Satu Islam Untuk Semua

Friday, 16 June 2023

Masa Kejayaan Giri Kedaton


islamindonesia.id – Giri Kedaton ialah suatu tempat berupa bangunan masjid yang terletak di sebuah bukit, tepatnya di Kelurahan Sidomukti, Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik.

Bangunan masjid ini dulunya merupakan pusat pengembangan agama Islam. Bangunan masjid ini juga tidak bisa lepas dari Raden Paku atau Sunan Giri, yaitu salah satu ulama Wali Songo, penyebar agama Islam yang sangat terkenal di Jawa.

Raden Paku dengan nama asli Muhammad Ainul, awalnya mengemban amanah untuk menyebarkan agama Islam di Jawa Timur. Dalam pengembaraan Raden Paku untuk mencari daerah yang sesuai untuk mendirikan pesantren, sampailah Raden Paku pada sebuah bukit yang nantinya berdiri tegak sebuah bangunan yang disebut Giri Kedaton.

Dalam perkembangannya, lembaga dakwah Islam atau pesantren Raden Paku ini mengalami kemajuan sehingga dijadikan sebagai pusat kekuasaan politik pula.

Raden Paku membuka Gunung Kedaton menjadi tempat tinggal dan kerajaan susun tujuh untuk shalat dan tidur. Apalagi ketika itu kekuasaan Majapahit melemah dan terjadi kekhawatiran atasnya. Pada akhirnya Majapahit memberikan hak otonomi penuh kepada Raden Paku untuk mengatur pemerintahannya, daripada melawan dengan senjata. Sehingga dalam perkembangan selanjutnya, Giri Kedaton menjadi suatu kekuatan politik di Jawa.

Munculnya Giri Kedaton ini juga tidak lepas dari kondisi masyarakat sebagai bagian dari hierarki kekuasaan. Kedaton sebagai pusat administratif kekuasaan sekaligus sebagai pusat permukiman. Sehingga jelas bahwa Giri Kedaton ini memiliki tiga elemen, yakni alun-alun, istana, dan pasar.

Jejak-jejak seperti ini sebenarnya masih terlihat hingga sekarang. Beberapa kabupaten memilki alun-alun yang dekat dengan pasar, masjid, dan kantor Bupati, seperti di Gresik, Lamongan, Tuban, dll.

Seperti yang disebutkan di atas bahwa istana Giri Kedaton ini berisi tempat tidur dan tempat shalat. Hal-hal seperti ini mungkin luput dari pandangan orang pada umumnya, padahal hal-hal seperti ini ialah jejak-jejak Wali Songo dan peradaban masa lalu kita yang eksis hingga sekarang.

Sunan Giri atau Raden Paku memerintah Kerajaan Giri mulai tahun 1487 M hingga 1509 M dengan gelar Prabu Satmata. Prabu Satmata ini memiliki pengaruh besar pada kerajaan Islam Jawa maupun luar Jawa karena memang Giri pada masa itu menjadi salah satu pusat keagamaan dan kemasyarakatan. Walaupun kekuasaan Giri terbilang cepat yakni 200 Tahun.

Sepeninggal Prabu Satmata, Giri Kedaton dipimpin oleh penguasa dalam beberapa tahap yaitu tahap penguasa bergelar Sunan, lalu Panembahan, dan kemudian Pangeran.

Penguasa-penguasa Giri Kedaton adalah sebagai berikut:

  • Sunan Giri (1487-1506 M)
  • Sunan Dalem (1506-1545 M)
  • Sunan Serda Ing Margi (1545-1548 M)
  • Sunan Prapen (1548-1605 M)
  • Panembahan Kawis Guwo (1605-1616 M)
  • Panembahan Agung (1616-1636 M)
  • Panembahan Mas Witono (1636-1660 M)
  • Pangeran Mas Witono (1660-1680 M)
  • Pangeran Wirayadi (1680-1703 M)
  • Pangeran Singanegara (!703-1725 M)
  • Pangeran Singasari (1725-1743 M)

Masa kejayaan Giri Kedaton terjadi pada masa kepemimpinan Sunan Prapen. Pada periode ini Giri Kedaton menjadi kerajaan yang sangat berpengaruh sehingga dapat memberi legitimasi politik. Disebutkan bahwa kerajaan Pajang dan Mataram berdiri atas legitimasi Giri tanpa ada kekerasan atau peperangan.

Kelebihan dari Kerajaan Giri Kedaton yang sulit ditemui pada kerajaan-kerajaan lain ialah Giri Kedaton tidak pernah melakukan peperangan dan pertumpahan darah dalam memperebutkan kekuasaan.

Seperti disebutkan di atas bahwa Giri Kedaton muncul secara alami lalu dikukuhkan secara otonomi oleh Kerajaan Majapahit dan Giri Kedaton tidak pernah berusaha merebut kekuasaan kerajaan lain.

EH/Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *