Satu Islam Untuk Semua

Monday, 14 November 2016

Ceramah Habib Umar bin Hafidz di Istiqlal Soal Pencela Agama


islamindonesia.id –  Ceramah Habib Umar bin Hafidz di Istiqlal Soal Pencela Agama

 

Berikut transkrip sebagian dari ceramah Habib Umar bin Hafidz di Istiqlal tentang bagaimana menghadapi pencela agama:

وفي إيماننا بالله العظيم نُعظّم ما عظّمه الله. ولا يكون مسّ شيءٍ ممّا يتعلق بمصالحنا أشقَّ علينا ولا أخطر عندنا من أن يتجرّ على الله أو على رسوله أو على القرآن أو على الشعائر.

Karena keimanan kita kepada Allah Yang Maha Agung, maka kita juga mengagungkan apa yang diagungkan oleh Allah. Dan tidak ada yang menyentuh sesuatu yang berkenaan dengan kemaslahatan kita, yang lebih menyakitkan dan membahayakan daripada saat Allah dilecehkan, atau Rasul-Nya, atau Al-Quran, atau simbol-simbol Islam.

ولأجل ذالك لم يختلف الأئمّة من فقهاء الأمّة فى استتابة كلّ من يرتدّ عن الإسلام وأن لا يباشر بقتله إلا فى من يسبّ النبيَّ محمدًا فقال الإمام مالك وغيره هذا بعد معرفة بالنّبي محمد لا يستتاب أصلاً ويقتل قتلاً.

Oleh karena itu, para imam dari kalangan fuqaha’ ummat ini tidak berselisih mengenai wajibnya dimintai taubat bagi setiap orang yang telah berpaling dari Islam dan tidak dibunuh kecuali bagi orang yang menghina Nabi Muhammad. Imam Malik dan lainnya berpendapat, “Sesudah mengenal Nabi Muhammad, tidak perlu lagi diminta untuk bertobat dan dibunuh.”

Sikapi Demo 4 November, Majelis Rasulullah Kembali Ingatkan Pesan Habib Umar bin Hafidz

 وبهذا التعظيم ندرك حقائق أن يكون الله ورسوله أحب إلينا ممّا سواهما. كما أنّنا بهذا التعظيم لله نتحابّ من أجل الله جلّ جلاله. ونكره الكفر والفسوق والعصيان.منهج قويم و صراط مستقيم.

Dengan pengagungan ini, kita jadi mengerti hakikat mengenai Allah dan Rasul-Nya sebagai yang paling kita cintai daripada selain keduanya. Dan dengan pengagungan kepada Allah inilah kita saling mencintai karena Allah dan kita membenci kekufuran, kefasikan, dan kemaksiatan. Inilah jalan yang lurus dan langkah yang lempang…

 ومع كراهتنا للكفر والفسوق والعصيان لا نتصرف مع الكافر ولا الفاسق ولا العاصي إلا بما شرع ربّ الجميع على لسان نبيّه ويده. فهي موازين لا مجال فيها  للإستخفاف بأمر الله ولا بالإستهزاء بآياته. كما لا مجال فيها أن تتخذ الأغراض والمقاصد سبباً لأن يُتجاوز الحدُّ للكيفية التي شرعها الله ورسوله.

Meskipun kita membenci kekufuran, kefasikan dan kemaksiatan, namun kita tidak berurusan dengan orang kafir, orang fasik dan pelaku maksiat kecuali dengan cara yang digariskan oleh Tuhan mereka semua melalui lisan dan perbuatan Nabinya. Ukuran ini tidak berarti kita meremehkan perintah Allah dan mengolok-olok ayat-ayat-Nya. Juga tidak berarti bahwa tujuan dan maksud bisa dijadikan alasan untuk menerjang batas prosedur yang telah digariskan oleh Allah dan Rasul-Nya.

 وبعد وقوع الهزيمة في أُحدٍ تربية من الله تبارك وتعالى لهذه الأمة تكلم منافقون وتكلم بعض اليهودي المعاهَدون فى المدينة، وبلبلون يشكّكون ويقولون لو كان هذا نبيكم صادق ما وقعت فيكم هذه الشدائد. وجاء سيدنا عمر يستأذن النبي في أن يَقتُلَ بعضَ المنافقين. فقال: أليس يقولون “لا إله إلا الله”؟ قال لكن ليسوا صادقين بها يا رسول الله.. قال إنِّي لم أُؤمرْ أن أفتّش على قلوب النّاس وحسابهم على الله.

Sebagai pengajaran dari Allah SWT kepada ummat ini, pernah terjadi di saat usai huru-hara kekalahan Islam di Uhud, berkatalah sebagian orang munafik dan orang Yahudi yang terikat perjanjian dengan umat Islam di Madinah, dengan maksud menebarkan keraguan (kepada kaum Muslimin), “Kalau Nabi kalian ini benar, mestinya kekalahan ini tidak akan terjadi pada kalian.” Maka datanglah Sayyidina Umar meminta izin Nabi untuk membunuh sebagian kaum munafik itu. Maka Nabi saw. menjawab, “Bukankah mereka mengucapkan ‘La ilaha illallah’?” Sayyidina Umar menjawab, “Tetapi mereka tidak jujur dengan kalimat itu, ya Rasulullah.” Beliau menjawab, “Aku tidak diperintahkan untuk meneliti isi hati manusia, perhitungan mereka menjadi tanggung jawab Allah.”

 واستأذنه  في قتل بعض اليهودي الّذين تكلموا قال كيف وبيننا وبينهم عهدٌ. موازين… لا مجال فيها لأن يُسمحَ للكفر بللعب والخداع والأذى ولا مجال فيها للتشفي ولا للنفس ولا لفكر الإنسان بل طاعة للرحمن.

Dan Sayyiduna Umar meminta izin kepada beliau untuk membunuh sebagian orang Yahudi yang juga ikut berbicara seperti itu, maka beliau menjawab, “Bagaimana bisa sedangkan di antara kita dan mereka ada perjanjian?” Inilah ukuran… Tidak berarti dalam hal ini kita membiarkan kekafiran mempermainkan, memperdaya atau mengganggu kita, dan tidak pula itu berarti memuaskan diri sendiri, orang lain, atau berdasarkan pemikiran manusia, melainkan semata-mata karena ketaatan kepada Allah Sang Maha Pengasih.

Begini Kesan Panglima TNI atas Tausiyah Habib Umar bin Hafidz Soal Demo 4 November

 ألا و إنّ أهل الإقبال على الله إنّما ينظر الله إلى قلوبهم ومقاصدهم. وقد جاءنا فى الحديث الشريف “أكثر شهداء أمتي أصحاب الفرش” الّذين يموتون على فروشهم فى الديار “ورُبَّ قتيل بين الصفّين الله أعلم بنيته” وإنّا لنرجو لمثل هذه الجموع وحضورها أن ينظر الله من قلوبها إلى إرادة وجهه مخلصةً له.

Ketahuilah, sesungguhnya orang-orang yang diterima oleh Allah, Allah hanya melihat hati dan niat mereka. Telah sampai kepada kita sebuah hadits “Kebanyakan syuhada ummatku ada di atas tempat tidur.” Yakni mereka meninggal di atas kasur di rumah mereka. “Dan barangkali saja seseorang terbunuh di tengah dua pasukan, padahal Allah lebih tahu tentang niatnya.” Kami berharap untuk perkumpulan yang seperti ini dan niat menghadirinya dinilai Allah dari hatinya, yakni mengharap ketidhaan Allah dan tulus ikhlas semata-mata karena-Nya.

 وما أبرز الله تبارك وتعالى حبيبنا فى الله السيد منذر إلاّ ليكونَ بابًا للدخول وحبلاً للإتّصال. لو أراد غرضًا لنفسه أو مرادًا لهواه ما اجتمعت القلوب. ولو انقطع في وِجهته عن سر اتصاله بسلسلة السند ما قام به النفع.

Apa yang ditampakkan oleh Allah SWT pada diri Habibana Sayyid Mundzir adalah agar ia menjadi pintu masuk dan tali penghubung. Sekiranya ia mengharapkan kepentingan pribadi atau memenuhi keinginan hawa nafsunya, maka hati-hati itu tidak akan berkumpul. Dan sekiranya dalam upaya yang ia lakukan terputus dari ikatan rantai sanadnya, maka itu tak akan memberikan manfaat apa-apa.

 ولا يزال هذا الخير موجودًا فى الأمة بفضل الله فيهم قلوب تريد وجه الله. وفي أوائلهم نزل قول الله عز وجلّ “واصبر نفسك مع الذين يدعون ربهم بالغداة والعشي يريدون وجهه..” تأمّل قوله “يريدون وجهه” فمن رفعهم إلى هذا المستوى. كلٌّ يريدون ذا وذاك وهؤلأء يريدون وجهه. قال الله لنبيه: “ولا تعد عيناك عنهم” هؤلاء محل نظرنا فاجعل نظرك إليهم. أللّهمّ اجعلنا منهم برحمتك يا أرحم الراحمين…

Dan kebaikan ini akan senantiasa ada dalam ummat ini dengan karunia Allah, yakni selalu ada hati-hati yang menginginkan pandangan Allah. Pada generasi awal dulu, atas mereka turun firman Allah, “Bersabarlah kamu bersama orang-orang menyeru Tuhannya di malam dan siang hari yang hanya mengharapkan (pandangan) Allah.” (QS 18: 28). Perhatikan kata-kata-Nya, “mereka mengharapkan (wajah) Allah.” Siapa yang mengangkat mereka sampai pada derajat ini? Semua mengharapkan ini dan itu sementara mereka mengharapkan hanya wajah Allah. Allah berkata kepada Nabi-Nya, “jangan kau palingkan pandanganmu dari mereka.” Merekalah tempat Kami memandang, maka arahkan pula pandanganmu kepada mereka. Ya Allah, jadikanlah kami bagian dari mereka, wahai Yang Maha Pengasih dari semua yang mengasihi.[]

VIDEO – Pesan  Habib Umar bin Hafidz Soal Demo 4 November Hoax? Ini Jawabannya

YS / islam indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *