Satu Islam Untuk Semua

Tuesday, 31 January 2017

Survei ARC: Muhammadiyah Modern, NU Hargai Budaya Lokal, FPI dan HTI Kaku


islamindonesia.id – Survei ARC: Muhammadiyah Modern, NU Hargai Budaya Lokal, FPI dan HTI Kaku

 

Alvara Research Center (ARC) melansir hasil survei tentang Potret Keberagamaan Muslim Indonesia. Pendiri Alvara Hasanuddin Ali mengatakan sebanyak 95 persen Muslim di Indonesia memandang penting peran agama dalam kehidupan sehari-hari.

“Umat Islam Indonesia umumnya religius,” kata Hasanuddin, Direktur ARC Hasanuddin Ali di Jakarta, seperti dilansir Tempo, Senin (30/1).

Di samping religius, mayoritas umat Islam Indonesia merupakan masyarakat yang menyatakan agama memegang peranan penting bagi kehidupan mereka.

Selain itu, dalam hal Ormas Islam, Hasanuddin menyatakan hasil survei menunjukkan kalau NU, Muhammadiyah, dan Front Pembela Islam (FPI) merupakan tiga ormas Islam yang paling banyak dikenal oleh umat Islam Indonesia.

Dalam hasil survei ARC, Nahdlatul Ulama (NU) dicitrakan sebagai ormas yang menghargai budaya lokal, tradisionalis, ajarannya cocok di Indonesia, serta melindungi kelompok minoritas, sementara Muhammadiyah dicitrakan modern dan moderat.

“Sedangkan FPI dan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dicitrakan dengan mengusung syariat Islam serta ajarannya keras atau kaku,” katanya.

[Baca juga: 4 Modal Sinergi NU-Muhammadiyah ala Gus Mus]

NU, Muhammadiyah, dan FPI, sambung dia, merupakan organisasi kemasyarakatan (Ormas) Islam yang paling dikenal menurut mayoritas responden survei. NU dikenal oleh 97 persen, Muhammadiyah 94,3 persen, dan FPI 68,8 persen dari 1.626 responden.

“Survei ini menunjukkan popularitas FPI mengalahkan beberapa ormas Islam yang sudah ada jauh sebelumnya,” katanya.

C3bB69aVYAE66q6

Sementara dari segi afiliasi, lanjut Hasanuddin, mayoritas umat Islam berafiliasi pada NU, yakni 50,3 persen dan Muhammadiyah sebanyak 14,6 persen.

[Baca juga: Diminta Kenalkan Islam Khas Indonesia, Jepang Undang NU dan Muhammadiyah]

Survei ARC ini dilaksanakan pada pekan keempat November hingga pekan pertama Desember 2016. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara tatap muka kepada responden dari 34 provinsi yang dipilih melalui multi stage random sampling dengan margin of error 2,4 persen.

Ketua Umum Pengurus Besar Nadhlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj menyatakan kurang puas dengan pemahaman Islam para responden dalam survei yang dilakukan oleh Alvara Research Center. Salah satu yang menjadi perhatian Said Aqil ialah kehadiran Front Pembela Islam (FPI) dalam jajaran elit organisasi massa Islam di Indonesia.

“Kalau sudah tertarik FPI terus dianggap membela Islam itu kan betapa rendahnya pemahaman Islam,” ucap Said dalam pemaparan survei Potret Keberagamaan Muslim Indonesia.

Di sisi lain, justru dirinya bersama NU tengah giat-giatnya mengenalkan Islam sebagai agama yang toleran. Bahkan Said tak mau ambil pusing ketika dihujat saat mengenalkan Islam toleran.[]

[Baca juga – Muhammadiyah Bolehkan Ziarah Kubur, Gus Mus: NU Tidak Kunut Juga Biasa]

YS/ islam indonesia/ foto: tempo

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *