Satu Islam Untuk Semua

Wednesday, 23 March 2022

Sejarah dan Rancang Bangun Unik Masjid Ar-Rahma Ukraina


islamindonesia.id – Pascakeruntuhan Uni Soviet, minoritas Muslim di Ukraina berusaha menunjukkan jati diri mereka untuk dapat terwakili dengan baik di dalam tatanan baru masyarakat Republik Ukraina merdeka yang baru terbentuk. Berbagai komunitas dan organisasi berbasis Islam pun mulai berdiri.

Pada tahun 1992 dibentuklah Badan Urusan Agama Islam Ukraina (DUMA) di Ibu Kota negara, Kiev dan pada tahun 1994 diselenggarakan kongres DUMA pertama yang menghasilkan susunan pengurus DUMA.

Tamim Achmed Mohammed Mutach terpilih sebagai Presiden DUMA pertama. Tamim adalah Muslim Tatar kelahiran Lebanon tahun 1956. Dia mengenyam pendidikan teologi Islam di Fakultas Teologi Universitas Arab di Beirut hingga memperoleh gelar sarjana di Universitas tersebut. Dia juga adalah seorang penulis beberapa buku tentang Islam di tahun 1994.

Seluruh Muslim Ukraina dari beragam etnis, kelompok dan klan diajak untuk bergabung bersama dalam organisasi tersebut. DUMA telah memiliki setidaknya 10 kantor pewakilan di berbagai wilayah Ukraina. Kantor pusatnya yang berada di Kiev secara berkala menerbitkan Surat Kabar berbahasa Rusia dengan nama Daily Minaret serta mengelola sebuah Institut Agama Islam. DUMA inilah yang kemudian memotori pembangunan Masjid Ar-Rahma di kota Kiev.

Sebenarnya, rencana pembangunan masjid ini sudah digulirkan pertama kali sejak awal tahun 1897, saat Muslim di kota Kiev sudah dapat membangun masjid di 5 Peace Street, di Gedung Kalinovich, Podil. Fakta tersebut mengemuka di dalam buku berjudul “The Whole Kyiv” terbitan tahun 1909. Kala itu sudah direncanakan untuk membangun masjid dengan daya tampung 800 jemaah.

Merujuk kepada koran “Kyiv Idea” terbit di kota Kiev pada tanggal 30 Oktober 1913, rencananya pembangunan masjid akan diselenggarakan di jalan Gogol’s House no 29. Namun rencana besar pembangunan masjid tersebut batal akibat berkobarnya Perang Dunia pertama dan Revolusi Oktober 1917.

Upaya pembangunan masjid mengemuka lagi di tahun 1991. Momen akbar bagi Muslim Ukraina untuk mendirikan masjid pertama di Ibu Kota negara akhirnya terwujud dengan upaya dari Badan Urusan Agama Islam Ukraina (DUMA) yang menghibahkan lahannya untuk pembangunan masjid tersebut. Izin pembangunan masjid dari otoritas kota Kiev keluar pada tanggal 5 Februari 1996. Selain masjid yang akan dibangun, sebelum itu umat Islam Ukraina telah memiliki beberapa bangunan, seperti apartemen, perpustakaan, dan kompleks olahraga.

Pembangunan Masjid Ar-Rahma ini cukup menarik, mengingat begitu banyak duta besar dan perwakilan negara sahabat yang turut serta dalam upacara peletakan batu pertama, saat proses pembangunannya hingga peresmian masjid ini. Di antaranya yang cukup unik adalah Duta Besar Irak yang mengunjungi proyek pembangunan masjid ini, yang tak sekadar berkunjung tapi ikut memanjat ke atas tembok masjid yang sedang dibangun untuk turut serta memasang bata di lokasi tersebut.

Pembangunan masjid dilaksanakan dengan dana dari hasil donasi Muslim kota Kiev. Segera setelah pembangunan tahap pertama selesai dilaksanakan, masjid pertama di kota Kiev ini memulai penyelenggaraan peribadatan dengan penyelenggaraan salat Jumat di tahun 1998 yang bertepatan dengan peringatan Hari Kemerdekaan ke-20 Ukraina. Pada tanggal 3 Desember 2000, Masjid Ar-Rahma secara resmi dibuka untuk umum ditandai dengan pembukaan selubung nama masjid, dan pemasangan simbol bulan sabit di puncak menaranya.

Dalam sambutannya saat upacara peresmian Masjid Ar-Rahma, Juru Bicara Kepresidenan Ukraina, Anna Jerman mengatakan, “Saya ucapkan selamat kepada Muslim Ukraina terutama di Kiev, ini adalah simbol perlindungan Ukraina terhadap hak konstitusi kebebasan beragama dan hak asasi manusia dan keberhasilan demokrasi di Ukraina.”

Anna Jerman juga menyampaikan harapannya agar masjid ini selain tempat beribadah, juga sebagai tempat ketenangan dan kedamaian bagi warga Ukraina serta simbol persaudaraan di seluruh dunia.

Rancang Bangun Masjid Ar-Rahma

Rancangan masjid Ar-Rahma ditangani oleh arsitek Alexander Komorowski dengan mengadopsi arsitektural berbagai budaya Islam sekawasan tersebut lengkap dengan sebuah bangunan menara tunggal setinggi 27 meter dan kubah besar, dengan kapasitas 3000 jemaah, lengkap dengan gedung madrasah. Rancangan masjid ini memang cukup unik dalam bentuk denahnya yang tak biasa.

Denah masjid Ar-Rahma dirancang berbentuk melingkar, menghasilkan bangunan masjid yang cukup unik. Dari kejauhan masjid Ar-Rahma menghadirkan pemandangan tersendiri yang khas di atas bukit tempatnya berdiri. Sentuhan arsitektural bangunan masjid ini sangat detail sehingga menghasilkan karya seni arsitektural yang begitu apik.

EH/Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *