Satu Islam Untuk Semua

Sunday, 11 June 2023

4 Tipe Manusia dalam Memperlakukan Al-Qur’an


islamindonesia.id – Akhlak seseorang, terutama seorang Muslim, biasanya tercermin dari kedekatannya dengan Al-Qur’an. Ada empat tipe manusia saat berinteraksi dengan Al-Qur’an.

1. Mengimani sepenuhnya

Tipe manusia atau golongan ini adalah golongan yang paling utama, karena mereka mengimani dan mengikuti sepenuhnya apa yang terkandung di dalam Al-Qur’an.

Selain membacanya, mereka juga menghalalkan apa yang dihalakan dan mengharamkan apa yang diharamkan serta menjalankan seluruh konsekuensi hukum yang ada.

Allah berfirman di dalam surah Al Baqarah ayat 121: “Orang-orang yang telah kami berikan al-Kitab kepadanya, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya, mereka itu beriman kepadanya. Dan barang siapa yang ingkar kepadanya, maka mereka itulah orang-orang yang rugi.” 

2. Menjadikan Al-Qur’an sebagai wirid

Bagi golongan ini mereka pantang meninggalkan Al-Qur’an dalam kesehariannya. Mereka terus membiasakan lisannya terus basah dengan tilawah, tidak meninggalkan bacaan Al-Qur’an meski hanya sehari kecuali ada uzur syar’i. Mereka juga membuat waktu khusus untuk membaca Al-Qur’an dan tidak tersibukkan dengan perkara lain.

Allah gambarkan dalam firman-Nya, bahwa banyak orang beralasan karena sakit sehingga tidak membaca Al-Qur’an, karena kesibukan kerja dan mungkin ada yang beralasan disibukkan dengan jihad di jalan Allah kemudian lalai dari membaca Al-Qur’an. Namun Allah mengingatkan agar terus membaca Al-Qur’an meski dari surah atau ayat yang mudah.

“Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwasanya kamu berdiri (sembahyang) kurang dari dua pertiga malam, atau seperdua malam atau sepertiganya dan (demikian pula) segolongan dari orang-orang yang bersama kamu. Dan Allah menetapkan ukuran malam dan siang. Allah mengetahui bahwa kamu sekali-kali tidak dapat menentukan batas-batas waktu-waktu itu, maka Dia memberi keringanan kepadamu, karena itu bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al-Qur’an. Dia mengetahui bahwa akan ada di antara kamu orang-orang yang sakit dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah; dan orang-orang yang lain lagi berperang di jalan Allah, maka bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al-Qur’an dan dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik. Dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh (balasan)nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya. Dan mohonlah ampunan kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Muzzammil:20)

3. Bersemangat mempelajari dan mendekat dengan Al-Qur’an

Tipe ketiga ini para pemburu rahmat Allah SWT karena Al-Qur’an. Mereka yang terus mencoba belajar Al-Qur’an meskipun sebagiannya belum mahir dalam membacanya. Karena itu semangatnya harus terus menyala dalam dada para pembelajar Al-Qur’an. Bahkan bagi mereka yang mau menyimak bacaan Al-Qur’an, Allah janjikan bagi mereka rahmat-Nya, apalagi bagi yang terus mempelajarinya. 

“Dan apabila dibacakan Al-Qur’an, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat.”  (QS. Al-A’raf:204)

Dikisahkan, ada seorang pemuda yang ingin menimba ilmu pada seorang guru. Sang guru kemudian meminta pemuda itu mengisi ember dengan keranjang kotor. Sang murid ini bergumam, “Mana mungkin bisa mengisi ember dengan keranjang yang berlubang?”

Namun demikian, ia tetap saja menjalankan perintah sang guru. Pemuda ini berlari dengan kencang mengambil air dengan keranjang dari sungai untuk diisikan ke ember. Sekali dua kali terus ia lakukan perintah gurunya, tapi tidak membuahkan hasil. Kemudian ia percepat larinya namun nol yang didapat. Sampai akhirnya ia kembali pada sang guru dan menyerah. Ia katakan bahwa sia-sia saja apa yang telah dilakukan.

Melihat hal itu, sang guru tersenyum dan berkata, “Wahai muridku, tidak ada yang sia-sia dari usahamu. Lihatlah keranjangmu tadi yang penuh dengan lumpur tapi sekarang bersih tidak ada kotoran sedikit pun.”

Begitulah analogi bagi mereka yang mau belajar Al-Qur’an, bisa jadi sudah berbulan-bulan belajar tapi belum juga lancar membaca Al-Qur’an. Jangan menyerah dan yakinilah bisa jadi dari setiap huruf yang kita lantunkan dengan terbata-bata itu Allah bersihkan dosa-dosa yang pernah kita lakukan, serta dilembutkan hati kita dan Allah turunkan rahmat-Nya.

4. Mencampakkan Al-Qur’an

Inilah golongan yang semoga kita terhindar darinya. Sampai Rasulullah s.a.w mengadukan penyakit ini kepada Allah. Berkatalah Rasul, “Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al-Qur’an ini mahjura.” (QS. Al Furqan:30)

Ibnul Qayyim menjelaskan bahwa sikap mahjura bisa berwujud dalam lima bentuk sebagai berikut:

  1. Tidak tekun mendengarkannya.
  2. Tidak mengindahkan halal dan haramnya walau dipercaya dan dibaca.
  3. Tidak menjadikannya rujukan dalam menetapkan hukum menyangkut prinsip-prinsip agama dan perinciannya.
  4. Tidak berupaya memikirkan dan memahami apa yang dikehendaki Allah yang menurunkannya.
  5. Tidak menjadikannya sebagai obat bagi penyakit-penyakit hati.

EH/Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *