Satu Islam Untuk Semua

Tuesday, 21 February 2023

Nasihat Ibrahim bin Adham kepada Ahli Maksiat


islamindonesia.id – Ibrahim bin Adham adalah sosok sufi dan ahli hikmah, yang suatu ketika didatangi seorang ahli maksiat. Kedatangan ahli maksiat tersebut bertujuan untuk mengutarakan keinginannya agar bisa lepas dari dunia hitam atau maksiat.

Ibrahim bin Adham memberikan resep kepada ahli maksiat tersebut. Resep ini berupa nasihat, lalu ia berkata: “Jika kamu dapat menerima lima syarat dan mampu melaksanakannya, maka tidak mengapa jika kamu meneruskan kesukaanmu berbuat maksiat.”

Ahli maksiat mulai keheranan dan penasaran, ia pun bertanya, “Apa syaratnya?”

“Pertama, jika ingin melakukan maksiat, janganlah kamu memakan rezeki yang diberikan Allah Swt,” ucap Ibrahim bin Adham.

“Lantas, saya harus makan dari mana? Bukankah semua yang ada di bumi merupakan rezeki dari Allah?” jawab si ahli maksiat.

Lalu ia berkata, “Kalau kamu sudah menyadarinya, masih pantaskah kamu memakan rezeki-Nya? Sedangkan kamu melanggar perintah-perintah-Nya.”

“Kemudian syarat kedua, kalau ingin bermaksiat kepada-Nya, maka jangan tinggal di bumi-Nya,” sambung Ibrahim bin Adham.

Ahli maksiat menjawab, “Kalau demikian, saya akan tinggal di mana? Bukankah semua bumi dan isinya ini kepunyaan Allah?”

Sang sufi bertutur, “Maka dari itu renungkanlah, apakah masih pantas kamu memakan rezeki-Nya dan tinggal di bumi-Nya, sedangkan kamu masih hendak melanggar perintah-Nya?”

“Ya, benar,” tutur si ahli maksiat.

“Syarat ketiga, kalau masih ingin juga bermaksiat, mau makan rezeki-Nya dan tingal di bumi-Nya, maka carilah suatu tempat yang tersembunyi dan tidak dilihat-Nya,” tutur Ibrahim bin Adham.

“Bagaimana mungkin Allah Swt tidak melihat kita?” tanya si ahli maksiat.

Sang ahli maksiat pun terdiam merenungkan petuah-petuah Ibrahim. Lalu ia kembali bertanya, “Baiklah, kini apa lagi syarat keempat?”

“Kalau malaikat datang hendak mencabut ruhmu, katakanlah, ‘Undurlah kematianku. Aku ingin bertaubat dan melakukan amal shalih’…,” jawab Ibrahim bin Adham.

“Bagaimana mungkin malaikat maut akan mengabulkan permintaanku itu?” timpal si ahli maksiat.

“Baiklah. Sekarang syarat kelimanya apa?” tanyanya lagi.

“Kalau malaikat Zabaniyah hendak membawamu ke neraka di hari kiamat, janganlah kamu mau ikut bersamanya!” lanjut Ibrahim bin Adham.

“Ya, jelas mereka (malaikat Zabaniyah) tidak mungkin membiarkan aku menolak kehendak-Nya.”

“Kalau demikian, jalan apa lagi yang dapat menyelamatkan dirimu?” tanya Ibrahim bin Adham.

“Cukuplah! Cukup! Jangan engkau teruskan lagi. Mulai detik ini aku beristighfar dan bertaubat kepada Allah,” ucap ahli maksiat dengan penuh penyesalan.

EH/Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *