Satu Islam Untuk Semua

Wednesday, 01 June 2016

OPINI—Pancasila dalam Khazanah Pemikiran Islam (1)


Islamindonesia.id— Pancasila dalam Khazanah Pemikiran Islam

Siapa saja yang menelaah Pancasila dan khazanah pemikiran Islam akan menemukan kemiripan yang mencolok dalam banyak aspeknya. Hampir tiap butir Pancasila merupakan perasan dari pemikiran Islam yang khas, bahkan merupakan saripati risalah para nabi dari mulai Adam hingga Kanjeng Nabi Muhammad.

Maka itu, penolakan terhadap Pancasila dari sekelompok tokoh maupun aktivis Islam sesungguhnya sama sekali tak masuk akal. Apa nalar di balik penolakan ini? Sekiranya penolakan itu datang dari kekhawatiran munculnya fasisme dan kediktatoran di balik slogan “asas tunggal”, maka tentu masih bisa diterima. Dan penolakan itu sebenarnya bukan monopoli slogan asas tunggal Pancasila, tapi juga asas tunggal khilafah dan syariah yang juga telah secara historis melahirkan penindasan dan pertumpahan darah atas nama agama.

Namun, di sisi lain, jika penolakan itu bersumber dari substansi tiap sila dalam Pancasila, maka jelas itu jauh panggang dari api. Sama sekali tidak berdasar. Kecuali bila kita asumsikan bahwa penolakan itu timbul akibat kedangkalan pemahaman agama Islam, motif politik, motif ekonomi, motif menyokong agenda asing dan lain-lain. Apapun motif di balik penolakan sebagian Muslim terhadap Pancasila sebenarnya bersifat asal-asalan, tidak substantif dan sepenuhnya tidak berlandaskan pada metode ilmiah dan rasional.

Lebih dari itu, umat Islam Indonesia yang menjadi sokoguru bangsa dan negara ini sepatutnya bersyukur telah berhasil merumuskan sebuah kerangka ideologis yang begitu Islam, sesuai Al-Qur’an, rasional, universal, humanis, berakar pada nilai-nilai budaya dan bertopang pada kekuatan sejarah perjuangan bangsa. Di hari kelahiran Pancasila ini seharusnya umat Islam merayakannya sebagai suatu keberhasilan yang fenomenal, khususnya di zaman ketika eksperimen ideologi gerakan-gerakan Islam di Timur Tengah yang bertumpu pada kekhalifahan berguguran satu demi satu. Atau setidaknya sedang mengalami kebuntuan yang serius.

Butir pertama Pancasila merupakan fondasinya. Tanpa Ketuhanan semuanya tak bermakna, tak bertujuan dan tak memilikin arah. Ketuhanan Maha Esa sejatinya merupakan inti ajaran seluruh nabi agar manusia terbebas dan merdeka dari berhala dan sesembahan palsu. Inilah satu-satunya asas yang mampu melepaskan manusia dari penindasan terhadap dan oleh sesamanya. Inilah ideologi tauhid yang tujuan utamanya adalah kebebasan dan kemerdekaan manusia dari penghambaan pada selain satu Tuhan yang Esa. Tanpa Ketuhanan yang Maha Esa, manusia hanya akan menjadi budak atau sebaliknya tuhan bagi dirinya sendiri dan orang lain; dan dua-duanya adalah penindasan dan penjajahan.

Butir kedua menekankan konsekuensi logis dan praktis dari asas Ketuhanan yang Maha Esa. Tidaklah mungkin ada kemanusiaan yang adil dan beradab di tengah perbudakan, penindasan, penyembahan dan eksploitasi satu individu atau satu kelompok manusia atas yang lain. Kemanusiaan hanya mungkin lahir dari kemerdekaan, dari pilihan bebas. Menjadi manusia adalah pilihan orang merdeka, bukan pilihan budak yang sedang merasakan penindasan dan penjajahan “tuhan-tuhan” palsu.

 

AJ/IslamIndonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *