Satu Islam Untuk Semua

Wednesday, 28 December 2016

Direktur CIIA Harits Abu Ulya: Marak Aksi Teror di Tanah Air Tak Terkait Suriah


islamindonesia.id – Direktur CIIA Harits Abu Ulya: Marak Aksi Teror di Tanah Air Tak Terkait Suriah

 

Sejak awal hingga akhir tahun 2016, penangkapan terduga teroris yang hendak melancarkan aksi teror gencar dilakukan kepolisian. Dalam satu bulan ini saja, tercatat sedikitnya sudah tiga kali penyergapan kelompok yang diduga terkait dengan ISIS di wilayah Jabodetabek dan daerah lain di Indonesia.

Pertama adalah kelompok Bekasi, termasuk Dian Yulia Novi yang berencana meledakkan diri di depan Istana Negara dengan menggunakan bom panci. Kemudian, kelompok Tangerang Selatan yang masih berhubungan dengan kelompok Bekasi. Terduga teroris ini, ditengarai sedang merencanakan penyerangan anggota Kepolisian yang bertugas pada malam Natal dan Tahun Baru 2017. Dan yang terakhir, penangkapan 4 terduga teroris yang berlangsung di markas rumah terapung Waduk Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat. Namun, belum ada informasi dari Kepolisian mengenai sasaran dan waktu tindakan teror kelompok ini.

[Baca: Kronologi Aksi Aparat Melumpuhkan 4 Terduga Teroris di Purwakarta]

Tak dapat dipungkiri bahwa meningkatnya rencana aksi teror di Indonesia ini bersamaan dengan meningkatnya ketegangan situasi di Aleppo Suriah, basis ISIS yang sedang digempur pasukan Suriah bersama koalisinya, terutama setelah belum lama ini kota strategis tersebut sudah berhasil dibebaskan total dari cengkeraman tangan ISIS.

Namun, pemerhati kontra-terorisme dan Direktur CIIA (The Community of Ideological Islamic Analyst) Harits Abu Ulya punya pandangan berbeda. Menurutnya, banyaknya operasi penangkapan terduga teroris dalam beberapa pekan ini tidak ada kaitannya dengan situasi global.

Harits justru menilai penindakan yang kerap terjadi belakangan ini, karena ada asumsi umum terkait ancaman teror yang biasanya meningkat pada akhir dan jelang awal tahun.

“Tidak ada relevansi dengan situasi di Suriah. Ada asumsi, ini ancaman awal dan akhir tahun. Jadi penangkapan dilakukan sebelum ada aksi sebagai tindakan preventif (pencegahan),” kata Harits Abu Ulya, Minggu (25/12/2016).

Lebih lanjut Harits menilai bahwa beberapa terduga teroris yang ditangkap, memang sudah sejak lama dipantau Densus 88 Anti Teror karena terindikasi berafiliasi dengan ISIS. Sementara tindakan penangkapan dinilai layak dilakukan, karena aparat sudah mendeteksi adanya potensi para terduga teroris tersebut sedang bersiap melakukan aksi amaliyahnya.

[Baca juga: Menyoal Terorisme Menjawab Sa’di: Layakkah Teroris Mengaku Dirinya Manusia?]

 

EH / Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *