Satu Islam Untuk Semua

Tuesday, 28 June 2022

Betapa Bahagianya Bergaul Bersama Orang-Orang Mulia


islamindonesia.id – Rasulullah s.a.w bersabda, “Paling bahagianya orang adalah yang bergaul dengan orang-orang mulia.”

Sebagai makhluk sosial, setiap orang tentu tidak lepas dari kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain. Dalam interaksi inilah akhlak dan perilaku yang dimiliki seseorang berkemungkinan dipengaruhi oleh akhlak dan perilaku lingkungan sekitarnya.

Itulah sebabnya, bergaul bersama orang-orang saleh atau bersahabat dengan orang-orang mulia dapat dianggap sebagai suatu kenikmatan dan karunia dari Allah yang sangat besar. Bahkan tak berlebihan bila ada yang mengatakan, “Tidaklah seseorang diberikan kenikmatan setelah Islam, yang lebih baik daripada kenikmatan memiliki saudara (semuslim) yang saleh dan mulia. Apabila engkau dapati salah seorang sahabat yang saleh maka jagalah erat-erat hubungan baik dengannya.”

HIKMAH – Memilih Teman

Islam juga menganjurkan kita untuk bergaul dengan orang-orang saleh dan mulia agar akhlak dan perilaku orang-orang tersebut dapat memengaruhi kita menjadi pribadi yang lebih baik. Karena dengan bersama orang-orang saleh dan mulia, setidaknya kita akan senantiasa termotivasi untuk melakukan hal-hal yang baik dan mulia. Begitu juga ketika iman kita dalam kondisi lemah atau ingin berbuat sesuatu yang buruk, maka setidaknya ada pengingat yang selalu mengembalikan diri kita ke jalan yang benar.

Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah s.a.w, “Perumpamaan kawan yang baik dan kawan yang buruk seperti seorang penjual minyak wangi dan seorang peniup alat untuk menyalakan api (pandai besi). Adapun penjual minyak wangi, mungkin dia akan memberikan hadiah kepadamu, atau engkau membeli darinya, atau engkau mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, mungkin dia akan membakar pakaianmu, atau engkau mendapatkan bau menyengat.” (HR. Bukhari dan Muslim)

KHAS – Syair Sunda dan Sayidina Hasan Ungkap Tips Jitu Pilah Pilih Teman

Selain itu, sering menyaksikan dari dekat kebaikan-kebaikan orang saleh dan mulia, juga dapat memicu adanya rasa cemburu. Sehingga hal ini menumbuhkan motivasi untuk bisa melakukan amal saleh seperti yang mereka lakukan. Apalagi, seperti yang kita ketahui, bahwa salah satu kecemburuan yang diperbolehkan dalam agama kita adalah cemburu pada amalan kebaikan.

Berkenaan dengan hal ini, Rasulullah s.aw bersabda,“Tidak boleh hasad kecuali dalam dua perkara: kepada seseorang yang Allah berikan harta kemudian dia menginfakkannya di sebagian malam dan siangnya, dan kepada seseorang yang Allah berikan Alquran dan dia membacanya di sebagian besar malam dan siangnya.” (H.R. Muslim)

Ibnu Athaillah as-Sakandari: Anjuran Memilih Teman dari Para Nabi

Lebih dari itu, Rasulullah juga memberikan teladan dengan menjadikan pergaulan sebagai salah satu faktor yang dapat digunakan sebagai salah satu faktor dalam menilai seseorang. Beliau s.a.w bersabda, “Seseorang bisa dilihat dari perilaku beragama sahabatnya. Hendaklah kalian memperhatikan bagaimana sahabatmu dalam beragama.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)

Di sisi lain, Allah menjelaskan bahwa memiliki pergaulan dan hubungan pertemanan yang baik di dunia menjadi sangat penting, karena menjadi salah satu langkah dan ikhtiar yang seharusnya dilakukan dalam rangka mempersiapkan kehidupan yang juga baik di akhirat.

Artinya, ketika kita masih di dunia dan salah dalam memilih teman yang justru mengajak pada keburukan dan semakin menjauhkan diri kita dari Allah, maka hal itu hanya akan menjadikan kita menderita dan ditimpa penyesalan di akhirat nanti.

Allah SWT berfirman, “Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zalim menggigit dua tangannya, seraya berkata: ‘Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama Rasul’. Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan si fulan itu teman akrab(ku). Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Alquran ketika Alquran itu telah datang kepadaku. Dan adalah setan itu tidak mau menolong manusia. (QS. al-Furqan:27-29)

Para mufasir menjelaskan kalimat “menggigit dua tangannya” itu sebagai penyesalan yang amat sangat dalam, tetapi sia-sia karena sudah tidak mungkin lagi untuk bisa kembali ke dunia. Padahal pada saat masih hidup di dunia sebenarnya sudah diingatkan untuk berhati-hati dalam memilih pergaulan. Namun justru tidak mengikuti anjuran kebenaran tersebut. Akibatnya, salah memilih teman justru semakin menjauhkan diri dari pedoman hidup yang hakiki yaitu Alquran, dan menjauhkan dari kebaikan dan petunjuk hidup yang lurus dan benar. Artinya manusia akan terpisah semakin jauh dari rombongan Rasulullah s.a.w atau golongan orang-orang saleh dan mulia yang melewati jalan kebenaran menuju ke arah kebaikan yang haq yaitu Allah SWT.

Maka dari itu, kita mesti hati-hati dan selektif dalam memilih teman di dunia, karena di dunia ini terkadang ada golongan manusia yang sepintas terlihat baik, tetapi justru semakin menjauhkan dan menyesatkan dari jalan kebenaran yang lurus.

Hasan Al-Bashri dalam kitab Ma’alimut Tanzil berkata, “Perbanyaklah berteman dengan orang-orang yang beriman. Karena mereka memiliki syafaat pada hari kiamat.”

Berkenaan dengan syafaat yang diberikan di antara para sahabat di hari kiamat ini, Rasulullah s.a.w bersabda, “Setelah orang-orang Mukmin itu dibebaskan dari neraka, demi Allah, Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh kalian begitu gigih dalam memohon kepada Allah untuk memperjuangkan hak untuk saudara-saudaranya yang berada di dalam neraka pada hari kiamat. Mereka memohon: ‘Wahai Tuhan kami, mereka itu (yang tinggal di neraka) pernah berpuasa bersama kami, shalat, dan juga haji.’ Dijawab: ‘Keluarkan (dari neraka) orang-orang yang kalian kenal.’ Hingga wajah mereka diharamkan untuk dibakar oleh api neraka. Para Mukminin ini pun mengeluarkan banyak saudaranya yang telah dibakar di neraka, ada yang dibakar sampai betisnya dan ada yang sampai lututnya. Kemudian orang Mukmin itu melapor kepada Allah, ‘Ya Tuhan kami, orang yang Engkau perintahkan untuk dientaskan dari neraka, sudah tidak tersisa.’ Allah berfirman, ‘Kembali lagi, keluarkanlah yang masih memiliki iman seberat dinar.’ Maka dikeluarkanlah banyak sekali orang Mukmin yang disiksa di neraka. Kemudian mereka melapor, ‘Wahai Tuhan kami, kami tidak meninggalkan seorang pun orang yang Engkau perintahkan untuk dientas.” (HR. Muslim)

Dengan mencermati dan mengambil pelajaran dari beberapa sabda Rasulullah di atas, patut kiranya kita berharap, semoga Allah SWT senantiasa memberikan kesempatan kepada kita untuk dapat berteman, bergaul, berinteraksi, dan menjalani hidup bersama dengan golongan orang-orang saleh dan mulia. Setidaknya agar kita dapat saling mendukung dan memotivasi untuk beramal baik karena Allah semata, dan saling menjaga agar tetap mampu meninggalkan segala sesuatu yang buruk dan dilarang oleh Allah.

Dengan begitu, diharapkan bahwa di akhirat kelak kita dapat kembali berkumpul bersama dengan golongan orang-orang saleh dan mulia, yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT, dan tetap berada di dalam barisan Rasulullah Muhammad s.a.w, yang merupakan pewaris dan penghuni kekal surga-Nya.

EH/Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *