Satu Islam Untuk Semua

Friday, 06 May 2016

AMALAN–‘Sungguh Merugi yang Tidak Shalat Malam’


IslamIndonesia.id – ‘Sungguh Merugi yang Tidak Shalat Malam’

 

Kepada mereka yang takut menghadapi kematian khususnya alam kubur, sahabat Nabi, Abu Dzar Al Gifary pernah berkata, “Untuk menghadapi ketakutan dan kesendirian di dalam kubur, hendaklah kau shalat dua rakaat di tengah malam.”

Sedemikian pentingnya shalat malam ini, hingga tiga kali Rasulullah Saw berkata kepada Ali bin Abi Thalib, “Engkau harus mengerjakan shalat malam! Engkau harus mengerjakan shalat malam! Engkau harus mengerjakan shalat malam!”

Seperti diketahui, shalat malam atau tahajud ialah salah satu amalan yang wajib bagi Rasulullah namun mustahab bagi yang lain. Tidak hanya tercermin dalam kehidupan Rasulullah, keutamaan shalat malam ini bisa juga kita temukan dalam Alquran seperti dalam surah Al Muzammil dan Al Muddatstsir.

“Bangunlah (untuk shalat) pada malam hari, kecuali hanya sedikit,” (QS. Al Muzammil [73]: 2)

Mereka yang berusaha shalat malam ketika kebanyakan orang lelap dengan tidurnya, oleh Allah, dapat diangkat derajatnya. “Dan sebagian malam, lakukanlah shalat tahajud (sebagai ibadah) tambahan. Mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu kepada kedudukan yang terpuji” (QS. Al-Isra [17]: 79)

Jika dilihat dari makna kata ayat di atas, ‘hajud’ berarti tidur, adapun ‘tahajud’ berarti tidak tidur pada waktu malam dengan melakukan ibadah. Pada kata ‘maqaman’ tersimpan keagungan (karena adanya tanwin).  ‘Maqaman mahmudah’ (kedudukan yang terpuji), seperti dikatakan sejumlah hadis, merujuk pada kedudukan syafaat.

Masih banyak lagi hadis atau riwayat yang mengandung keutamaan shalat tahajud. Di antaranya yang menyebutkan bahwa seluruh Nabi mengerjakan shalat malam. Shalat malam ialah rahasia kesehatan badan dan bercahayanya liang lahat. Shalat malam mempunyai pengaruh pada tubuh, prilaku, rezeki, dapat menghilangkan kesedihan, dapat membantu melunaskan hutang, menyebabkan bercahayanya wajah dan bersinarnya mata.

Berikut hadis-hadis lainnya, seperti yang diabadikan dalam kitab ‘Tahzdibul Ahkam’, terkait dengan fadilah amalan tahajud:

“Shalat malam menghapus dosa pada siang hari dan menjadi cahaya pada hari kiamat.”

“Begitu banyaknya pahala shalat malam sehingga Allah Swt berfirman, ‘maka tidak seorang pun mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka, yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyenangkan hati sebagai balasan terhadap apa yang mereka kerjakan’ (QS. Sajadah [32]: 17). Maksudnya, tidak seorang pun mengetahui pahala yang dipersiapkan bagi mereka.”

“Kemuliaan Mukmin ialah shalat malam dan keagungannya ialah tidak menyakiti orang lain.”

“Manusia yang terbaik di antara kamu adalah orang yang paling baik perkataannya, yang memberi makan orang-orang yang lapar dan shalat malam ketika orang lain tidur.”

“Perhiasan dan kemuliaan orang Mukmin ialah mengerjakan shalat malam.”

“Dalam shalat witirnya, Rasulullah Saw memohon ampun kepada Allah Swt sebanyak tujuh puluh kali.”

Begitu banyaknya keutamaan dan sedemikian mulianya nilai amalan ini, adalah wajar jika Nabi Muhammad Saw juga bersabda, “Sungguh merugi orang yang tidak mengerjakan shalat malam.”

Lalu mengapa sebagian orang begitu berat bangun untuk shalat malam? Penjelasan detail soal itu tentu di luar artikel sederhana ini. Namun, seseorang pernah mengatakan kepada Ali bin Abi Thalib, “Saya tidak mendapat taufik untuk mengerjakan shalat malam”. Khalifah keempat ini pun menanggapi, “Dosa-dosamu yang menghalangimu mengerjakan shalat malam.” []

 

YS/ MQ/ IslamIndonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *