Satu Islam Untuk Semua

Saturday, 14 May 2016

Muhterem Aras, Wanita Muslim Pertama sebagai Ketua Parlemen Lokal Jerman


muhterem aras wanita muslim pertama jabat ketua parlemen jerman

IslamIndonesia.id – Muhterem Aras, Wanita Muslim Pertama sebagai Ketua Parlemen Lokal Jerman

Seorang wanita Muslim untuk pertama kalinya terpilih sebagai ketua parlemen lokal di Jerman. Muhterem Aras menyebut posisi anyarnya di parlemen Baden-Württemberg, negara bagian terbesar ketiga, sebagai “sebuah langkah bersejarah” yang menggaungkan pesan keterbukaan dan toleransi serta “keberhasilan” integrasi kaum imigran di Jerman.

“Kita telah mengukir sejarah hari ini,” katanya setelah meraih suara mayoritas di parlemen, Rabu (11/05).

Di parlemen Baden-Württemberg, kawasan berpenduduk 10 juta jiwa, Aras mewakili Partai Hijau.

Wanita berusia 50 tahun ini lahir di Turki dan pindah ke sebuah kota kecil dekat Stuttgart bersama orang tuanya saat masih kecil. Setelah lulus dari jurusan ekonomi, dia mendirikan sebuah firma di bidang pajak.

Karir politiknya dimulai pada 1992 sebagai anggota Partai Hijau dan menanjak setelah terpilih sebagai ketua partai lokal. Setelah itu dia menjadi salah satu anggota parlemen negara bagian Baden-Württemberg.

Aras dipilih sebagai ketua parlemen oleh 96 anggota parlemen lokal, setingkat DPRD di sini. Padahal pemilihan itu terjadi di saat suhu politik memanas terkait isu agama, pengungsi dan ekstremisme di Jerman.

Sebagaimana dilaporkan pada hari sebelumnya, seseorang menikam empat orang dengan pisau di sebuah stasiun sambil berteriak “Allahu Akbar.”

Para anggota partai anti-imigrasi Alternative for Germany (AfD) menolak tepuk tangan saat sesi pertama Aras menjadi pembicara.

Awal bulan ini, partai tersebut meraih sukses pada pemilihan di tingkat lokal. Dalam manifestonya mereka mengklaim Islam tidak selaras dengan konstitusi negara dan mereka menyerukan larangan adanya menara masjid dan pemakaian cadar.

Sebuah jajak pendapat yang ditayangkan pada hari Kamis mengindikasikan hampir dua pertiga responden berpendapat bahwa Islam bukanlah bagian dari Jerman.

Hasil-hasil survei juga mengindikasikan perubahan sikap di atas terjadi seiring peristiwa serangan di Paris dan Brussels beberapa waktu lalu dan adanya 1,1 juta pengungsi ke Jerman.

Sekitar 60 persen dari 1.003 responden menyatakan agama tidak memiliki tempat di Jerman dan 34 persen menyatakan sebaliknya.

 

Tom/IslamIndonesia/Sumber: TheIndependent

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *