Satu Islam Untuk Semua

Friday, 30 September 2016

Menlu Bahrain Puji Eks Presiden Israel, Netizen: “Peres Penjahat Perang”


IslamIndonesia.id – Menlu Bahrain Puji Eks Presiden Israel, Netizen: “Peres Penjahat Perang”

 

Pemberian penghormatan terakhir dari Menteri Luar Negeri Bahrain untuk mantan Presiden Shimon Peres yang wafat Rabu lalu memicu gelombang protes di kawasan karena Peres dianggap kriminalis.

“Selamat jalan Presiden Shimon Peres, pemimpin dalam perang dan perdamaian yang masih sulit tergapai di Timur Tengah,” kata Syeikh Khaled bin Ahmed al-Khalifa di akun twitternya.

Ucapan penghormatan itu mendapatkan reaksi kemarahan di kalangan pengguna media sosial seperti yang dilakukan tokoh oposisi, dimana sebagian besar warga Arab memandang Peres sebagai orang yang bertanggungjawab atas ‘suksesnya’ perang yang telah mengguncang Timur Tengah.

“Menteri Luar Negeri memberikan penghormatan pada teroris Zionis dan pembunuh anak-anak,” protes seorang mantan legislator oposisi Jalal Fairooz.

Seperti diketahui, Manama tidak memiliki hubungan diplomasi dengan Tel Aviv namun sebagian negara Arab, terutama Saudi, telah memiliki hubungan hangat dengan rezim israel.

[Baca: Mantan Jenderal Saudi mengunjungi Israel untuk Bertemu dengan Dirjen Kemenlu Israel]

Di antara para pemimpin Arab, hanya otoritas Palestina Presiden Mahmoud Abbas yang memberikan belasungkawa pada keluarga Peres, yang mencerminkan relasinya sebagai partner.

Bagaimanapun, banyak yang akan mengingat Peres sebagai sosok ‘penjahat perang’ khususnya pada pembunuhan massal malam 1996. Ketika serangan Israel menghantam desa di Lebanon Selatan, dimana setidaknya 106 orang kehilangan nyawa. Ketika itu, Peres sebagai perdana menteri.

Dilahirkan di Polandia pada 1923, Peres hijrah ke tempat yang diamanatkan Inggris – yaitu tanah Palestina- ketika usianya masih 11 tahun. Ia ikut dalam gerakan Zionist dan berjumpa dengan David Ben-Gurion, yang menjadi mentornya sekaligus perdana menteri pertama Israel.

Peres menjadi direktur jenderal kementerian urusan militar yang baru dibentuk saat usianya 29 tahun. Ia juga terlihat sebagai pendorong dalam pengembangan program nuklir Israel yang tidak dipublikasikan itu.
Warga Palestina mengatakan, darah mereka teleh berlumuran di tangan Peres. Seperti pemimpin Zionis lainnya,

Peres juga mengizinkan pembangunan pemukiman Israel untuk mengambil tempat di tanah Palestina selama bertahun-tahun selama kepemimpinannya.

Pemiskinan jalur Gaza menjadi saksi dua perang berskala besar semasa Peres sebagai presiden, yang merenggut nyawa lebih dari 3.700 warga Palestina.

Gerakan perlawanan Palestina, Hamas, menyeru warga Palestina untuk mengadakan “Hari Kemarahan” pada hari Jum’at yang bertepatan pada hari pemakaman Peres.

Seruan ini dimaksudkan sebagai simbol peringatan setahun dari mulainya apa yang digambarkan sebagai intifada ketiga di seluruh Tepi Barat yang diduduki dan Al-Quds Yerussalem. []

 

[Baca:  OPINI – Israel Dan Kesepakatan Lausanne]

 

YS/IslamIndonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *