Satu Islam Untuk Semua

Tuesday, 11 January 2022

Tanggapi Aksi Pria Tendang Sesajen Sambil Sumpah Serapah, Putri Gus Dur Singgung Surah Al-Maidah


islamindonesia.id – Dalam sepekan terakhir, sebuah video yang memperlihatkan aksi seorang pria membuang dan menendang makanan yang diduga sesajen sambil mengeluarkan sumpah serapah dan teriakan takbir di lokasi erupsi Gunung Semeru, Lumajang, Jawa Timur, viral di media sosial.

Akun Twitter @Setiawan3833 yang mengunggah video tersebut menjelaskan, makanan yang dibuang adalah sesajen dari tradisi Ruwatan warga Sumbersari, Lumajang.

Tradisi Ruwatan dilakukan warga untuk memohon keselamatan dari bencana usai erupsi Gunung Semeru.

Video tersebut sudah ditonton lebih dari 1 juta kali dan dibagikan ulang sebanyak lebih dari 5 ribu kali.

“Janganlah berlaku sombong dengan tidak menghormati kearifan lokal, adat dan budaya lainnya. Kejadian di Sumbersari, Lumajang,” tulis akun tersebut dikutip Kompas TV, Minggu (9/1/2022).

Menanggapi video viral tersebut, Bupati Lumajang Thoriqul Haq menyayangkan aksi pria yang membuang sesajen tersebut dan menyebut pelakunya arogan dan rawan memicu perselisihan keyakinan.

Kepada polisi dan relawan, Thoriqul meminta untuk mencari pria tersebut untuk melakukan klarifikasi.

Baca: Tak Perlu Tendang Sesajen dengan Rasa Benci, Pakai Jurus Dakwah ‘Tut Wuri Hangiseni’ para Wali Ajak Berislam Sukarela dan Senang Hati

Senada dengan Bupati Lumajang, putri Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Alissa Wahid juga menyesalkan kejadian yang menurutnya tidak sesuai dengan tuntunan agama tersebut.

Di akun Instagram pribadinya, alissa_wahid, Minggu (9/1/2022), Alissa mengungkapkan tanggapannya.

“Boleh saja kita meyakini bahwa sesajen itu tidak boleh. Yang tidak boleh itu mengambil hak orang lain untuk mengimani hal yang berbeda,” tulisnya.

Yang membahayakan dari perilaku membuang dan menendang sesajen, kata Alissa, adalah sikap menang-menangannya itu.

“Gampang sekali meningkat jadi menindas orang lain dan kelompok lain, atas nama kebenaran yang diyakininya.”

Alissa mengingatkan bahwa negeri ini, Nusantara, merupakan milik bersama, bukan milik kelompok tertentu saja. Sehingga tidak ada yang memiliki hak mutlak tanpa batas.

“Adilkah kita memaksakan kemauan kita pada orang lain?” tanya Alissa.

Menurutnya, membenci saudara sebangsa saja sudah merupakan hal yang salah, apalagi mengambil hak saudara sebangsa yang sudah dijamin konstitusi.

Alissa pun mengutip surah Al-Maidah ayat 8 yang termaktub dalam Alquran.

“Padahal tuntunan Alquran sudah jelas, ‘Janganlah kebencianmu kepada satu kaum mendorongmu berlaku tidak adil’,” pungkasnya.

EH/Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *