Puisi Jalaluddin Rumi: Sang Pemberi yang Membutuhkan si Peminta-Minta
islamindonesia.id – Puisi Jalaluddin Rumi: Sang Pemberi yang Membutuhkan si Peminta-Minta
Seruan “Kemarilah, wahai pencari!” berbunyi bagaikan sebuah lonceng
“Kemurahan hati perlu untuk diminta juga.”
Ia mencari peminta-minta dan orang-orang yang lemah
Seperti halnya cermin bening yang dicari oleh gadis-gadis cantik:
Wajah yang cantik dapat ditampilkan oleh sebuah cermin,
Sebagaimana pengemis yang membuat kebaikan menjadi dikenal,
Dan demikian juga dalam ad-Duha, Allah berfirman
“Jangan menghardik, Muhammad, ketika pengemis itu meminta-minta!”
Karena pengemis mencerminkan rahmat kemurahan hatimu
Janganlah berbicara terlalu dekat (kencang) – karena engkau akan mengaburkan bayangan wajah di cermin.
Pengemis mengungkapkan kebaikan hati seseorang,
Dan yang telah memberi begitu banyak;
Demikianlah, pengemis dapat mencerminkan kemurahan hati Allah,
Bersama Allah mereka berubah menuju kebaikan murni,
Sementara sisanya hanyalah tubuh, tidak lebih,
Dan mereka tidak dapat masuk ke pintu istana Sang Raja.
Penjelasan:
Seperti halnya pengemis yang membutuhkan harta si pemberi, si pemberi juga membutuhkan pengemis. Jika si pengemis dapat bersabar, maka si pemberi akan mendatanginya. Sementara kesabaran adalah kesempurnaan bagi si pengemis, namun bagi si pemberi itu adalah kekurangan.
*Dikutip dari Dikutip dari Jalal al-Din Rumi, Masnavi, diterjemahkan oleh Jawid Mojadeddi (Oxford University Press: New York, 2004), hlm 169.
PH/IslamIndonesia/Foto utama: A Baluch beggar – “Dato obolum Belisario”. Foto karya Benjamin Simpson, 1879-1880.
Leave a Reply