Satu Islam Untuk Semua

Tuesday, 03 May 2016

ANALISIS—Ada Apa dengan Pelajar Kita? Kasus Pembunuhan Dosen UMSU oleh Mahasiswa


Islamindonesia.id–Ada Apa dengan Pelajar Kita? Kasus Pembunuhan Dosen UMSU oleh Mahasiswanya

Kekerasan tampaknya telah menjadi fenomena umum di tengah masyarakat Indonesia. Hampir semua aspek kehidupan telah ternodai dengan unsur kekerasan. Ironisnya, alih-alih melawan dan bereaksi atas fenomena ini, banyak orang justru seperti senang menontonnya. Seperti ada kebutuhan untuk menonton, menyaksikan atau bahkan mengekspresikan kekerasan itu. Nyaris tidak ada lagi kepekaan atas aksi dan peristiwa kekerasan di sekitar kita.

Fenomena ini telah menjadi bahan kajian serius di kalangan para pakar. Sebagian pakar menyalahkan sistem pendidikan dan media atas merebaknya fenomena dahaga akan kekerasan ini. Mereka juga merekomendasikan bahwa sistem pendidikan harus diarahkan untuk menanamkan rasa kasih sayang dan solidaritas agar tumbuh kembali perikemanusiaan.

Sayangnya, budaya kekerasan ini bukan hanya menyebar di kalangan awam. Bahkan, kekerasan verbal dan non-verbal telah pula jadi praktik elit politik dan agama. Mereka secara sadar ataupun tidak kerap mempertontonkan sikap yang seolah menjadikan kekerasan sebagai kenormalan. Dan yang lebih menyedihkannya, lingkungan pendidikan Indonesia telah pula dicemari oleh budaya ini.

Senin 2 Mei kemarin, seorang mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) berinisial RMS (24) membunuh dosen Hj Nurain Lubis (57 atau 63) di dalam kamar mandi gedung perguruan tinggi tersebut.

Kepolresta Medan Kombes Pol Mardiaz Kusin Dwihananto kepada wartawan di lokasi kejadian menyebutkan, pelaku menghabisi nyawa dosen tersebut dengan melukai leher dan tangan korban menggunakan pisau. Menurut dia, terdapat tujuh luka sayatan di bagian leher dan tangan korban mantan Dekan FKIP UMSU itu.

Pelaku pembunuhan yang juga mahasiswanya sendiri ketika diinterogasi petugas kepolisian belum bersedia menyebutkan motif pembunuhan terhadap dosen wanita itu. “Kita belum bisa mengembangkan kasus pembunuhan terhadap dosen senior UMSU itu,” kata mantan Kapolres Madina itu.

Beragam spekulasi mencuat dari rekan-rekan RMS ‎sesama mahasiswa, setelah insiden tersebut terjadi. Namun dari sekian banyak motif yang mencuat, mengerucut pada rasa dendam RM terhadap mantan Dekan FKIP UMSU itu.

Dendam tersebut dilatarbelakangi aksi mesum yang pernah dilakukan pelaku dengan salah seorang mahasiswi di toilet kampus tersebut beberapa waktu lalu. Aksi mesum itu dipergoki langsung oleh korban.

Barangkali kejadian serupa tidak lagi mengejutkan buat sebagian besar kita. Publik telah melihat begitu banyak kekerasan di mana-mana, bahkan di lingkungan kampus dan sekolah. Mulai dari bullying, tawuran hingga aksi-aksi kekerasan lain telah kerap diperlihatkan. Media, khususnya media sosial, berperan aktif melakukan penyebaran konten yang mengundang insting kebinatangan ini.

Semua itu masih lagi ditambah maraknya ujaran kebencian yang mengatasnamakan agama. Di mimbar-mimbar yang seharusnya menjadi penyejuk hati dan penerang akal budi kini telah berubah menjadi wahana penyebaran kebencian. Baik yang diarahkan kepada mereka yang berbeda aliran agama, berbeda agama ataupun berbeda suku dan golongan. Jika tidak berhati-hati, maka keadaan ini dapat segera berubah menjadi pemicu perang saudara.

 

AJ/IslamIndonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *