Satu Islam Untuk Semua

Monday, 05 October 2015

Tanda-tanda Kecintaan kepada Allah (2)


Ujian kelima adalah, ia akan bersikap tamak terhadap ‘uzlah untuk tujuan ibadah. Ia akan terus mendambakan datangnya malam agar bisa berhubungan dengan Sang Teman. Jika ia lebih menyukai bercakap-cakap di siang hari dan tidur di malam hari daripada ‘uzlah seperti itu, maka cintanya itu tidak sempurna. Allah berkata kepada Daud as.: “Jangan terlalu dekat dengan manusia, karena ada dua jenis orang yang menghalangi kehadiran-Ku: orang-orang yang bernafsu untuk mencari imbalan dan kemudian semangatnya mengendor ketika telah mendapatkannya, dan orang-orang yang lebih menyukai pikirannya sendiri daripada mengingatKu. Tanda-tanda ketidakhadiran-Ku adalah bahwa Aku meninggalkannya sendiri. 

Sejatinya, jika kecintaan kepada Allah benar-benar menguasai hati manusia, semua cinta kepada yang lain pun akan hilang. Alkisah, salah seorang dari Bani Israil mempunyai kebiasaan untuk beribadah di malam hari. Tapi ketika tahu bahwa seekor burung bisa bernyanyi dengan sangat merdu di atas sebatang pohon, ia pun mulai beribadah di bawah pohon itu agar dapat sekaligus menikmati nyanyian burung. Allah memerintahkan Daud untuk menemuinya dan menyampaikan pesan Ilahi: “Engkau telah mencampurkan kecintaan kepada seekor burung yang merdu dengan kecintaan kepada-Ku; maka tingkatanmu di kalangan para wali pun terendahkan.” Di pihak lain, beberapa orang telah mencintai Allah dengan kecintaan sedemikian rupa, sehingga ketika mereka sedang berkhidmat dalam ibadah, rumah-rumah mereka telah terbakar dan mereka tidak mengetahuinya. 

Ujian keenam adalah bahwa ibadah pun menjadi mudah bagi sang pecinta. Seorang wali berkata: “Selama 30 tahun pertama saya menjalankan ibadah malam dengan sudah payah, tapi tiga puluh tahun kemudian hal itu telah menjadi suatu kesenangan bagiku.” Jika kecintaan kepada Allah sudah sempurna, maka tak ada kebahagiaan yang bisa menandingi kebahagiaan beribadah. 

Ujian ketujuh adalah bahwa pencinta Allah akan mencintai orang-orang yang menaati-Nya, dan membenci orang-orang kafir dan orang-orang yang tidak taat, sebagaimana kata Alquran: “Mereka bersikap keras terhadap orang kafir dan berkasih sayang dengan sesamanya.” Nabi saw pernah bertanya kepada Allah: “Ya Allah, siapakah pencinta-pencintaMu?” Dan jawabannya pun datang: “Orang-orang yang berpegang erat-erat kepada-Ku sebagaimana seorang anak kepada ibunya; yang berlindung di dalam pengingatan kepada-Ku sebagaimana seekor burung mencari naungan pada sarangnya; dan akan sangat marah jika melihat perbuatan dosa sebagaimana seekor macan marah yang tidak takut kepada apa pun.”

MH/IslamIndonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *