Satu Islam Untuk Semua

Tuesday, 22 May 2012

NU Dambakan Islam Berkultur Indonesia


Para ulama Nahdlatul Ulama mendambakan karakter ulama Indonesia yang bisa menjembatani permasalahan sosial dengan ajaran yang lembut. Nilai-nilai kultural bangsa pun diminta dikedepankan untuk menciptakan Indonesia sebagai tonggak peradaban Islam.

“Yang akan langgeng adalah Islam yang integral dengan budaya setempat serta ilmu yang berkembang,” jelas Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Sirodj dalam Halaqah Kyai dan Ulama di Ponpes Alfadhlu wal Fadhilah, Kaliwungu, Kendal, Ahad (15/4).

Kiai Said yakin umat Islam menjadi pelopor pembangunan jika mau menyelami fungsi ajaran ahlussunah wal jamaah (aswaja). Kekhasan aswaja identik dengan ajaran agama Islam yang sangat akrab dengan kultur Indonesia. Sehingga pemikiran serta pergerakannya menyebar pesat. NU pun menjadi salah satu pelopor pendiri negara Indonesia. Citra penuh kekhasan aswaja yang dibentuk melalui NU sejak tahun 1926 menjadi warna kehidupan Muslim di Indonesia.

“Agama Islam yang ke-Araban tidak akan bertahan lama di Indonesia,” jelas Kiai Said. Sayangnya, segala kelebihan dalam kuantitas dan pemikiran belum menjadi jaminan terwujudnya harapan itu. Kekuatan orang NU yang mempunyai kekuatan massa sekitar 40 persen dari jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 270 juta jiwa justru dipandangnya melemah karena belum bisa terintegrasi satu sama lain dalam komunitasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *