Satu Islam Untuk Semua

Tuesday, 14 July 2020

Empat Prinsip Taubat Menurut Imam Al-Ghazali


islamindonesia.id – Empat Prinsip Taubat Menurut Imam Al-Ghazali

Imam al-Ghazali dalam Kitab Ihya Ulum al-Din, Bab Taubat, berkata:

Taubat artinya adalah penyesalan atas sebuah dosa dengan berjanji untuk tidak melakukan keburukan yang sama lagi dan kembali kepada Allah. Pertaubatan adalah awal dalam kehidupan seseorang yang berniat untuk berjalan di jalan agama.

Ia adalah akar keberuntungan bagi mereka yang berhasil, langkah pertama seorang murid, kunci bimbingan menuju jalan yang lurus, alat pemurnian bagi mereka yang ingin mendekati Allah, dan hal yang paling disayangi oleh seluruh nabi.

Jadi, tidaklah mengherankan jika manusia melakukan dosa. Hazrat Adam memperkenalkan aturan pertaubatan dan dia bertaubat atas dosa yang dilakukannya di masa lalu.

Adalah penting bagi manusia untuk kembali kepada Allah dengan penyesalan setelah melakukan dosa. Dia yang melakukan perbuatan baik dekat dengan Allah dan dia yang selalu berbuat dosa dekat dengan Iblis. Dia yang melakukan perbuatan baik setelah melakukan dosa adalah manusia sejati.

Empat Prinsip Taubat

Sifat manusia bercampur dalam dua unsur. Setiap manusia memiliki sifat malaikat, sifat manusia, dan sifat iblis. Barangsiapa yang selalu berbuat dosa menjaga hubungannya dengan Iblis. Dia yang selalu berbuat baik selalu berhubungan dengan Malaikat.

Tidak ada yang bisa memberikan keselamatan bagi seseorang kecuali api pertaubatan. Jadi, penyesalan atau Taubat memiliki empat prinsip utama:

(1) Prinsip pertama adalah bentuk pertaubatan, batasannya, dan pengetahuannya. Adalah kewajiban bagi seseorang untuk bertaubat setelah melakukan dosa. Jika itu ikhlas, itu diterima.

(2) Prinsip kedua adalah untuk berpaling dari dosa, untuk mengetahui dosa besar dan kecil, untuk mengetahui kewajiban-kewajiban terhadap Allah dan manusia, untuk mengetahui kemajuan dan kemunduran manusia dalam kebajikan dan kejahatan, dan untuk mengetahui penyebab dari dosa kecil yang berbalik menjadi dosa besar.

(3) Prinsip ketiga adalah mengetahui kondisi taubat, mencari tahu dosa masa lalu, penebusan dosa, dan golongan orang-orang yang bertaubat.

(4) Prinsip keempat adalah mengetahui penyebab pertaubatan dan penyembuhan bagi orang yang kecanduan kebiasaan buruk.

*Dikutip dari Abu Hamid Muhammad al-Ghazali, Ihya Ulum al-Din Vol.4 (Karachi: Darul-Ishaat, 1993), hlm 7-8.

PH/IslamIndonesia/Foto utama: Semerkand Magazine

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *