Satu Islam Untuk Semua

Saturday, 31 October 2015

KISAH – Wudhu Batin Sebelum Shalat


Suatu hari Isham bin Yusuf mengunjungi rumah Hatim Al Asham, seorang alim dan berahlak mulia. Ketika perbincangan mereka memasuki tema ibadah, Isham bertanya: “Bagaimana Anda shalat?” 

“Jika tiba waktu shalat, saya segera berwudhu secara lahir dan batin,” jawab Hatim

“Apa perbedaan antara dua wudhu itu?” 

Sambil memperhatikan raut wajah Isham, Hatim mengatakan, “wudhu lahir adalah membasuh dan mengusap anggota tubuh tertentu dengan air. Sedangkan wudhu batin ialah membasuh jiwa dengan tujuh prilaku. Ketujuh prilaku itu ialah menyesali dosa-dosa masa lalu, bertaubat, melepaskan diri dari ketergantungan dunia, meninggalkan pujian dan penghormatan pada selain Allah, menjadikan jasadnya tunduk pada kehendak ruhani, membuang dendam kesumat, dan menyingkirkan kedengkian. Setelah itu, saya bersiap salat dengan memusatkan pandangan ke kiblat. Saya tampil sebagai pengemis yang papa seakan-akan Allah di hadapanku, surga di sebelah kananku, neraka dan Izrail di sebelah kiriku. Adapun titian Shirat berada di bawah telapak kakiku.”

Hatim melanjutkan, “Saya selalu merasa bahwa itulah shalatku yang terakhir. Setiap niat, takbir, Al Fatihah, dan bacaan shalat lainnya saya baca dengan seksama seraya merenungkan maknanya.  Saya pun rukuk dan bersujud dengan kerendahan hati. Saya lakukan tasyahud dengan penuh pengharapan dan saya ucapkan salam dengan penuh keikhalasan. Sejak tiga puluh tahun silam, saya berusaha melakukan salat dengan keadaan demikian.”

Isham terncengang mendengar penjelasan Hatim dan air matanya jatuh tanpa ia sadari. Ketika kembali ke rumahnya, Isham menumpahkan tangisannya sambil berdoa agar diberi kemampuan melakukan ibadah dengan khusyu sebagaimana yang diberikan pada Hatim.

 

Edy/ kppa/ IslamIndonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *