Satu Islam Untuk Semua

Monday, 10 April 2017

TASAWUF – Mereka yang Diberi Hidayah Khusus oleh Allah


islamindonesia.id – TASAWUF – Mereka yang Diberi Hidayah Khusus oleh Allah

 

“Dan Allah – yang mulia dengan segala asma-Nya – dalam waktu ke waktu dan dalam setiap masa, tak henti-hentinya berdialog dengan hamba-hamba-Nya dalam pikiran mereka dan berbicara dengan mereka dalam esensi akal mereka.”

Demikian kata Sayidina Ali bin Abi Thalib menyinggung manusia yang bijak dan sadar, yang meyakini agama dan mendambakan hakikat. Dalam hal ini Ali menyatakan:

“Allah Swt menjadikan mereka memiliki kelayakkan dan kemuliaan ini, bahwa Dia Swt berbicara dengan mereka melalui akal mereka, menerangi hati mereka dengan cahaya hidayah-Nya, dan memperlihatkan hakikat-hakikat kepada mereka.”

Dalam berbagai kajian filsafat Islam dan tasawuf misalnya, selain orang gila, semua manusia, termasuk penipu dan penjahat, memiliki akal dan daya pikir. Baik para reformis, kaum yang merdeka, maupun kaum perusak, pembuat senjata yang mengantarkan orang-orang tak berdosa pada kematian, mereka semua memanfaatkan daya pikir untuk mencapai tujuan mereka.

Perbedaannya ialah, dalam pola pemanfaatan pikiran (bagaimana mereka memanfaatkan karunia agung Tuhan ini). Allah Swt, berdasarkan pengaturan, petunjuk-Nya yang bijaksana, dan setelah pengujian manusia, memilih hamba-hamba-Nya yang saleh dan para kekasih-Nya, yang hatinya siap menerima kebenaran.

Nah, jika ditelusuri dalam kajian tasawuf lagi, Dia berbicara dengan mereka dalam lubuk hati dan dasar pikiran mereka. Allah Swt membantu mereka dalam mengambil keputusan yang benar dan diridhai-Nya. Dia selalu menambah pemahaman mereka, dan sesuai kapasitas wujudnya Dia membantu mencapai puncak-puncak kebahagiaan dan nasih yang baik.

Pada hakikatnya, Dia memegang pikiran dan daya manajemen mereka: “Dan orang-orang yang mendapat petunjuk Allah menambah petunjuk kepada mereka dan memberika kepada mereka (balasan) ketakwaannya. QS. Muhammad: 17.

Semua manusia mendapatkan hidayah utama Allah Swt. Namun, sebagian mereka memanfaatkan hidayah ini dan melewati perjalanan kesempurnaan manusia. Dengan demikian, Allah Swt menambah hidayah mereka.

Sebagian lainnya menyia-nyiakan taufik dan kelayakkan diberi petunjuk dan lebih cenderung pada kebutaan hati dan kesesatan.

“Dan adapun kaum Tsamud maka mereka telah Kami beri petunjuk tetapi mereka lebih menyukai buta (kesesatan) dari petunjuk itu, maka mereka disambar petir azab yang menghinakan disebabkan apa yang telah mereka kerjakan.” QS. Fushshilat: 17. []

 

YS/MY/ islam indonesia/ Zikir, 2008

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *