Satu Islam Untuk Semua

Sunday, 21 August 2016

KHAS—Pentingnya Memahami Diri Sendiri (Tafsir Kontemporer Piwulang Kiai Semar)


IslamIndonesia.id—Pentingnya Memahami Diri Sendiri (Tafsir Kontemporer Piwulang Kiai Semar)

 

Benjamin Franklin pernah bilang, “Di dunia ini, ada tiga hal yang sangat keras, yaitu emas, berlian, dan memahami diri sendiri.”

Kenapa memahami diri sendiri disetarakan kekerasannya dengan emas dan berlian? Sebegitu rumit dan susahnya kah upaya memahami diri sendiri? Dan sebegitu berharganya kah upaya itu sehingga nilainya juga bisa dianggap setara dengan harga emas dan berlian?

Dalam tulisan Piwulang Kiai Semar tentang 4 Prinsip Kesadaran telah diuraikan di antaranya bahwa 4 Prinsip Kesadaran itu sudah semestinya menjadi pedoman kita dalam hidup, agar tercapai keseimbangan, baik di alam mikrokosmos maupun makrokosmos. Yakni agar kita menjadi pribadi yang selamat, sekaligus mampu menyelamatkan sesama kita, sesuai prinsip rahmatan lil ‘alamin.

Sebelum membahas lebih jauh perihal pentingnya “memahami diri sendiri” dan bagaimana cara melakukannya, mungkin ada baiknya bila kita coba pahami terlebih dahulu soal “kesadaran diri” atau yang biasa disebut oleh para ahli dengan istilah self awareness itu.

Apa itu kesadaran diri?

Kesadaran diri adalah suatu keadaan ketika seseorang bisa memahami dirinya sendiri dengan setepat-tepatnya. Seseorang disebut memiliki kesadaran diri jika ia memahami emosi dan mood yang sedang dirasakan, kritis terhadap informasi mengenai dirinya sendiri, dan sadar tentang dirinya yang nyata, bukan “diri” yang “ada” di alam persepsi.

Pendek kata, seseorang dapat disebut sebagai berkesadaran diri adalah ketika dia sadar mengenai pikiran dan perasaannya serta dapat melakukan evaluasi, perhitungan atau muhasabah terhadap dirinya.

Artinya, orang yang sedang berada dalam kesadaran diri sudah pasti akan memiliki kemampuan memonitor diri, yakni mampu membaca situasi sosial dalam memahami orang lain dan mengerti harapan orang lain terhadap dirinya. Kalau orang lain mengharapkan ia bicara, maka ia bicara. Kalau orang lain mengharapkan ia diam, maka ia diam. Kalau orang lain mengharapkan ia yang memimpin, maka ia pun akan maju memimpin di depan.

Apabila seseorang menjadi sadar akan peran pentingnya dalam kehidupan ini, maka hal itu sangatlah cukup baginya untuk mempunyai tujuan di dalam hidup dan berusaha dengan keras untuk mewujudkan tujuan itu.

Inilah sejenis motivasi internal yang orisinil dan biasanya akan lebih bertahan lama, tidak seperti motivasi eksternal yang mudah luntur pengaruhnya dan terkadang pudar karena bersifat situasional.

Kesadaran diri juga merupakan syarat pertama dan utama untuk menjadi pribadi yang proaktif. Apabila seseorang telah menjadi sadar diri akan tugas dan perannya di dunia ini, maka segala pikiran dan tindakannya akan dia fokuskan untuk mencapai tujuan hidup yang jelas, bukan hanya sekadar menghabiskan waktu-waktunya yang berharga tanpa arah.

Selain itu, apa saja manfaat kesadaran diri?

Manfaat kesadaran diri di antaranya adalah:

1.  Memahami diri kita dalam berhubungan dengan orang lain.

2. Mengembangkan dan mengimplementasikan kemampuan diri.

3. Menetapkan pilihan hidup yang akan dicapai.

4. Mengembangkan hubungan atau relasi dengan orang lain.

5. Memahami nilai keragaman.Meningkatkan produktivitas.

6. Meningkatkan kemampuan peran dalam keluarga, masyarakat dan bangsa.

Lalu bagaimana cara memahami diri?

Caranya tak lain adalah dengan meningkatkan kesadaran diri.

Salah satu cara untuk meningkatkan kesadaran diri adalah dengan menganalisis pengalaman kita, mencoba melihat diri sendiri dengan kacamata orang lain. Hal tersebut membantu mengungkap siapa diri kita dan meningkatkan kecerdasan emosi kita.

Dalam menganalisis diri, setiap individu menempatkan dirinya sebagai objek pada suatu situasi atau kondisi yang kemudian diobservasi bagaimana sikap, respon, pikiran, dan interaksi yang biasa muncul untuk kemudian dianalisis dampak positif dan negatifnya.

Menganalisis diri sendiri tidaklah selalu mudah, tetapi hal ini merupakan kemampuan yang harus dimiliki agar menjadi pribadi yang sadar diri.

Menganalisis diri dapat dimulai dengan berusaha mengekspresikan serta menggali pikiran dan perasaan yang muncul atas sebuah situasi. Dengan demikian akan diperoleh sebuah sudut pandang baru atas situasi yang dihadapi. Dengan memiliki sudut pandang baru, individu akan efektif dalam menerapkan perilaku yang sesuai. Hal tersebut akan memberi sebuah pengalaman untuk menghadapi situasi yang sama di masa yang akan datang.

Hal lain yang tak kalah penting untuk dapat memahami diri sendiri adalah dengan mengenali kekuatan dan kelemahan, perilaku, pola pikir, dan nilai atau prinsip diri.

Keempat hal tersebut tidak dapat berdiri sendiri karena keempatnya merupakan sub-sub intrapersonal skills yang saling mempengaruhi dan karenanya mesti terus-menerus kita pelajari sepanjang hidup kita.

Ya, keempat hal itu memang penting untuk dikuasai, karena seperti kata orang bijak: Siapa mampu mengenal dirinya, maka dia pun bakal mampu mengenal Tuhannya.

 

EH/IslamIndonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *