Satu Islam Untuk Semua

Wednesday, 17 June 2020

Tasawuf – Umat yang Tidak Menginginkan Surga dan Tidak Takut Neraka


islamindonesia.id – Umat yang Tidak Menginginkan Surga dan Tidak Takut Neraka

Ibnu Athaillah as-Sakandari dalam Kitab al-Hikam nomor hikmat ke-115, berkata:

Seharusnya terasa ringan kepedihan bala yang menimpamu, karena engkau mengetahui bahwa Allah yang mengujimu, maka Tuhan lah yang menimpakan kepadamu takdirnya itu. Dia pula yang telah biasa memberi kepadamu sebaik-baik apa yang dipilihkan untukmu (Dialah yang membiasakan kau merasakan sebaik-baik pilihannya [pemberiannya]).

Abu Ali Addaqqaq berkata, “Suatu tanda bahwa seseorang itu mendapat taufik kurnia Allah, ialah terpeliharanya iman (tauhid) di waktu menghadapi bala ujian bencana.”

وَعَسَىٰ أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu.” (QS al-Baqarah [2]: 216)

Abu Thalib al-Makki berkata, “Manusia tidak suka miskin, hina, dan penyakit, padahal itu semua mungkin baik baginya untuk bekal di akhirat. Sebaliknya ia suka kaya, sehat dan ternama, padahal semua itu bahaya di sisi Allah, dan buruk akibatnya.”

Al-Junaid meriwayatkan:

Ketika aku tidur di tempat Assariyu Saqathy, tiba-tiba aku dibangunkan, lalu dia berkata, “Ya Junaid, aku telah bermimpi seolah-olah berhadapan dengan Allah, lalu Allah berkata kepadaku, ‘Hai Sari, ketika Aku menjadikan makhluk maka semua mengaku cinta Kepada-Ku, kemudian Aku menciptakan Dunia, maka lari daripada-Ku sembilan puluh persen dan hanya tinggal sepuluh persen.

‘Kemudian Aku menciptakan Surga, maka lari daripada-Ku sembilan puluh persen dari sisanya itu, kemudian Aku menciptakan Neraka, maka lari daripada-Ku sembilan puluh persen dari sisanya itu, kemudian Aku turunkan bala, maka lari daripada-Ku sembilan puluh persen dari sisa-sisa itu.

‘Maka Aku berkata kepada sisanya yang tertinggal itu, ‘Dunia kalian tidak mau, Surga juga kalian tidak suka, Neraka kalian tidak takut, dari bala musibah juga kalian tidak lari, maka apakah keinginan kalian?’

‘Mereka menjawab, ‘Engkau telah mengetahui keinginan kami.’

 ‘Aku berkata, ‘Aku akan menjatuhkan kepada kalian bala yang tidak akan sanggup menanggungnya walau bukit yang besar. Sabarkah kalian?

‘Mereka menjawab, ‘Apabila Engkau yang menguji, maka terserahlah kepada-Mu (berbuatlah sekehendak-Mu).’ Maka mereka itulah hamba-Ku yang sebenarnya.’.”

PH/IslamIndonesia/Foto ilustrasi: boricentro.kwanumzen.es

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *