Satu Islam Untuk Semua

Monday, 27 February 2017

RENUNGAN – Manusia Modern


islamindonesia.id – RENUNGAN – Manusia Modern

 

Manusia modern boleh jadi lebih pintar dan lebih maju dari umat manusia di zaman-zaman sebelumnya. Tapi, jangan-jangan, mereka justru lebih jahil dalam hal memberi makna kepada hidupnya.

Mungkin sebabnya adalah di zaman ini, terlalu banyak hal yang bisa menyimpangkan mereka dari menyadari kebutuhan sejati mereka sebagai manusia. Terlalu banyak hal yang dikira dapat menjadi pengganti bagi kebutuhan sejati itu. Padahal, ada beda jauh antara kebutuhan sejati – yang dapat menghasilkan ketentraman dan kebahagiaan – dengan kepuasan-sementara yang niscaya goyah.

Selama manusia gagal untuk menyadari kebutuhan sejati mereka, selama manusia masih kebingungan dalam membedakan sumber ketentraman abadi dari sekadar kepuasan sementara, sementara itu pula hidupnya akan terus menjadi perlombaan-perlombaan menumpuk harta, perlombaan meraih kekuasaan sebesar-besarnya, perlombaan meraih popularitas seluas-luasnya – yang tak akan pernah membawa mereka ke garis tujuan.

Yang terjadi justru, mereka siap mengorbankan segala-galanya demi tujuan-tujuan yang sebenarnya fatamorgana itu. Jadi, alih-alih menemukan apa yang mereka cari, merek malah makin bangkrut. Semua teah dikorbankan, tapi yang dicari tak ketemu juga.

Nah, mendapat cinta yang sejati – dari pasangan hidup, keluarga, sahabat, dan Tuhan – sesungguhnya adalah tujuan sejati setiap manusia. Inilah upaya yang bisa berhasil hanya jika dilakukan dengan cara yang seolah seperti bertentangan dengannya. Yakni memberikan cinta.

Memang, untuk mendapatkan cinta – inilah satu-satunya jalan – orang perlu memberikan cinta. Cinta hanya bisa diperoleh lewat mencinta. Mendapatkan cinta yang tulus, utuh, dan mengutuhkan seperti ini adalah satu-satunya tujuan yang layak memperoleh pengorbanan dari diri kita. Apa saja. Bahkan pun nyawa kita.

Karena memang, tanpa mendapatkan cinta sejati, hidup tak punya makna. Sedangkan hidup dengan cinta seperti ini akan mengabadikan diri kita, meski mungkin kita tak punya apa-apa, bahkan pun jika fisik kita sudah tak lagi ada di dunia fana ini. Karena, memang tak ada lagi makna hidup manusia kecuali meraih, dan memberi cinta, setulus-tulusnya.

 

Haidar Bagir (dalam buku Percikan Cinta dan Kebahagiaan)

 

YS/islamindonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *