Satu Islam Untuk Semua

Monday, 30 January 2017

Bangun Toleransi, Mahasiswa Gontor Kunjungi Kelenteng Eng An Kiong


islamindonesia.id – Bangun Toleransi, Mahasiswa Gontor Kunjungi Kelenteng Eng An Kiong

 

Di tengah keprihatinan banyak pihak atas maraknya aksi-aksi intoleransi dan anti kebinekaan di Tanah Air dalam beberapa tahun terakhir, puluhan mahasiswa berseragam almamater dan mengenakan jilbab berkumpul di ruang pertemuan Kelenteng Eng An Kiong, Malang, Jawa Timur, Kamis (26/1/2017). Mereka sengaja datang dari Ponorogo ke Malang untuk berdiskusi dengan pimpinan umat Khonghucu, Bonsu Anton Triyono dan menyimak penjelasan tentang ajaran agama Khonghucu.

Bonsu Anton Triyono

“Perbedaan bukan menjadi pertentangan tapi, untuk mencari solusi,” kata Bonsu Anton di hadapan sekitar 30 mahasiswa Universitas Darussalam, Gontor, Ponorogo, yang tengah melakukan kunjungan studi akademik di Kelenteng Eng An Kiong.

Mahasiswa jurusan Ushuluddin atau perbandingan agama itu sedang mempelajari agama-agama di Indonesia, salah satunya agama Khonghucu yang menjadi agama keenam sejak era kepemimpinan Gus Dur sebagai Presiden.

Mereka berkeliling Kelenteng dan mendokumentasikan sejumlah altar yang tersebar di sana, serta melihat langsung aktivitas keagamaan yang dilakukan umat Khonghucu.

Kepada para mahasiswa yang datang menemuinya, Bonsu Anton mengaku pada 1994 dirinya telah menjadi dosen tamu di Universitas Darussalam. Dia pun memaparkan sejarah umat Khonghucu dan warga keturunan Tionghoa masuk ke Nusantara, serta menjelaskan hal-ihwal agama Khonghucu kepada para mahasiswa Gontor tersebut.

Lebih lanjut Bonsu Anton memaparkan, selain merupakan tempat ibadah bagi tiga agama, yaitu Khonghucu, Tao, dan Buddha Mahayana, kelenteng juga merupakan pusat pembelajaran kesenian dan budaya leluhur seperti kesenian Tionghoa seperti tari Liang Liong dan Barongsai, tak terkecuali juga kesenian Jawa seperti wayang orang dan karawitan.

Muttaqin, salah satu dosen pembimbing yang menemani mahasiswa dalam kunjungan itu, menjelaskan bahwa para mahasiswanya sedang melakukan studi berbagai agama, baik terkait sejarah, maupun aktivitas keagamaannya.

Adapun hasil dari aktivitas studi lapangan dengan dua hari berkeliling Malang untuk studi banding ke Sekolah Tinggi Agama Buddha dan Sekolah Tinggi Agama Hindu di Malang tersebut akan disusun dalam bentuk laporan deskriptif agar lebih mudah dipahami para pihak yang ingin mempelajari hal yang sama.

Lebih dari itu, kunjungan mahasiswa ini sekaligus dimaksudkan sebagai upaya untuk membangun toleransi dan merawat keberagaman, menumbuhkan sikap saling menghargai serta menghormati agama masing-masing.

[Baca: Harmoni Imlek di Serambi Madinah]

 

EH / Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *