Satu Islam Untuk Semua

Thursday, 23 July 2020

Sarah al-Amiri, Wanita Muda di Balik Kesuksesan Misi UEA ke Mars


islamindonesia.id – Sarah al-Amiri, Wanita Muda di Balik Kesuksesan Misi UEA ke Mars

Sewaktu berusia 12 tahun Sarah al-Amiri melihat foto Galaksi Andromeda dan bermimpi untuk dapat menjelajahinya. Tinggal di wilayah Timur Tengah yang penuh dengan kekacauan, tidak pernah terpikir olehnya waktu itu bahwa dia akan memimpin negaranya untuk menembus stratosfer Bumi dan menuju Mars.

Dalam lima tahun terakhir ini, Uni Emirat Arab (UEA) telah berupaya untuk meningkatkan kemampuan sains dan teknologi mereka.

Pada tahun 2017, mereka memperkenalkan Kementerian Kecerdasan Buatan (Minister of Artificial Intelligence) pertama di dunia yang mempelopori upaya negara Teluk dalam pembelajaran tentang mesin dan teknologi mutakhir lainnya.

Pada tahun itu juga, mereka meminta seorang insinyur muda Emirat, Sarah al-Amiri, untuk memimpin usaha negara itu menembus luar angkasa, sebuah bidang yang hanya mendapat perhatian kecil di wilayah Timur Tengah.

“Kami adalah negara baru yang terlambat bersaing dalam perspektif global,” kata al-Amiri kepada jurnal ilmiah Inggris Nature pada awal bulan ini. “Wajar bagi orang-orang untuk untuk menganggap bahwa ini hal gila,” tambahnya, merujuk pada misi Mars UEA, yang diluncurkan 20 Juli.

Galaksi Andromeda yang menjadi sumber inspirasi al-Amiri. Foto: Nasa

Meskipun al-Amiri awalnya mulai bekerja sebagai insinyur komputer, dia kemudian pindah ke bidang teknologi luar angkasa di Emirates Institute for Advanced Science and Technology, di mana dia menggarap satelit pertama UEA. Baginya, itu adalah mimpi yang menjadi kenyataan.

“Sebagai seorang wanita muda, pada usia 12 tahun, saya melihat gambar Galaksi Andromeda, galaksi terdekat dari Bima Sakti kita,” kata al-Amiri saat acara TEDx Talk 2017 di Dubai, dia menambahkan bahwa gambar itu telah memotivasinya untuk belajar sebanyak yang dia bisa tentang ruang angkasa.

“Mereka mengatakan kepada saya bahwa mereka bekerja di sektor luar angkasa, dan saya punya mimpi, maka jadilah.”

Dari sana, dia lalu ditunjuk menjadi kepala Dewan Sains Emirat pada tahun 2016, dan setahun kemudian pemerintah memintanya untuk memimpin kementerian baru untuk mengembangkan sains tingkat tinggi.

Kini, pada usianya yang ke 33, dia telah menjadi Deputi Manajer proyek dan sains yang bertugas untuk memimpin misi ke Mars. Misi ini disebut al-Amal, yang dalam bahasa Arab berarti “harapan”.

“Misi ini disebut ‘harapan’ karena kami berkontribusi pada pemahaman global tentang sebuah planet,” katanya. “Kita akan melewati dan melampaui kekacauan yang sekarang mendefinisikan wilayah kita (Timur Tengah) dan menjadi kontributor positif bagi sains.”

Demi Kepentingan Pengetahuan Manusia

Misi ini juga telah mendobrak norma-norma sosial. Menurut Nature, jumlah wanita yang terlibat di dalam misi ini sebanyak 34 persen dan di dalam tim sainsnya sebanyak 80 persen, jumlah ini jauh lebih tinggi ketimbang tenaga kerja wanita UEA yang hanya 28 persen.

Al-Amiri berharap untuk dapat meningkatkan angka-angka itu dengan memperluas keterlibatan pemuda Emirat di bidang sains, teknologi, teknik, dan matematika.

“Sains bagi saya adalah bentuk kolaborasi yang paling internasional,” kata al-Amiri. “Ini tidak ada habis-habisnya, ini melampaui batas-batas dan dijalankan oleh semangat individu untuk kepentingan pengetahuan manusia.”

Berbagai misi ke Mars dari tahun ke tahun. Infografis: DW

Lebih dari Sekadar Tentang Luar Angkasa

Tapi portofolio al-Amiri tidak terbatas pada misi luar angkasa saja.

Sebagai menteri sains tingkat tinggi, tugas al-Amiri termasuk “meningkatkan kontribusi sains tingkat tinggi untuk pengembangan UEA dan ekonominya.”

“Ketika Anda berbicara tentang ekonomi UEA dalam 30 tahun ke depan, salah satu fondasinya adalah sains dan teknologi karena Anda ingin memiliki ekonomi yang didasarkan pada pengetahuan – (yaitu) pengetahuan tentang produksi, pemanfaatan pengetahuan, dan penciptaan aset tak berwujud,” kata al-Amiri kepada Kantor Berita resmi Emirat pada hari Senin (19/7).

“Begitulah cara ekonomi yang paling berkelanjutan bekerja di seluruh dunia,” pungkasnya.

PH/Foto utama: ebiopic/Sumber berita: DW

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *