Satu Islam Untuk Semua

Saturday, 24 September 2016

Ayah Kombatan An-Nusra yang Tewas di Suriah Minta Asyuro Dilarang di Bogor


IslamIndonesia.id – Ayah Kombatan An-Nusra yang Tewas di Suriah Minta Asyuro Dilarang di Bogor

 

Salah satu yang menjadi sorotan dalam demonstrasi anti-peringatan Asyuro di Bogor kemarin (23/9) ialah Muhammad Abu Jibril. Bersama ormas Anti-Syiah lainnya, Wakil Amir Majelis Mujahidin ini mengadakan demo meminta Walikota Bogor Bima Arya untuk kembali melarang Asyuro sebagaimana tahun lalu.

“Kita berharap agar Asyuro tidak diselenggarakan karena ini momentum mereka (Syiah), dan kita tidak dalam rangka mau merepotkan pemerintah daerah tetapi kita ingin menyelamatkan kita semua dari bahaya Syiah,” kata Muhammad Nur Sukma mewakili Aliansi Anti-Syiah menjelaskan maksud kedatangannya ke Balaikota Bogor, 23/9.

[Baca: Demo di Balaikota Bogor, Majelis Mujahidin dan Ormas Anti-Syiah Minta Asyuro Dilarang]

Nama Abu Jibril, seperti lansir Tempo, pernah disebut-sebut dalam tragedi bom bunuh diri di Hotel JW Marriot dan Ritz Carlton, keduanya di Jakarta, pada 2009. Salah satu anaknya, yaitu Muhammad Jibril Abdurrahman alias Ricky Ardan, divonis lima tahun penjara karena terbukti melakukan pidana terorisme.

Putranya yang lain, Muhammad Ridwan, telah tewas di Suriah ketika bergabung dengan kelompok An-Nusra, cabang kelompok teroris Al-Qaeda sebagaimana ISIS. Ridwan atau yang dikenal sebagai Abu Omar itu dikabarkan tewas akibat terkena peluru tank di Kota Idlib – Suriah, pada  26 Maret 2015. Kota Idilib dan wilayah Suriah lainnya, sempat diduduki kelompok militan asing seperti ISIS dan An-Nusra sebelum akhirnya direbut kembali oleh pemerintah Suriah satu demi satu.

Belum lama ini, setidaknya 250 anggota ISIS dilaporkan tewas di Palmyra setelah jet-jet tempur Rusia – salah satu koalisi Suriah – membombardir mereka. Tidak hanya itu, sejumlah petingginya, seperti Abu Mohammed al-Adnani, dilaporkan tewas di Aleppo.

Menurut Badan Intelijen Nasional dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, situasi terkini Suriah turut mempengaruhi keamanan Indonesia.  Setidaknya, kata Kepala BNPT Suhardi, 531 orang Indonesia yang bergabung dengan ISIS di Suriah masuk ke tanah air.

“Mereka itu kan yang termasuk program pemantauan, foreign terrorist fighters (FTF) itu atau gampangnya returnis yang fighter,” kata Suhardi di Senayan, Jakarta (15/9).

[Baca: Terjepit di Suriah, 531 ‘Mujahidin’ ISIS Pulang ke Indonesia]

Selain Abu Jibril dan  Nur Sukma, hadir juga dalam demonstrasi anti-Asyuro itu seorang pejabat negara, Najamudin, dari DPRD Kota Bogor, Wilyudin Dhani dari Majelis Ulama Indonesia, Ahmad Iman (Forkami), dan Abdul Halim (DDII).

Kegiatan Asyuro merujuk pada tradisi peringatan haul cucu Nabi Muhammad, Husain bin Ali bin Abi Thalib, pada tiap 10 Muharram. Tradisi haul ini diselenggarakan di berbagai negara termasuk dilakukan sejak lama di tanah Jawa yang populer dengan ‘Bubur Suro’.

Di Jawa, kata KH. Said Aqil Sirajd, Islam dapat berkembang pesat karena para wali menempatkan agama selaras dengan budaya. Namun cara ini, termasuk praktik tradisi haul, kemudian ditentang oleh pengikut ajaran Wahabi atas dasar tidak pernah dicontohkan Nabi, bahkan tergolong syirik.

“Kita ini semuanya dianggap bid’ah dan musyrik karena menurut mereka Maulid Nabi itu bid’ah, Isra’ Miraj bid’ah, ziarah kubur musyrik, haul musyrik, dan semuanya masuk neraka. Kami khawatir murid mereka memahami kalau begitu boleh dibunuh dong orang ini karena kerjaannya musyrik semua,” kata Ketua PBNU saat bertemu Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian di Gedung Mahameru Mapolda Jatim, Surabaya, (1/9)

Meski Wahabi bukan teroris, lanjut Kang Said, semua teroris di Indonesia dari organisasi atau pesanteran Wahabi. Karena itu, kiai asal Cirebon ini meminta Kapolri Tito untuk memantau mereka, termasuk Majelis Mujahidin dimana Abu Jibril salah satu petingginya.[]

 

[Baca – PBNU: Semua Teroris di RI Wahabi]

 

YS/IslamIndonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *