Satu Islam Untuk Semua

Saturday, 29 October 2016

BNPT Kembali Ingatkan Bahaya Pulangnya Simpatisan ISIS


islamindonesia.id — BNPT Kembali Ingatkan Bahaya Pulangnya Simpatisan ISIS

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) kembali mengingatkan soal adanya ratusan warga negara Indonesia (WNI) simpatisan ISIS yang mulai pulang dari Suriah dan Irak ke Tanah Air. Badan negara yang mengurusi soal terorisme ini berusaha mencegah agar para foreign terrorist fighters (FTF) yang diduga berjumlah 531 “mujahidin” itu tak menyebarkan radikalisme di Indonesia.

“Ada 50 orang sudah kembali. Masih ada di sana 400 orang lebih,” kata Kepala BNPT Komjen Suhardi Alius di Kompleks Istana, Jakarta Pusat, Jumat (28/10) sebagaimana dilansir Media Indonesia.

Alius menjelaskan, BPNT masih harus menggodok aturan dalam menangani WNI yang pulang dari negara berkonflik, seperti Suriah dan Irak. Menurutnya, BNPT tak bisa seenaknya bergerak sendiri. Badan ini harus menggandeng kementerian dan lembaga negara lain.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, kekalahan kelompok-kelompok radikal seperti ISIS di Suriah dan Irak belakangan ini menyebabkan sebagian simpatisan mereka berusaha kembali ke negara masing-masing. Selain potensi aksi kekerasan yang dapat mereka timbulkan, penyebaran paham wahabi takfiri salafi yang mereka yakini juga dapat membahayakan eksistensio negara dan bangsa yang menjadi tanah air mereka. Untuk itulah diperlukan aksi bersama mengantisipasi potensi-potensi tersebut.

Bagaimana Indonesia menyikapi mereka? Menurut pengamat terorisme, Sidney Jones, tidak mudah bagi negara demokratis seperti Indonesia menyikapi orang-orang berpaham radikalisme. Meski membawa bahaya laten  bagi demokrasi, prinsip demokrasi tidak memperbolehkan mereka diperlakukan semena-mena. Terlebih lagi, jika mereka – yang cenderung bergerak di luar koridor demokrasi –  didukung atau masuk ke dalam kelompok atau ormas yang memanfaatkan sarana yang disediakan demokrasi.

“Bagaimana masyarakat demokratis mengatasi kelompok yang secara fundamental sangat anti-demokrasi?” tanyanya di depan para peserta kuliah umum Universitas Paramadina Jakarta beberapa waktu lalu.

 

AJ / Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *