Satu Islam Untuk Semua

Sunday, 13 November 2016

Kutip Al-Maidah 8, Buya Syafi’i dan Gus Mus: “Umat Terpancing Benci Ahok Berlebihan”


islamindonesia.id – Kutip Al-Maidah 8, Buya Syafi’i dan Gus Mus: “Umat Terpancing Benci Ahok Berlebihan”

 

Meski berbeda pendapat dengan MUI soal kasus Basuki ‘Ahok’ Tjahaja Purnama, Tokoh senior Muhammadiyah Ahmad ‘Buya Syafi’i’ Ma’arif tetap mengapresiasi demo 4 November yang ia nilai tertib itu. Bahkan Buya melihat di antara mereka ada yang benar-benar ikhlas hingga datang dengan biaya sendiri dari luar pulau Jawa.

“Tema umumnya (demo) itu kan, Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI. Ini yang saya berbeda pendapat dengan MUI,” kata Mantan Ketum Muhammadiyah ini sembari mengutip pandangan keagamaan lembaga ini soal Ahok.

Meski dalam rekamannya tidak menyebut ‘ulama’ di kepulauan Seribu, MUI menilai Ahok juga menghina ulama. Buya mengatakan bahwa dirinya telah menonton video Ahok di Kepulauan Seribu itu berkali-kali namun tetap tidak melihat adanya penistaan agama.

“Saya berbeda dengan banyak orang. Tapi juga yang sesuai dengan (pandangan) saya juga banyak sekali, hanya mereka tidak berani menyampaikan,” katanya di forum ILC (8/11).

Pemuda Muhammadiyah: Kami Hormati Pendapat dan Pribadi Buya Syafi’i

Buya lalu mengutip apa yang ia baca di handphone-nya dimana ada pihak yang menggolongkan orang seperti dirinya sebagai ‘pasukan setan’. Demikianlah sadisnya kebencian sebagian masyarakat, kata Buya.

Dalam wawancara di salah satu stasiun TV swasta, Buya pun menyayangkan fatwa MUI soal Ahok yang ia nilai kurang cermat hingga memicu situasi seperti ini. Meski demikian, ia tetap mengharapkan semua pihak untuk berlapang dada, apalagi yang dituntut yaitu proses hukum telah digelar oleh polri.

“Dan Ahok telah mengatakan, kalau ia bersalah, siap dipenjara. Bagus tuh sudah,” kata pria kelahiran Sumatera Barat ini.

Selanjutnya, apapun hasil proses hukumnya nanti, Buya berharap untuk diterima dengan lapang dada. Dalam hal ini, ia menegaskan bahwa dirinya bukan orang dekat Ahok, jika pun kenal, ia kenal sekedarnya saja sebagaimana masyarakat umum mengenal Ahok.  Meski telah menegaskan posisinya, Buya merasa selama ini tetap ‘dihantam kiri-kanan’

“Tapi ini resiko dari yang harus saya lakukan. Dan kebenaran itu tidak bisa dikalahkan oleh emosi,” katanya sembari menyebut ustadz yang marah karena tulisan Buya di sebuah media.

Kepada ustadz yang juga petinggi MUI itu, Buya mengajak diskusi soal pesan surat Al Maidah ayat 8. Guru besar sejarah ini lalu menyampaikan kepada sang ustadz tentang urgensi sikap adil seperti terkandung di dalam Al-Quran. Ayat itu, bagi Buya, menekankan bahwa setiap orang harus adil kepada orang yang dibenci sekalipun

“Jadi kalau ada orang yang mengatakan, tangkap Ahok dulu baru diproses hukum, ya ngga bisa, ini hukum rimba apa?” katanya mengutip Kapolri Tito yang berkisah soal pihak yang menuntut aparat agar Ahok ditangkap dulu baru dipriksa.

Pertemuan 4/11 di Istana, Kapolri: “Tuntutan Mereka Ternyata Berubah”

Namun, Buya kembali menggarisbawahi bahwa apa yang ia sampaikan ini di luar konteks kebijakan Ahok soal reklamasi dan lain-lain.

“Kita fokus ini (kasus Ahok terkait Al Maidah 51),” katanya.

Senada dengan Buya Syafi’i, tokoh senior Nahdlatul Ulama KH. Ahmad ‘Gus Mus’ Mustafa Bisri juga mengingatkan agar bersikap adil dalam menilai dan menghakimi setiap perbuatan seseorang, termasuk Ahok.

“Sesuatu yang berlebihan itu tidak baik. Jangan kita memuji orang tapi dengan menjatuhkan atau menghujat orang lain. Emosi di hati jangan sampai menciptakan kebencian yang berlebihan, itu pasti akan memunculkan masalah, seperti yang terjadi sekarang ini di mana umat sudah terpancing membenci Ahok yang berlebihan,” kata Gus Mus kepada cnnindonesia.com (11/10)

MUI Sebut Ahok Dibunuh Menurut Hukum Islam, Gus Mus: Aneh Sekali

Gus Mus menyatakan untuk menjadi manusia obyektif dan jujur memang tidaklah mudah. Emosi dan hawa nafsu yang tidak terkendali akan dapat membuat manusia goyah dalam menentukan sikap, hingga akhirnya bisa menghalalkan segala cara.

“Menjadi jejeg (tegak) itu memang tidaklah mudah. Kalau hati ini tidak kuat, akan bisa goyah ke kiri maupun ke kanan. Maka, janganlah mudah terhasut atau terpancing,” kata Gus Mus.

Masih senada dengan Buya, Gus Mus juga sebelumnya megutip ayat 8 surah Al Maidah di akun facebook pribadinya sebagai dasar Qur’ani bersikap adil.  Kepada ‘teman’ dan follower-nya yang berjumlah 150 ribu lebih itu, pria jebolan Al Azhar Mesir ini menulis, “Sempatkan baca ini juga.”

Setelah mengunggah ayat tersebut, Gus Mus memberikan terjemahannya dengan menegaskan sejumlah kata dengan huruf kapital.

“Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kalian penegak-penegak kebenaran karena ALLAH dan menjadi saksi dengan ADIL. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, menyeretmu untuk berbuat tidak adil. Bersikap adillah. Adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh Allah Mahamengetahui apa yang kalian lakukan.” [Al-Maidah: 8]

Al-Maidah 51 Jadi Perhatian Publik, Gus Mus: Sempatkan Juga Baca Ayat 8

 

YS / Islam indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *