Satu Islam Untuk Semua

Saturday, 27 August 2016

OPINI–MEMAHAMI ISLAM: Makna Bismillah


Islamindonesia.id–MEMAHAMI ISLAM: Makna Bismillah

oleh: Abdillah Toha

Bismillah Arrahman Arrahim. Dengan (menyebut) Nama Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Ucapan itu dikenal sebagai Basmalah dan juga Tasmiyah. Suatau ungkapan yang berulang-ulang kita sebut pada awal dari setiap perbuatan baik. 113 dari 114 Surah dengan pengecualian Surah Al-Baraah (atau Attaubah) dalam Alquran dibuka dengan Basmalah dan ada satu Surah Al-Naml yang memuat Basmalah di awal dan didalam tubuh Surah itu pada ayat ke 30.

Sebagian perawi meriwayatkan bahwa ayat di tubuh Surah Al-Naml ini merupakan petunjuk awal dari penggunaan Bismillahirrahmanirrahim oleh Rasulullah SAW karena sebelumnya kebiasaan orang Arab saat itu mengunakan ungkapan Bismikallahumma untuk memulai sesuatu.

Wahyu pertama kepada Nabi diawali dengan ucapan Iqra Bismi Rabbika, bacalah atas nama Tuhanmu. Shalat, setelah takbir, dimulai denga Basmalah, baik dengan suara keras atau di dalam hati. Memulai semua pekerjaan dan kegiatan dianjurkan dengan Basmalah.
Begitu pula ketika memotong hewan untuk dimakan. Sebelum memasukkan suap pertama dalam makan sehari-hari, kita diminta untuk mengucap Basmalah. Memulai sebuah perjalanan jauh atau dekat, diSunahkan untuk melafalkan Basmalah.

Berbicara, khutbah, pidato, tausiyah yang kita lakukan semuanya diSunahkan untuk diawali dengan Basmalah. Memulai hari, bangun tidur, dan mengakhirinya sebelum tidur dengan membaca Basmalah. Mencantumkan Basmalah pada awal setiap tulisan juga merupakan Sunah Rasul SAW. Dan begitu seterusnya. Banyak bertebaran hadis Nabi SAW yang meminta kita untuk mengucap Basmalah pada awal setiap kegiatan.

Tulisan singkat ini tidak akan menguraikan tafsir Basmalah sepenuhnya karena sudah ada beribu halaman ditulis oleh ahlinya hanya untuk memberi tafsir terinci tentang apa arti Bismillah Arrahman Arrahim. Ruang disini tidak akan cukup untuk menuliskan semua pandangan para ulama itu.
Disini kita hanya akan mengupas sedikit hikmah, makna, dan tujuan mengucap Basmalah.

Bismillah adalah kata sambung dari tiga kata Bi (dengan) Ismu (nama) dan Allah. Arrahman dan Arrahim, yang tidak akan kita kupas pada kesempatan ini, adalah dua dari 99 Nama Indah Allah yang mencerminkan sifatNya yang Pengasih (Pemurah) dan Penyayang. Memulai segalanya dengan Basmalah menurut Prof Quraish Shihab artinya titik tolak segala sesuatu adalah Allah, dilakukan demi Allah dan tak akan terlaksana kecuali dengan izinNya.

Dalam tafsir Kasyf Al-Asrar yang lebih dikenal sebagai Tafsir Khajah Abdullah Anshari juga dikemukakan ragam penjelasan tentang ini. Terkait dengan makna bismillah disebutkan bahwa “Aku [Tuhan] memulai dengan nama-Ku maka mulailah dengan nama-Ku.” Di sini “ism” adalah tambahan lantaran para ahli meyakini bahwa antara nama dan yang dinamai itu satu. 19 huruf dari frase Bismillah Arrahman Arrahim merupakan tempat berlindung di hadapan masing-masing 19 penjaga neraka. Qurthubi juga dalam kitab tafsir-nya mengutip dari Ibnu Mas’ud sebuah riwayat sehubungan dengan hal ini.

(Baca, OPINI–MEMAHAMI ISLAM: Makna Assalamualaikum)

Melebihi orang lain, Ibnu Arabi membahas secara rinci makna-makna esoterik Basmalah. Berdasarkan rancangan penciptaan, seluruh huruf, titik, tanda baca, masing-masing dari setiap huruf saling berhubungan dengan anasir dan bagian-bagian alam semesta. Ibnu Arabi menilai bahwa Bismillah mengandung makna bahwa alam semesta tercipta dengan perantara Bismillah, karena nama-nama Ilahi menjadi sebab munculnya alam semesta dan nama-nama Ilahi ini yang mendominasi dan berpengaruh di alam semesta. Menurutnya, kata perintah “Kun” berpangkal pada titik dibawah huruf Ba’ pada Bismillah, identik dengan big bang penciptaan pertama alam semesta.

Ibnu Arabi juga mengatakan, penyebutan Bismillah Arrahman Arrahim pada awal setiap Surah menunjukkan terdahulunya rahmat Allah Swt atas murka-Nya dan Allah Swt mengumumkan jenis rahmat-Nya lantaran tiga nama ini merupakan bagian dari nama-nama rahmat Ilahi.
Seluruh komponen alam raya yang bertugas tanpa henti dan ditundukkan kepada manusia serta senantisa bertasbih kepadaNya, juga mendapatkan energinya dari kekuatan Basmalah yang penuh kasih sayang. Tanpanya manusia tak akan bisa menghirup udara bebas bagi kelangsungan hidupnya.

Memulai suatu kegiatan dengan mengucap basmalah berarti memohon pertolongan dan petunjuk Allah atas apa yang akan kita kerjakan. Meminta agar yang kita lakukan diridhoi Allah. Tetapi, berbeda dengan makhluk Allah yang lain, manusia diberi kemampuan untuk menentukan pilihan. Ketika apa yang kita lakukan diatasnamakan Allah maka ini juga membawa konsekwensi dan tanggung jawab bahwa kita telah memastikan perbuatan kita tidak melanggar larangan Allah dan tidak mencederai kesucianNya.

Mengawali perbuatan berbohong, menipu, mencuri, korupsi, dan menyakiti hati orang dengan Basmalah sama dengan menipu diri sendiri dan menempelkan sesuatu yang kotor dan keji kehadirat Yang Maha Suci. Mengapa menipu diri sendiri? Karena ketika mengucap Bismillahirrahmanirrahim yang mengatasnamakan Allah, sebenarnya kita sedang berproses “menyatukan” diri kita dengan Sang Maha Pencipta sehingga kita dan Dia tak terpisahkan oleh jarak dan waktu. Sifat-sifat Allah seharusnya menjadi sifat-sifat kita juga. Manakala kita menyimpang dari sifat-sifat mulia itu sebenarnya kita sedang melukai dan menzalimi diri kita sendiri serta menjauhkan diri dari diri sejati kita.

Dalam kehidupan modern yang kompleks, sebelum memulai suatu tugas, kita diajarkan untuk membuat perhitungan dan perencanaan yang cermat, menentukan sasaran yang ingin dicapai, serta memperkirakan hambatan-hambatan apa yang dapat menghadang kita. Betapapun hebat dan telitinya perhitungan serta kesungguuhan dan keuletan kita, selalu saja ada faktor yang bisa terlewatkan dan berpotensi mengacaukan pelaksanaan tugas kita.

Bekerja keras dan mengucap Basmalah di awal perencanaan dan pelaksanaan tugas dengan meresapkan maknanya dalam-dalam tentang ketergantungan kita kepada kehendak Yang Maha Kuasa akan meringankan langkah kita dan membuat kita maju melangkah dengan kepercayaan diri yang lebih besar. Kalaupun pada kahirnya kita gagal mencapai tujuan yang kita canangkan, maka orang beriman tak akan patah arang tetapi tetapi mencoba mencari jalan keluar lain karena itulah juga kehendakNya bagi kita, dan hanya Dia yang tahu apa yang terbaik untuk kita.

Ketulusan niat, kemauan berupaya keras, dan keyakinan akan kekuatan Basmalah akan menghantar manusia ke jalan sukses disini dan dalam kehidupan berikutnya. Insya Allah.

(Baca, OPINI–MEMAHAMI ISLAM: Makna Allahu Akbar)

 

AJ/IslamIndonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *