Satu Islam Untuk Semua

Saturday, 23 October 2021

Rumusan dan Indikator Moderasi Beragama, Apa Saja?


islamindonesia.id – Moderasi beragama adalah wacana keagamaan yang berkembang sejak beberapa tahun terakhir hingga sekarang. Wacana ini digaungkan kembali oleh Kementerian Agama Republik Indonesia karena merespons ekspresi keagamaan yang dianggap membahayakan kehidupan berbangsa dan bernegara.

Rumusan Moderasi Beragama

Dilansir laman resmi Kemenag (kemenag.go.id), kata “moderasi” menurut kamus bahasa Indonesia berarti: 1. ‘Pengurangan kekerasaan’ dan 2. ‘Penghindaran keekstreman’. Sedangkan menurut bahasa Latin, “moderatio” atau moderasi berarti: ‘ke-sedang-an’ (tidak berlebihan dan tidak kekurangan), dan dalam bahasa Arab istilah moderasi sepadan dengan istilah “wasath” atau “wasathiyah”, yang memiliki padanan makna dengan “tawassuth” (‘tengah-tengah’), “i’tidal” (‘adil’), dan “tawazun” (‘berimbang’).

Berdasarkan penjelasan singkat di atas, Kemenag kemudian merumuskan bahwa Moderasi Beragama adalah “Cara pandang, sikap, dan praktik beragama dalam kehidupan bersama dengan cara mengejawantahkan esensi ajaran agama yang melindungi martabat kemanusiaan dan membangun kemaslahatan berlandaskan prinsip adil, berimbang, dan menaati konstitusi sebagai kesepakatan berbangsa”. Jadi, Moderasi Beragama bukanlah upaya memoderasikan agama, melainkan memoderasi pemahaman dan pengalaman kita dalam beragama.

Lalu, apa saja Indikator Moderasi Beragama itu?

4 Indikator Moderasi Beragama

Moderasi Beragama bukan hal absurd yang tak bisa diukur. Keberhasilan Moderasi Beragama dalam kehidupan masyarakat Indonesia dapat terlihat dari tingginya empat indikator utama berikut ini serta beberapa indikator lain yang selaras dan saling bertautan:

1. Komitmen Kebangsaan

Penerimaan terhadap prinsip-prinsip berbangsa yang tertuang dalam konstitusi: UUD 1945 dan regulasi di bawahnya.

2. Toleransi

Menghormati perbedaan dan memberi ruang orang lain untuk keyakinan, mengekspresikan keyakinannya, dan menyampaikan pendapat. Menghargai kesetaraan dan sedia bekerja sama.

3. Anti Kekerasan

Menolak tindakan seseorang atau kelompok tertentu yang menggunakan cara-cara kekerasan, baik secara fisik maupun verbal, dalam mengusung perubahan yang diinginkan.

4. Penerimaan Terhadap Tradisi

Ramah dalam penerimaan tradisi dan budaya lokal dalam perilaku keagamaannya, sejauh tidak bertentangan dengan pokok ajaran agama.

Pendek kata, Moderasi Beragama dinilai sebagai solusi tepat untuk mengelola kemajemukan bangsa. Moderasi juga diharapkan mampu menghadirkan wajah asli semua agama yang pada dasarnya mengajarkan kebaikan.

EH/Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *