Satu Islam Untuk Semua

Wednesday, 06 January 2021

17 Nasihat Cinta dari Haji Sahib Waris Ali Shah


islamindonesia.id – 17 Nasihat Cinta dari Haji Sahib Waris Ali Shah

Waris Ali Shah, atau juga dikenal dengan panggilan Haji Sahib, adalah seorang sufi ternama kelahiran Deva Sharif, Bara Banki, India, pada tahun 1822 M.

Dia berasal dari keluarga Sayyid Hussaini (keturunan Nabi Muhammad saw dari jalur Imam Husain bin Ali) yang terkenal akan kesalehan, ketaatan, dan ilmu mereka. Haji Sahib adalah generasi ke-25 dari Imam Husain yang tinggal di Deva-Sharif. Dia adalah keturunan langsung dari Imam Musa Kazhim.

Meski Haji Sahib berasal dari Tarekat Qadiriyyah dan Chishtiyyah, dia dikenal memiliki pandangan yang liberal karena membebaskan pengikutnya untuk mengikuti keyakinan lama mereka.

Beberapa tokoh Barat yang diketahui pernah menjadi muridnya adalah Pangeran Otto von Bismarck dari Jerman dan Putri Anastasia dari keluarga Tsar di Rusia.

Kini, kompleks pemakaman Haji Sahib beserta keluarganya di Deva-Sharif, setiap tahunnya dalam rangka memperingati kematian Qurban Ali Shah, ayah dari Haji Sahib, selalu dikunjungi jutaan masyarakat Muslim dan Hindu.

Tradisi memperingati kematian Qurban Ali Shah ini diperkenalkan oleh Haji Sahib sendiri. Masyarakat India menyebut festival tahunan ini dengan sebuatan Dewa Mela.

Berikut ini adalah 17 nasihat tentang cinta dan Tuhan dari Haji Sahib:

1. Cinta ilahi tidak bisa diraih. Itu adalah anugerah Tuhan.

2. Tidak ada metode dalam cinta.

3. Dalam cinta, jarak tidaklah dihitung. Jika engkau mencintaiku, aku bersamamu bahkan jika engkau berada pada jarak ribuan mil.

4. Cinta itu sama dengan keyakinan.

5. Cinta Tuhan mengubah ketidakpercayaan menjadi keyakinan.

6. Alam semesta diperintah menurut perasaan para pencinta Tuhan.

7. Janganlah membawa keinginanmu ke hadapan Tuhan bahkan jika engkau kelaparan, karena Dia tahu segalanya.

8. Keduniawian sejati adalah lupa akan Tuhan.

9. Seorang faqir sejati tidak pernah kekurangan.

10. Keberadaan selalu sama.

11. Percayalah pada Tuhan. Jika engkau benar-benar bersandar kepada-Nya, engkau tidak perlu khawatir tentang kebutuhan harianmu.

12. Keyakinan harus terbebas dari keraguan.

13. Tiada nafas yang berhembus tanpa mengingat Tuhan.

14. Tidak ada gunanya ziarah ke Kabah bagi mereka yang tidak bisa melihat Tuhan di sini.

15. Tuhan yang sama dapat ditemukan di masjid, gereja, dan pagoda.

16. Tuhan tidak tinggal di langit. Dia ada di mana-mana. Seseorang yang tidak bisa melihat Tuhan di dunia ini adalah buta.

17. Jika cintamu sejati, engkau dapat melihat Tuhan, karena engkau tidak dapat mencintai tanpa melihat.

*Dikutip dari N. Hanif, Biographical Encyclopaedia of Sufis Central Asia and Middle East (Sarup & Sons: New Delhi, 2002), hlm 71-73.

PH/IslamIndonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *