Satu Islam Untuk Semua

Monday, 15 January 2018

Kajian – Isu Nuklir dalam Dinamika Politik Timur Tengah (Bagian 8)


islamindonesia.id –  Isu Nuklir dalam Dinamika Politik Timur Tengah (Bagian 8)

 

Pada tahun 1997, Iran masih belum cukup dekat untuk mengembangkan senjata nuklir, namun, selain nuklir ternyata Iran juga mengembangkan program pembuatan rudalnya. Dalam perspekif militer, keberadaan nuklir tanpa rudal pengantar sama saja kesia-siaan. Atas dasar hal tersebut, Presiden Amerika Serikat (AS) waktu itu, Bill Clinton, secara pribadi menyetujui dimulainya inisiatif diplomatik terpadu. Inisiatif tersebut merupakan suatu hal yang tidak biasa dilakukan dikarenakan pemerintah Clinton bertindak bukan berdasarkan informasi yang diterima oleh intelijen.[1]

Padahal, pada periode 1996-1997 informasi intelijen AS mengatakan bahwa Rusia tengah membantu Iran untuk mengembangkan nuklir. Laporan intelijen juga mengatakan bahwa Rusia telah mengirimkan ahli-ahli misilnya untuk membantu Iran mengembangkan misil. Laporan tersebut hadir di saat yang tidak tepat ketika pemerintahan Clinton sedang berkomitmen untuk membantu membangun Rusia di bawah Boris Yeltsin pasca keruntuhan Uni Soviet.[2]

Dengan demikian Clinton telah memilih jalan yang tidak sesuai dengan informasi intelijen, dia malah lebih memilih jalur diplomasi halus karena terikat komitmen politik dengan Rusia. Di kemudian hari, hal serupa juga terjadi di masa pemerintahan GW Bush, dengan didukung ataupun tidak didukung oleh informasi intelijen, Bush di tahun 2003 tetap akan mengambil jalan menyerang Irak. [3]

 

Rudal Iran (Bagian 1)

Pada tanggal 23 Juli 1998 Iran melakukan uji coba Shahab 3, sebuah rudal balistik dengan jarak menengah, yang mampu menembak sasaran dengan jarak tempuh sekitar 1.300 kilometer. Rudal tersebut hanya terbang selama sekitar 100 detik hingga akhirnya berhenti beroperasi, mungkin dikarenakan persoalan teknis. Walaupun percobaan pertama tersebut gagal, namun percobaan tersebut sudah cukup untuk membuat Washington dan Tel Aviv khawatir. Kemampuan rudal Iran yang berkembang diduga berkat bantuan Korea Utara sebagai pemasok yang kemudian untuk persoalan akurasi dibantu oleh teknisi-teknisi dari Rusia. Dengan jarak tempuh 1.300 kilometer, Shahab 3 sudah mampu menjangkau seluruh Timur Tengah, termasuk Israel. Benyamin Netanyahu mengatakan bahwa ancaman Iran tampak lebih nyata dibanding sebelumnya.[4]

Penilaian terhadap kecepatan dan arah pembangunan program nuklir Iran telah menjadi kesibukan tersendiri bagi para pemangku jabatan dan analis di AS selama lebih dari satu dekade. Bukti bahwa Iran tengah mengembangkan senjata nuklir belum pernah terlihat, namun gerakan Iran dalam mengembangkan rudal dan melakukan uji coba Shahab 3 membuat AS curiga, sebagaimana yang diungkapkan oleh Collin Powell, Menlu AS di masa pemerintahan Bush:

“Saya telah melihat beberapa informasi yang akan menunjukkan bahwa mereka telah aktif bekerja pada sistem pengiriman…. Anda tidak akan memiliki senjata sampai anda memasukkannya ke dalam sesuatu yang dapat membawa senjata tersebut.”[5]

Bagi AS, uji coba Shahab 3 merupakan indikasi kuat bahwa Iran memiliki ambisi yang kuat untuk mengembangkan senjata nuklir. Berdasarkan sejarah, setiap negara yang mengembangkan rudal jarak jauh adalah negara yang sedang berkepentingan untuk mengembangkan senjata nuklir. Tidak ada pengecualian dalam hal ini. Alasan untuk mengembangkan rudal jarak jauh adalah untuk mengantarkan hulu ledak nuklir ke lokasi yang dituju. Setiap hulu ledak lain jenis konvensional memiliki daya destruktif yang jauh lebih kecil, yang lebih akurat, dan biasa digunakan untuk teror terhadap kota-kota yang berukuran tidak terlalu luas. Sebagaimana yang dilakukan oleh Hitler terhadap London selama Perang Dunia II.[6]

Lain halnya dengan rudal balistik jarak jauh, akurasi terhadap target tidak perlu terlalu detail karena rudal balistik bertujuan untuk menghancurkan dalam skala besar. Selain itu, mengembangkan rudal balistik membutuhkan sumber daya yang lebih intensif, dana yang besar, dan komitmen jangka panjang dari para ahli rudal. Kemampuan rudal Iran jauh lebih berkembang daripada program nuklirnya itu sendiri, di mata AS hal tersebut menunjukkan bahwa Iran cukup serius untuk mengembangkan senjata nuklirnya dalam jangka panjang.[7]

Parade Rudal Shahab 3, Teheran tahun 2005. Di belakang (kedua dari kiri), tampak Presiden Iran pada waktu itu, Mahmoud Ahmadinejad, sedang berdiri di atas podium. Photo: Vahid Salemi/Associated Press

Parade Rudal Shahab 3, Teheran tahun 2005. Di belakang (kedua dari kiri), tampak Presiden Iran pada waktu itu, Mahmoud Ahmadinejad, sedang berdiri di atas podium. Photo: Vahid Salemi/Associated Press

Program pengembangan rudal balistik Iran terus berlanjut. Pada Juli 2003, Iran melakukan uji terbang akhir Shahab 3 yang telah disempurnakan. Pada kesempatan lainnya, dalam acara parade atau perayaan-perayaan, kemampuan Shahab 3 kerap didemonstrasikan. Apa yang dipertontonkan Iran menunjukan bahwa kekuatan militer Iran telah tumbuh menjadi kekuatan besar. Para ahli teknis di Barat masih memperdebatkan mengenai akurasi dari Shahab 3, namun berdasarkan demonstrasi yang ditunjukan ketika Shahab 3 melewati jalan-jalan di Teheran, itu sudah cukup untuk membuat situasi politik di Israel gempar. Dalam politik internasional persepsi dapat sekuat realitas. Dalam hal ini baik persepsi maupun realitas tampaknya menunjukkan bahwa Iran sudah menjadi ancaman bagi musuh-musuhnya di regional.[8]

Bersambung ke: Kajian – Isu Nuklir dalam Dinamika Politik Timur Tengah (Bagian 9)

Sebelumnya: Kajian – Isu Nuklir dalam Dinamika Politik Timur Tengah (Bagian 7)

PH/IslamIndonesia

Catatan Kaki:

[1] Jack Caravelli, Ibid.

[2] Ibid.

[3] Ibid.

[4] Ibid., hlm 104-105.

[5] Robin Wright and Keith B. Richburg, “Powell Says Iran Is Pursuing Bomb”, Washington Post on-line, 18 November 2004, hlm A01, dalam http://www.washingtonpost.com/wp-dyn/articles/A57465-2004Nov17.html, diakses 15 Januari 2018.

[6] Jack Caravelli, Op. Cit.,  hlm 105

[7] Ibid.

[8] Ibid.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *