Satu Islam Untuk Semua

Monday, 17 December 2018

Menag Apresiasi Peran Alawiyin dalam Pembangunan Bangsa


islamindonesia.id – Menag Apresiasi Peran Alawiyin dalam Pembangunan Bangsa

 

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengapresiasi peran kaum alawiyin dalam pembangunan bangsa. Hal ini disampaikan Menag saat menghadiri Peringatan 90 tahun Rabithah Alawiyah di Jakarta.

Rabithah Alawiyah adalah organisasi yang mencatat silsilah para keturunan Nabi Muhammad SAW, lebih tepatnya adalah dari garis keturunan Sayyidina Husein bin Ali bin Abu Thalib (generasi pertama dari keturunan Ali bin Abu Thalib dan Fatimah binti Muhammad SAW) .

Mereka telah mendata bahwa terdapat 151 marga yang masih ada di dunia, termasuk yang berada di Indonesia, sebagaimana dilansir dari tirto. Di Indonesia sendiri, beberapa marga yang populer di antaranya Assegaf, Alaydrus, Alatas, Alhabsyi, dan lain-lain.

Sementara itu, sebutan Alawiyin sendiri berasal dari nama Alwi bin Ubaidillah, generasi ke-10 dari keturunan Ali bin Abu Thalib dan Fatimah binti Muhammad SAW yang tinggal di Hadramaut, Yaman. Dari Alwi inilah marga-marga alawiyin yang berada di Indonesia berasal, sebagaimana dikutip dari ganaislamika.com.

Silsilah Alawiyin. Sumber: ganaislamika.com

Silsilah Alawiyin. Sumber: ganaislamika.com

“Saya kira tidak ada keraguan sedikit pun bahwa golongan keturunan Arab sebagai bagian dari bangsa Indonesia memiliki peran dan sumbangsih yang besar dalam membangun rumah kebangsaan Indonesia,” ujar Menag di Jakarta, Minggu (16/12), sebagaimana dilansir dari website kemenag.

Peringatan 90 tahun Rabithah Alawiyah dihadiri Ketua Umum Rabithah Alawiyah Habib Zen Umar Smith beserta jajaran pengurus lainnya, Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, serta para ulama dan habaib.

Menurut Menag, para ulama dan tokoh masyarakat alawiyin memiliki peran besar dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. “Para Alawiyin dan masyarakat keturunan Arab juga mengisi kemerdekaan Indonesia melalui berbagai kegiatan pendidikan, dakwah, sosial, dan kemanusiaan,” ungkap Menag.

Baca juga:

Menag pun mengapresiasi keberadaan Rabithah Alawiyah, sebagai organisasi massa Islam yang bergerak di bidang sosial kemasyarakatan, di mana mayoritas anggotanya adalah para WNI Keturunan Arab.  Peringatan 90 tahun Rabithah Alawiyyah, menurut Menag, menemukan momentumnya dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara.

“Keberadaan Rabithah Alawiyah sejak tahun 1928 memiliki arti penting dalam sejarah Indonesia, baik sebelum kemerdekaan maupun sesudahnya,” tuturnya.

Dia mengungkapkan, banyak di antara alawiyin maupun masyarakat Indonesia keturunan Arab yang terjun di bidang sosial kemasyarakatan. “Mereka membina masyarakat agar menjadi warga negara yang berakhlakul karimah,” ujarnya.

Menag mencontohkan ajaran yang disampaikan Habib Ali bin Abdurrahman Kwitang. “Habib Kwitang ini,  tidak pernah mengajarkan ideologi kebencian, berpolitik adu domba, iri, dengki, ghibah, fitnah dan namimah,” tuturnya.

Sebaliknya, Habib Ali mengembangkan tradisi kakek-kakeknya dari keluarga Ahlul Bait. Inti dari ajaran Habib Ali, kata Menag adalah  menjunjung tinggi nilai kemanusiaan. “Ajaran untuk menghormati hak-hak setiap manusia tanpa membedakan manusia atas latar belakang status sosial mereka,” tandasnnya.

 

PH/IslamIndonesia/Photo Fitur: Kemenag

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *