Satu Islam Untuk Semua

Sunday, 02 July 2023

Inilah Makna dan Nilai Penting Muhasabah Diri


islamindonesia.id – Muhasabah atau introspeksi diri adalah salah satu cara evaluasi dan membersihkan diri sendiri dari kesalahan-kesalahan yang mungkin telah diperbuat. Muhasabah adalah memperhatikan dan merenungkan hal-hal baik dan buruk yang telah dilakukan. Termasuk memperhatikan niat dan tujuan suatu perbuatan yang telah dilakukan, serta menghitung untung dan rugi perbuatan tersebut.

Muhasabah diidentikkan dengan menilai diri sendiri, mengevaluasi, atau introspeksi diri dengan mengacu kepada Al-Qur’an dan hadis Nabi sebagai dasar penilaian, bukan berdasarkan keinginan diri sendiri. Muhasabah adalah salah satu cara untuk memperbaiki hati, melatih, menyucikan, dan membersihkannya.

Berdasarkan ijma’ muhasabah hukumnya wajib. Faktor utama yang menyebabkan seseorang mau melakukan muhasabah adalah keimanan dan keyakinan bahwa Allah akan menghitung amal semua hamba-Nya. Jika amalannya baik, maka Allah akan memberikan balasan yang baik pula. Sebaliknya jika amalannya buruk, maka ia akan mendapatkan balasan yang buruk pula.

Kritik diri adalah ibarat lampu di dalam hati orang beriman dan pemberi peringatan dan nasihat dalam kesadarannya. Melaluinya, setiap orang yang beriman membedakan antara yang baik dan yang buruk, mana yang indah dan mana yang jelek, dan mana yang diridhai Allah dan mana yang dimurkai-Nya, dan dengan bimbingan muhasabah ini, orang beriman diharapkan bisa mengatasi semua rintangan.

Allah berfirman dalam Alquran Surah Al-Baqarah ayat 235: “Dan ketahuilah bahwasanya Allah mengetahui apa yang ada dalam hatimu; Maka takutlah kepada-Nya.”

Metode muhasabah ini dapat pula disebut sebagai metode mawas diri. Adapun yang dimaksud metode mawas diri adalah meninjau ke dalam, ke hati nurani guna mengetahui benar tidaknya, bertanggung jawab tidaknya suatu tindakan yang telah diambil.

Sementara dalam pengertian lain dijelaskan, metode mawas diri ini adalah integrasi diri ketika egoisme dan egosentrisme diganti dengan sepi ing pamrih. Tahap integrasi diri ini perlu diikuti dengan transformasi diri dengan latihan-latihan agar manusia menemukan identitas baru, ego baru, dan diakhiri dengan partisipasi manusia dalam kegiatan Ilahi.

Secara teknik psikologis, usaha tersebut dapat dinamakan introspeksi yang pada dasarnya merupakan cara untuk menelaah diri agar lebih bertambah baik dalam berperilaku dan bertindak, atau merupakan cara berpikir terhadap segala perbuatan, tingkah laku, kehidupan lahir, kehidupan batin, pikiran, perasaan, keinginan, pendengaran, penglihatan dan segenap unsur kejiwaan lainnya.

EH/Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *