Satu Islam Untuk Semua

Monday, 06 February 2017

Menuju Kota Welas Asih, Festival Perdamaian Kembali Digelar di Makassar


islamindonesia.id – Menuju Kota Welas Asih, Festival Perdamaian Kembali Digelar di Makassar

 

Untuk mendorong Kota Makassar sebagai ‘Compassionate City’, Festival Perdamaian kembali akan digelar di ibu kota Sulawesi Selatan ini. Festival yang bertajuk “Peacetival” ini diselenggarakan oleh Peace Generation bersama Jaringan Lintas Iman (JALIN) Harmoni Sulsel dan Makassar Internasional Peace Generation (MIPG).

“Gerakan perdamaian diawali dengan Training of Trainer (TOT) pendidikan perdamaian. Dimana pelatihan ini untuk menanamkan 12 nilai dasar perdamaian dan akan diikuti oleh berbagai kalangan seperti guru, mahasiswa dan aktivis perdamaian.” kata Koordinator Panitia Eddy Aqhdiwijaya seperti dilansir tribun-timur.com, Jumat (3/2).

-Baca juga: Tradisi Tolu Batu Lalikan: Cara Masyarakat Toraja Rawat Toleransi Berkelanjutan

Peserta training diharapkan akan menjadi trainer perdamaian di lingkungannya masing-masing yang akan digelar mulai 8-10 februari 2017 di Galesong. Selain mendorong Makassar sebagai kota Welas Asih, kegiatan ini bertujuan menyuarakan pesan perdamaian kepada masyarakat luas, khususnya Indonesia bagian timur.

Dengan jumlah target orang lokal, nasional, dan internasional yang ingin dijangkau adalah 5000. Adapun perayaan puncak festival akan digelar 12 Februari 2017 di mal Ratu Indah, yang akan diisi oleh para inspirator perdamaian, budayawan, musisi seperti Clementine, My Silver LIning, Aan Mansyur, Qasyim Mathar, Komaruddin Hidayat, Irfan Amalee, dan lain-lain.

Seperti diberitakan sebelumnya, pada festival 2016 di kota yang sama, Mahasiswa Tiongkok dan Turki turut meramaikan acara ini. Selain Tiongkok dan Turki, ada pula mahasiswa dari Jerman, Ceko, Mesir, Thailand, Oman, Vietnam, Pakistan, Maroko, Portugal, Sri Lanka, Kyrgistan, Brasil, dan tentunya Indonesia sebagai tuan rumah.

Tiga tahun sebelumnya, Kabupaten Banyuwangi dijadikan satu dari 40 Compassionate City alias “Kota Welas Asih” di dunia dan sejajar dengan Seattle di Amerika Serikat, Capetown di Afrika Selatan, dan Leiden di Belanda. Banyuwangi juga sekaligus menjadi Kota Welas Asih pertama di Indonesia.

Sejumlah program di Banyuwangi dinilai merepresentasikan prinsip-prinsip kasih sayang, humanisme, dan kebinekaan. Misalnya, pertemuan rutin lintas agama, gerakan Siswa Asuh Sebaya yang menjalin solidaritas antarsiswa, Gerakan Sedekah Oksigen yang melibatkan semua tokoh agama untuk kampanye lingkungan, ambulans 24 jam untuk melayani warga, serta pemberantasan buta aksara dan anak putus sekolah yang menjunjung tinggi aksesibilitas warga dalam menikmati layanan pendidikan.

Laporan kompas.com menyebutkan, Ketika itu ada 231 negara di seluruh dunia yang sedang menuju proses predikat Welas Asih, termasuk Jakarta, Bandung, dan Bali. Hal tersebut dilihat dari penandatangan Piagam Welas Asih (Charter for Compassion) di Banyuwangi, Selasa (5/8/2014).

Charter for Compassion juga telah ditandatangani oleh lebih dari 100.000 tokoh di dunia, termasuk sejumlah tokoh terkemuka di Indonesia. Compassion Action International digerakkan oleh sejumlah tokoh, di antaranya pakar agama Karen Armstrong dan Presiden Masyarakat Islam Amerika Utara Imam Mohamed Magid.[]

– Baca juga – Menlu: “Indonesia Kontributor Terbesar untuk Pasukan Pemelihara Perdamaian PBB”

YS/ islamindonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *