Satu Islam Untuk Semua

Friday, 15 February 2019

Ibrahim Ghunaim Mc Gaza, Pejuang Palestina yang Berjuang Melalui Musik Rap (2)


islamindonesia.id – Ibrahim Ghunaim Mc Gaza, Pejuang Palestina yang Berjuang Melalui Musik Rap (2)

 

Selain berjuang untuk menemukan audiens yang tepat dan mengkhawatirkan apa yang boleh dan tidak boleh dikatakannya, Ibrahim Ghunaim harus berhadapan dengan kenyataan bahwa hasratnya terhadap musik bahkan dapat menimbulkan masalah dalam kehidupan pribadinya.

“Jika saya ingin menikah, tidak ada yang akan menghargai bahwa saya adalah seorang rapper. Mereka tidak akan menerima saya. Mereka pikir sangat memalukan untuk menjadi seorang rapper,” kata Ibrahim sebagaimana dikisahkan dalam wawancaranya di pri.org.

Namun meskipun kini dia telah mendapat sambutan hangat dari sebagian warga Gaza, Ibrahim terus berbicara melalui musiknya tentang apa yang dia lihat sebagai masalah mendesak yang berada di sekitarnya.

“Saya tidak menganggap diri saya seorang yang politis,” kata Ibrahim, “Tapi itu tugas saya untuk mengomunikasikan apa yang terjadi di sini ke dunia luar.”

Pada saat berusia 23 tahun, dia telah menyaksikan apa yang dia sebut sebagai Intifadah kedua, yaitu tiga perang di Gaza dan revolusi di Mesir, dan pengalamannya atas kedua hal tersebut telah dia tuangkan ke dalam liriknya.

Dalam sebuah lagu berjudul My Extraordinary Homeland, dia menulis, “Seorang martir memberi jalan kepada yang lain, seorang janda yang menangis berdiri di sebelah istri seorang napi yang putrinya terluka, mencoba mengenakan pakaian berliburnya tetapi dia tidak bisa.”

https://www.youtube.com/watch?v=njYI-4Vl5Y8

Video dari lagu tersebut menampilkan tim parkour lokal Gaza yang sedang melompati puing-puing setelah kampanye militer Israel selama 51 hari yang dinamakan Operation Protective Edge. Operasi militer tersebut telah menewaskan lebih dari 2.000 warga Gaza dan 73 warga Israel.

Baca juga:

Ibrahim mencoba menyentuh para pendengar lagunya dengan tema-tema tentang perdamaian, hak para pengungsi Palestina untuk kembali ke rumah leluhur mereka, anak jalanan, dan juga tentang “hal-hal emosional.”

“Rap berbicara tentang apa pun yang salah menurut Anda dan menjelaskan mengapa itu salah,” katanya, “Saya ingin meruntuhkan seluruh negara yang telah menghancurkan saya.”

Banyak pekerjaan Ibrahim yang fokus terhadap masalah yang dihadapi warga Palestina secara lebih luas. Lagunya yang berjudul Law Ba3raf (Seandainya Aku Tahu) adalah sebuah dakwaan atas kegagalan kepemimpinan Palestina di Gaza, yakni Hamas yang konservatif dan Fatah yang lebih sekuler, yang tidak dapat menyelesaikan perbedaan pandangan politik di antara mereka.

Meskipun Ibrahim adalah seorang rapper asal Palestina, namun dia mengatakan bahwa dia juga melakukan hal-hal yang dilakukan oleh rapper pada umumnya.

Misalnya dalam salah satu lagunya yang berjudul Diss. Lagi itu ditujukan kepada sejumlah rapper dan artis Arab lainnya yang pernah mengkritiknya di masa lalu. Di dalam lagu itu ada beberapa kalimat yang menyatakan ketidaksukaannya terhadap mereka.

Tetapi karena penolakannya di negara asalnya, Ibrahim sekarang ingin pergi ke luar negeri untuk melanjutkan karir bermusiknya. “Satu-satunya jenis orang yang benar-benar tertarik dengan pekerjaan saya adalah wartawan asing yang menulis hal-hal seperti, ‘Ya ampun, ada rap di Gaza’,” katanya.

Hingga saat ini Ibrahim telah merekam 45 lagu dan membuat 18 video klip. Selain Eminem, dia juga penggemar Julia Boutros dan penyanyi asal Lebanon, Fairuz.

“Saya akan mulai menyanyi rap dalam bahasa Inggris karena hanya orang-orang Barat yang tampaknya tertarik,” katanya.

Tapi itu tidak mudah. Gaza telah dikepung oleh Israel selama delapan tahun terakhir dan sangat sulit untuk pergi. Bahkan untuk dapat pergi ke bagian lain Palestina pun sangat sulit. “Saya seharusnya berada di Tepi Barat sekarang untuk pentas, tetapi sampai sekarang mereka (otoritas Israel) belum menanggapi permintaan saya,” ujarnya.

Seperti banyak anak muda lainnya di Gaza, Ibrahim kadang-kadang merasa putus asa karena kurangnya kesempatan. “Saya ingin melakukan banyak hal, tetapi apa yang dapat saya lakukan? Ada pertanyaan yang lebih tepat bagi penduduk Gaza, apa yang dapat saya lakukan besok?”

Meskipun karyanya fokus pada masalah-masalah di Gaza, dia sangat ingin pergi dari sana. “Jika saat ini mereka berkata saya bisa pergi, saya akan meninggalkan laptop saya sekarang juga dan pergi.”

Video terbaru Ibrahim Ghunaim Mc Gaza tentang Great March of Return dapat dilihat di bawah ini:

 

PH/IslamIndonesia/Photo: Ibrahim Ghunaim

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *