Satu Islam Untuk Semua

Friday, 08 June 2012

Pancasila, Apanya yang Tidak Islami?


JAKARTA – Nahdatul Ulama (NU) menegaskan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan harga mati. Penegasan ini bukan tanpa dasar, karena faktanya nilai-nilai Islam telah diakomodir dalam Pancasila.

Sehingga sudah tidak relevan lagi mengusung jargon negara Islam di Indonesia. Alhasil, sudah selayaknya segala daya upaya untuk mengubah dasar negara atas nama agama tidak diperlukan lagi.

“Coba lihat Pancasila, apa yang tidak Islami? Substansi Islam itu ada di Pancasila. Kalau Islami itu ada dua unsur, justice dan syuro. Justice di sila kelima dan syuro di sila keempat. Syuro merupakan strategi dan justice tujuannya,” kata Rais Syuriah Pengurus Besar (PBNU) KH Masdar Farid Mas’udi dalam seminar nasional memperingati Bulan Bung Karno dengan tema Soekarno dan Islam di Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Kamis (7/6/2012).

Masdar menjelaskan, Soekarno mencetuskan Pancasila sebagai buah dari kebangsaan dan keislaman di Indonesia. Pancasila, menurut dia, merupakan buah hasil keberagaman kebangsaan yang Islami.

Sementara itu, mantan Ketua Umum PBNU, Hasyim Muzadi mengatakan, Soekarno merupakan sosok tokoh bangsa yang bertindak Islami. Secara tegas dia membantah tudingan pemikiran Soekarno tidak Islami. “Hanya saja dia tidak ingin mengambil nama yang Islami. Hanya substansinya saja,” jelasnya.

Lebih lanjut, Hasyim mengkritisi pandangan yang menganggap bahwa Islam hanya diidentikkan sebagai simbol, laki-laki dan perempuan, halal dan haram, serta atribut-atribut lainnya. Pandangan semacam ini hanya akan menjebak pengikutnya pada pemahaman yang dangkal.

“Kalau dikatakan Islam itu cenderung laki-perempuan dan halal-haram, Islam tidak sekedar seperti itu, keadlian sosial itu justru yang Islam perjuangkan dan itu ada di Pancasila,” urainya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *