Satu Islam Untuk Semua

Sunday, 09 October 2016

OPINI – Tipu vs Karomah


IslamIndonesia.id – OPINI — Tipu vs karomah

 

Oleh Imam Shamsi Ali*

 

Akhir-akhir ini ada dua berita terpanas di tanah air, khususnya di ibu kota Jakarta. Pertama adalah rencana pemilihan gubernur Jakarta Periode selanjutnya. Dan yang kedua adalah terbongkarnya kasus Kanjeng Dimas atau Taat Pribadi. Keduanya mewarnai headlines berita-berita nasional, bahkan daerah di seluruh Indonesia.

Dari dua isu itu diakui memang bahwa kasus Taat Pribadi mewarnai hampir keseluruhan media, lebih khusus lagi media sosial. Hampir di mana-mana isu ini didiskusikan, baik decara serius maupun dalam bentuk guyonan.

Masalah memang karena kasus ini melibatkan bahwa orang yang berada di level “nasional”. Mereka adalah “high profile” dalam berbagai bidang kehidupan, politik, ekonomi, budaya, bahkan agama. Sehingga sangat wajar jika kasus Taat Pribadi ini serasa menyentuh kehidupan secara luas. Tentu juga karena sudah melibatkan isu kemungkinan kejahatan, termasuk penipuan dan pencucian uang.

[Baca:  OPINI – MEMAHAMI ISLAM: Makna Rezeki]

Tidak kalah pentingnya tentunya adalah karena apa yang dilakukan oleh Taat Pribadi ini diklaim oleh sebagian, termasuk mereka yang selama ini dikategorikan sebagai intelektual dan ulama, sebagai karomah. Berbagai argumentasi juga disampaikan untuk mendukung klaim tersebut.

Tapi benarkah itu karomah? Akan kita lihat dalam beberapa poin berikut. Tapi yang pasti memang dalam pandangan awam sungguh  tipis beda antara tipu dan karomah. Hanya saja karomah tidak akan pernah berujung kepada “tendensi material”, apalagi terindikasi kejahatan.

Antara tipu dan karomah

Untuk membedakan antara sebuah kejadian yang sifatnya penipuan dan karomah, di bawah ini saya sampaikan beberapa hal:

1. Karomah itu bersifat instant. Artinya terjadi ketika memang seorang hamba yang sangat “muqarrab” (dekat) dengan Tuhan berada dalam posisi memerlukan. Seorang hamba yang tiba-tiba memiliki kemampuan tertentu di saat sulit. Umar R.A. Pernah berkhutbah tapi sekaligus memberikan perintah kepada prajurit Muslim untuk naik ke gunung.

Jika peristiwa itu dilakukan ibarat mendemonstrasikan kelebihan, maka itu bukan karomah. Boleh jadi itu sihir, kahanah (perdukunan), atau memang penipuan semata. Apalagi kalau peristiwa itu diawali dengan janji-janji. Itu jelas sebuah penipuan dan kebohongan.

2. Karomah tidak pernah memiliki tendensi material. Karomah tidak melibatkan transaksi apapun, apalagi dengan janji-janji melipat gandakan harta. Karomah itu murni terjadi karena “karunia” dan sisinya (ladun) dan dengan tujuan menampakkan kebesaran Allah SWT melalui orang yang dicintaiNya.

Tapi jika peristiwa itu terjadi dan melibatkan kecenderungan material, maka itu sudah pasti sihir atau memang kebohongan dan penipuan.

3. Pada umumnya karomah terjad secara rahasia dan bersifat privat. Tidak ditampilkan didepan umum dengan sengaja. Kalaupun peristiwa itu terjadi di depan umum, bukan karean ditampilkan. Tapi karena memang keadaan yang memaksa terjadinya di depan umum seperti pada kasus Umar R.A.

Oleh karenanya menampilkan kemampuan dalam sesuatu, menggandakan uang misalnya, di depan umum jelas bukan karomah. Tapi demonstarsi kebohongan dan penipuan untuk menarik pengunjung atau pengikut yang lebih besar.

Kesimpulannya adalah walaupun batas antara karomah dan penipuan sangat tipis, tapi jelas perbedaan antara keduanya. Oleh karenanya, kejelian, kehati-hatian, kejernian dalam berpikir penting di kedepankan dalam menilai keduanya.

Khawatirnya, jangan sampai hanya karena “ego” yang membisikkan untuk jangan tampak salah dan kalah sehingga tetap dipertahankan.

Secara khusus kasus Taat Pribadi ini membawa berbagai, minimal pertanyaan, dalam berbagai aspek kehidupan. Termasuk agama, ekonomi, politik, dan bahkan keamanan. Apalagi setelah sekian banyak yang mengaku telah tertipu dengan penipuannya selama ini.

Benarlah kata K.H. Muzadi: ketinggian akal yang tidak dibarengi oleh kestabilan jiwa/hati dapat menipu. Wallahu a’lam!

 

* Presiden Nusantara Foundation & Muslim Foundation of America, Inc.

 

[Baca – Kisah Imam Shamsi Ali: Jeritan di Balik Gedung Pencakar Langit New York]

 

IslamIndonesia/Sumber: republika.co.id

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *