Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) di Suriah mengeluarkan 15 pernyataan yang dibuat agar masyarakat Indonesia tahu bagaimana situasi yang sebenarnya di negeri konflik tersebut.

Berikut 15 pernyataan yang ditandatangani pada 27 Desember 2016:

1 – Sebelum konflik (2011), Suriah termasuk dalam 5 besar kategori negara-negara dengan tingkat kriminalitas terendah.

2 – Suriah adalah negara sekuler-sosialis, multi-etnis (Arab, Kurdi, Armenia, Turkman, dan lainnya), multi-agama & sekte (Muslim Suni, Syiah, Kristen Katolik, Ortodox Timur, Ortodox Syria, Protestan, Druze & Atheis).

3 – Kebutuhan pokok masyarakat seperti listrik, air dan roti disubsidi oleh pemerintah.

4 – Pendidikan dan pelayanan kesehatan di rumah sakit negeri disubsidi penuh oleh pemerintah.

5 – Kehidupan beragama di Suriah cukup moderat dan sangat toleran.

6 – Suriah merupakan negara yang sangat concern terhadap problematika Palestina dan menjadikannya sebagai isu nasional.

7 – Warga Negara Indonesia (WNI) di Suriah terdiri dari :

– PRT yang tersebar hampir di seluruh provinsi

– Dan para pelajar yang hanya berada di ibukota Damaskus.

8 – Konflik di Suriah bukanlah konflik sektarian. Melainkan konflik yang berkaitan erat dengan berbagai kepentingan politik regional dan global.

9 – Tentara Nasional Suriah merupakan tentara yang terdiri dari berbagai suku dan agama.

10 – Secara geografis, letak provinsi Aleppo sangat strategis dan merupakan kota terbesar kedua setelah ibukota Damaskus yang terkena imbas konflik paling parah, sehingga diperebutkan oleh kelompok-kelompok yang terlibat konflik.

11 – Menghimbau pemerintah RI untuk mewaspadai WNI yang pernah terlibat konflik Suriah dan melakukan koordinasi dengan Perkumpulan Alumni Syam Indonesia (AL-SYAMI) sebagai wadah resmi alumni PPI Suriah di tanah air.

12 – PPI Suriah mengecam keras segala bentuk kekerasan atas nama agama dan segala bentuk aksi yang dapat mengancam kesatuan NKRI atau mengganggu keharmonisan bersama.

13 – Menghimbau masyarakat Indonesia yang ingin memberikan bantuan untuk warga Suriah agar disalurkan melalui lembaga resmi yang dikordinasikan dengan perwakilan RI setempat.

14 – Menghimbau kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk tidak mudah terprovokasi oleh berita yang tidak jelas sumbernya.

15 – Menghimbau kepada pemerintah Indonesia untuk lebih berperan aktif dalam penyelesaian konflik di Suriah melalui jalur diplomasi di forum-forum internasional.

Pernyataan ini, disusun pada 27 Desember 2016 di Damaskus dan ditandatangani oleh ketua PPI Damaskus Suriah, Susilo Priyadi, serta sekretarisnya, Vion Fikyanto.

>> Singgung Soal Aleppo, Gus Mus: Bacalah Surat Terbuka Ini dengan Pikiran Jernih

YS / islamindonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *