Satu Islam Untuk Semua

Saturday, 14 January 2023

4 Puisi Cinta, Jalan Menuju Tuhan ala Syekh Abdul Qadir Jaelani


islamindonesia.id – Puisi cinta Syekh Abdul Qadir Jaelani terdapat dalam kitab karya beliau berjudul Futuhul Ghaib. Kitab Futuhul Ghaib diterjemahkan dalam beragam judul, namun yang lebih utama berarti ‘menyingkap rahasia-rahasia Ilahi’ atau ‘pembuka rahasia kegaiban’.

Kitab ini memuat 78 bunga rampai nasihat Syekh Abdul Qadir Jaelani. Terutama ajaran tentang cara mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Beragam topik dalam Futuhul Ghaib berupa puisi cinta Syekh Abdul Qadir Jaelani ini yang dapat dijadikan nasihat, renungan maupun muhasabah diri.

Berikut ini 4 diantara 78 isi nasihat Syekh Abdul Qadir Jaelani.

1. Tiga perkara

“Ada tiga perkara yang wajib diperhatikan oleh setiap Muslim di dalam setiap keadaan, yakni:  Pertama, melaksanakan segala perintah Allah SWT. Kedua, menjauhkan diri dari segala yang haram. Ketiga, ridha dengan hukum-hukum dan ketentuan Allah SWT.”

Ketiga perkara ini jangan sampai tidak ada pada diri seorang Muslim. Oleh karena itu seorang Mukmin harus memikirkan perkara ini, bertanya kepada dirinya tentang perkara dan anggota tubuhnya melakukan perkara ini.

2. Saling mencintai antarsesama

Ikutilah dengan ikhlas jalan yang telah ditempuh oleh Nabi Muhammad s.a.w dan janganlah mengubah jalan itu. Patuhlah kepada Allah SWT dan Rasul-Nya, dan jangan sekali-kali berbuat durhaka.

Bertauhidlah kepada Allah SWT dan jangan menyekutukan-Nya. Allah SWT itu Mahasuci dan tidak memiliki sifat-sifat tercela atau memiliki kekurangan. Bersabarlah dan berpegang teguhlah kepada-Nya. Bersatu padulah dalam menaati Allah SWT dan janganlah berpecah-belah.

Saling mencintailah di antara sesama dan janganlah saling mendengki. Hindarkanlah diri dari segala noda dan dosa. Janganlah menjauhkan diri kepada Allah SWT dan janganlah lupa kepada-Nya. Janganlah lalai untuk bertaubat kepada-Nya dan kembali kepada-Nya.

Janganlah jemu untuk memohon ampun kepada Allah SWT pada siang dan malam hari. Mudah-mudahan kami diberi rahmat dan dilindungi oleh-Nya dari musibah dan azab neraka, diberi kehidupan bahagia di dalam surga, bersaatu dengan Allah SWT dan diberi kenikmatan.

Kamu akan menikmati kebahagiaan dan kesentausaan yang abadi di surga bersama para nabi, orang-orang shiddiq, para syuhada dan orang-orang saleh. Kamu akan hidu kekal di dalam surga itu untuk selama-lamanya.

3. Perkara cinta

Tidakkah kamu mengetahui bahwa Dia itu Satu dan bahwa Yang Satu itu menyukai kesatuan di dalam perkara cinta dan menyayangi orang yang cintanya hanya satu, yaitu kepada Dia?

Jika kamu dibawa untuk dekat kepada-Nya melalui selain Dia, maka cintamu kepada-Nya itu akan ternoda dan tidak lagi satu. Sebab, kadangkala terlintas di dalam pikiranmu bahwa kamu bisa mendapatkan karunia dan keberkatan itu lantaran melalui selain Dia itu.

Akhirnya, cintamu kepada Allah akan tercacat. Allah Yang Mahabesar cemburu kepadamu, karena kamu telah menyekutukan cintamu kepada-Nya dengan cintamu kepada yang selain Dia.

Oleh karena itu, Dia menahan tangan orang lain untuk menolongmu, menahan lidah mereka untuk memuji kamu dan menahan kaki mereka untuk melangkah menuju kamu, agar dengan demikian mereka tidak dapat memalingkan kamu dari Dia sendiri.

Nabi Muhammad s.a.w bersabda, “Hati itu telah dijadikan sedemikian rupa, sehingga seseorang itu terpaksa mencintai orang yang memberi kebaikan dan membenci orang yang memberi mudharat kepada dirinya.”

4. Cintailah orang yang mencintai kamu

Janganlah kamu bersikap kurang sopan. Lihatlah orang yang melihat kamu. Jagalah orang yang menjaga kamu. Cintailah orang yang mencintai kamu.

Jawablah orang yang memanggilmu. Peganglah tangan orang yang memegangmu dari jatuh tersungkur, yang membawamu keluar dari gelapnya kejahilan, yang menyelamatkanmu dari kebinasaan, yang membersihkan kotoran-kotoranmu, yang mengeluarkanmu dari kehinaan, yang melepaskanmu dari cengkeraman hawa nafsu iblismu dan yang mengasingkan dirimu dari teman-temanmu yang jahil dan menghalangimu untuk menuju Allah.

Berapa laMakkah kamu akan tetap tinggal bersama hawa nafsu kebinatanganmu, bersama makhluk, bersama kehendak dan keinginanmu, bersama keingkaranmu, bersama kehidupan dunia dan akhiratmu serta bersama apa saja selain Allah?

Mengapa kamu menjauh dari Pencipta makhluk dan yang mewujudkan segalanya, Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Zahir dan Yang Batin, tempat kembali dan tempat bermula segala sesuatu, yang memiliki hati dan kedamaian jiwa, yang meringankan beban, yang memberi karunia dan yang memberi rahmat dan nikmat?

Demikianlah sekilas puisi cinta Syekh Abdul Qadir Jaelani yang patut dijadikan bahan renungan dan muhasabah diri, agar kita senantiasa menjadi hamba yang senantiasa mengharap ridha-Nya.

EH/Islam Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *