Satu Islam Untuk Semua

Friday, 18 August 2023

Mengaku Terinspirasi Nabi, Begini Salam Merdeka Versi Bung Karno Sendiri


islamindonesia.id – Tujuh puluh delapan tahun yang lalu, persisnya pada 1 September 1945, Bung Karno menetapkan salam merdeka. Bukan dengan tinju mengepal, melainkan dengan tangan terbuka.

Berdasarkan buku yang ditulis oleh Cindy Adam, Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia diceritakan salam kemerdekaan tersebut diresmikan pada 1 September 1945.

“Aku menetapkan supaya setiap warga negara Republik memberi salam kepada orang lain dengan mengangkat tangan, membuka lebar kelima jarinya sebagai pencerminan lima dasar negara dan meneriakkan, merdeka!” kata Soekarno ditulis Cindy Adams. 

Masih dalam buku tersebut, Bung Karno mengaku terinspirasi dari Nabi Muhammad s.a.w.

“Sebagaimana Nabi Besar Muhammad s.a.w memperkenalkan salam untuk mempersatukan umatnya, kami pun menciptakan satu salam kebangsaan bagi bangsa Indonesia,” katanya.

Adapun surat perintah pekik merdeka tersebut berasal dari Presiden Soekarno.

Dalam dokumen yang beredar, tertulis singkat mengenai pekik merdeka.

https://acf9450d7a5192674c17270846f7a0b4.safeframe.googlesyndication.com/safeframe/1-0-40/html/container.html “Sedjak 1 September 1945 kita memekikkan pekik ‘merdeka’. Dengoengkan teroes pekik itoe sebagai dengoengan djiwa jang merdeka!

Djiwa merdeka, jang berdjoeang dan bekerdja! BERDJOEANG dan BEKERDJA Buktikan Itoe! Presiden Soekarno.”

Sementara itu dalam tutorial salam merdeka yang beredar disampaikan tata cara dan maksud pekik merdeka.

Tangan kanan naik setinggi telinga, jari lima berjajar. Apakah artinya itu? Negara kita telah merdeka. Suara mengguntur mengucapkan salam nasional Merdeka!

Selanjutnya, makna salam tersebut juga menunjukan kesiapsiagaan rakyat mempertahankan kemerdekaan. 

Kita siap sedia mempertahankannya, walau dengan jalan yang bagaimanapun juga.” 

https://acf9450d7a5192674c17270846f7a0b4.safeframe.googlesyndication.com/safeframe/1-0-40/html/container.html Panduan tata cara salam merdeka tersebut seperti termuat dalam akun YouTube Vinus TV yang menyertakan satu video lama mengenai cara melakukan salam kemerdekaan versi Bung Karno.

Sementara itu, sejarawan Rushdy Hoesein (70), menceritakan bahwa sehari sebelum Bung Karno menetapkan salam merdeka tersebut, pada 31 Agustus 1945 ada pawai menyambut berdirinya Komite Nasional Indonesia (KNI) di Jakarta. 

Arak-arakan massa melintas di depan kediaman Presiden Soekarno, Jl. Pegangsaan Timur, Jakarta. Bung Karno pun keluar rumah menyambut massa. Tampak juga Wakil Presiden Mohamad Hatta, Ibu Fatmawati, Kasman Singodimedjo, Dr Moewardi, Soediro, Latu Harhari, dan lain-lain.

Dalam buku Kronik Revolusi I tertulis, hari itu terbit maklumat pemerintah mengenai penundaan pembentukan Partai Nasional Indonesia, mengenai pengibaran bendera nasional Sang Merah Putih, dan mengenai Salam Nasional. 

“Jadi, salam nasional atau salam merdeka, diucapkan bukan dengan tangan mengepal. Melainkan tangan kanan diangkat setinggi telinga dengan lima jari terbuka,” ungkap Rushdy.

Menurut Rushdy, untuk memperkenalkan salam merdeka ke seluruh penjuru Tanah Air, pemerintah pernah membuat film dokumenter.

“Filmnya dibuat oleh sineas Kotot Soekardi. Tapi kemudian hari, karena peristiwa G-30-S dia tersingkir bersama karyanya,” sambung Rushdy.

EH/Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *