Satu Islam Untuk Semua

Friday, 12 June 2020

Tasawuf – Beda Cahaya Matahari dan Cahaya Hati


islamindonesia.id – Beda Cahaya Matahari dan Cahaya Hati

Ibnu Athaillah as-Sakandari dalam Kitab al-Hikam nomor hikmat ke-114, berkata:

Allah telah menerangi alam dengan cahaya makhluk-Nya, dan menerangi hati dengan nur (cahaya) sifat-Nya, maka karena itu terbenamnya cahaya alam tidak dapat membenamkan nur hati dan sir.

Seorang penyair berkata, “Sesungguhnya Matahari siang itu terbenam di waktu malam, tetapi Matahari hati tidak pernah terbenam.”

Sahl bin Abdullah ketika ditanya tentang makanan (qut) menjawab, “Huwa alhayyul ladzi laa yamut (Ia yang hidup dan tiada mati).”

Sang penanya berkata, “Aku tidak bertanya tentang makanan yang itu, tetapi makanan yang menegakkan (menguatkan).”

Dia menjawab, “Ilmu.”

Ketika ditanya, “Makanan sehari-hari yang lazim?”

Dia menjawab, “Dzikir.”

Sang penanya bertanya kembali, “Makanan jasmani?”

Dia menjawab, “Apa urusanmu dengan jasmani? Kembalikan kepada Pencipta awal, Dia yang akan mengurus selanjutnya. Jika ada kerusakan kembalikan kepada Sang Pencipta. Bukankah sudah lazim, jika ada suatu kerusakan, kembalikan (benda tersebut) kepada yang membuat untuk diperbaiki?”

Allah menerangi alam dengan nur Bulan, Bintang, dan Matahari yang mana semua itu adalah makhluk yang rusak dan berubah, tetapi Allah menerangi hati (sir) dengan nur ilmu dan marifat yang langsung dari sifat-sifat Allah, maka karenanya ia tidak dapat suram dan terbenam.

PH/IslamIndonesia/Foto utama: ArtzFolio/Amazon

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *