Welas Asih: Jembatan Penghubung Langit dan Bumi

islamindonesia.id – “Bangunkan untukku jembatan antara langit dan bumi,” tuntut Raja pada suatu ketika.

Mendengar permintaan dan perintah Sang Raja, para penasihatnya pun terhenyak, tak kuasa bicara. Mereka berpikir keras: untuk membangun jembatan penghubung antara langit dan bumi, bahan apa saja yang mereka perlukan dan mesti segera ada? Batu, kayu, besi, atau bahan lainnya?

Akan tetapi, tetap saja tidak ada yang bisa memenuhi permintaan Raja. Mereka tak habis pikir: Bagaimana sebuah konstruksi material dapat menghubungkan alam duniawi dengan yang Ilahi?

Saat berjalan pulang, salah satu penasihat Raja melihat seorang pengemis yang tengah kedinginan dan lapar. Karena belas kasihan, dia memberikan jubahnya, sekaligus membelikannya makanan.

Tiba-tiba pengemis itu sambil berderai air mata berkata: “Terima kasih tak terhingga Tuan, doaku kepada Tuhan terkabul melaluimu. Anda telah menjadi seperti jembatan antara langit dan bumi bagiku.”

Penasihat Raja terhenyak. Merasa terinspirasi oleh jawaban si pengemis, dia bergegas kembali ke Istana dan menjelaskan apa yang dialaminya kepada Sang Raja.

“Tuanku, ternyata melalui tindakan welas asih dan kebaikan kita, kita bisa menjadi jembatan antara langit dan bumi. Saat kita menjangkau mereka yang membutuhkan, kita membawa cinta dan rahmat Ilahi ke alam duniawi kita. Jadi, kita sebagai manusia berfungsi sebagai saluran, sebagai saluran Rahmat Ilahi…”

Sang Raja, sejurus sangat terharu dan mengucapkan terima kasih karena telah diingatkan bahwa manusia dengan sikap welas asihnya dapat berperan seperti jembatan antara langit dan bumi.

Kemudian Kami jadikan kamu, seluruh manusia, sebagai pengganti-pengganti mereka untuk menjadi pemimpin di bumi setelah mereka binasa, untuk Kami lihat bagaimana kamu berbuat, kebaikan atau keburukan. Allah akan memberi pahala orang yang berbuat baik dan menghukum orang yang berbuat jahat. (Tafsir Surah Yunus ayat 14)

EH/Islam Indonesia